Anak adalah cerminan diri orangtua. Tidak hanya kondisi biologis, kondisi psikis juga dapat menurun pada anak. Bagaimana cara mengenali diri untuk mendidik anak?
Wartapilihan.com, Jakarta –Clara Handayani Salombe sebagai psikolog klinis dewasa menjelaskan, interaksi orangtua dengan anaknya merupakan cerminan orangtua berinteraksi dengan dirinya sendiri. Masing-masing orangtua memiliki pola asuh yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalu, luka di masa lalu, juga hal-hal yang belum selesai di dalam diri.
“Latar belakang budaya dan kondisi sosial ekonomi kita akan mempengaruhi bagaimana pola asuh kita. Apakah kita berasal dari lingkungan yang konservatif? Terbuka? Religius? Liberal? Maka hal-hal ini juga yang akan menjadi nilai-nilai yang anda gunakan untuk membesarkan anak anda. Anda dibesarkan dan meresapi bahwa inilah nilai-nilai terbaik bagi hidup seseorang sehingga anda membagi dan menanamkannya kepada anak-anak anda,” ungkap Clara, dalam Grup WhatsApp Forum Anak Pintar, Kamis, (28/9/2017).
Menurut Clara, orang dengan latar belakang sosial ekonomi menengah ke bawah dengan keterbatasan ekonominya akan cenderung lebih “ketat” menekankan disiplin kepada anak dibandingkan dengan orang sosial ekonomi yang lebih baik. “Mereka tidak mentoleransi ketidakgagalan dengan sumber daya terbatas yang dimiliki,” ujar Clara.
Ia menambahkan, orangtua yang dulu turut membesarkan pribadi kita akan berpengaruh besar. Pasalnya, ada yang dijadikan panutan sehingga direplikasi ketika mereka mendidik anak. “Ada yang menjadikannya “contoh salah” sehingga menerapkan hal sebaliknya dari yang orang tua kita lakukan, ada juga yang mengambil tengah-tengahnya, ada hal yang dianggap tepat sehingga dicontoh tetapi ada juga hal-hal yang dianggap salah sehingga tidak dipakai atau diterapkan lagi dalam pola asuh kepada anak-anaknya,” tutur Clara.
Founder lembaga Berawal Dari Rumah (BDR) ini menjelaskan, penting untuk memahami bagaimana pribadi diri untuk melihat dampak perlakuan pada anak. Secara ideal, orangtua mampu memahami dirinya-sendiri terlebih dahulu sebelum memiliki pasangan, juga sebelum menjadi orangtua. Agar dengan memahaminya, calon orangtua dapat selesaikan dulu masalah dirinya. Ketika masalah diri sudah selesai, maka anak akan dapat diasuh dengan lebih baik dan berkualitas.
“Yang menariknya, bagaimana kita memahami kepribadian kita itu akan mempengaruhi juga bagaimana bisa dengan baik menjalankan peran sebagai orang tua tanpa ‘memindahkan’ beban diri kita atau kekurangan karakter kita kepada anak.”
Sembilan Jenis Kepribadian Orangtua
Clara mencoba menerangkan berbagai tipe kepribadian orangtua dengan gunakan sistem enagram. Tetapi, Clara menekankan, karena bentuknya segi sembilan, orangtua bisa miliki tipe kepribadian yang sama tetapi kepribadian yang tidak serupa. Karena, menurut dia, satu tipe kepribadian dapat dipengaruhi tipe kepribadian lainnya dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Adapun sembilan tipe kepribadian orangtua ialah, (1) perfeksionis, (2) penolong, (3) pengejar prestasi, (4) romantis, (5) pengamat, (6) pencemas, (7) petualang, (8) pejuang, (9) pendamai.
“Membaca tipe-tipe di atas apakah anda sudah menemukan yang termasuk yang manakah tipe kepribadian yang manakah anda? Mungkin tidak mudah, ya. Untuk itu biasanya kita akan dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih detail,” ucap Clara.
Maka dari itu, mencoba mengenali diri merupakan salah satu upaya untuk melihat masalah yang paling mungkin timbul dalam pola asuh terhadap anak. Maka itu, Clara berharap, sebagai orangtua mampu untuk kuatkan perannya sebagai orangtua.
“Ini semata-mata karena kita sedang sama-sama belajar menemukenali masalah pengasuhan yang mungkin timbul dari karakter kita. Tetapi tentu saja kelebihan-kelebihan dari tiap tipe kepribadian ini akan menguatkan peran kita sebagai orang tua,” tandas Clara.
Untuk diketahui, Forum Anak Pintar merupakan forum diskusi para psikolog ahli dan orangtua yang bergabung untuk saling berbagi ilmu dan cerita dalam rangka memberikan pola asuh terbaik untuk anak. Grup WhatsApp ini sudah beranggotakan kurang dari 300 orang yang berasal dari seluruh Indonesia.
Eveline Ramadhini