Di era serba instan ini, mengasuh anak kadang bukan lagi prioritas utama bagi orangtua. Padahal, betapa pentingnya pola asuh yang akan berdampak pada masa depan mereka.
Wartapilihan.com, Jakarta –Elly Risman sebagai pakar parenting menjelaskan, banyak terjadi kesalahan dalam pengasuhan di jaman modern ini, yakni di antaranya lupa meluangkan waktu dan memberi perhatian yang cukup; padahal orangtua tahu dampak negatif jika diasuh oleh pembantunya. Maka, orangtua, menurut dia, perlu untuk mencintai anaknya sepenuh hati, karena dengan demikian peluang anak untuk sukses semakin besar.
“Ternyata kata ahli jiwa yg terkenal Sigmund Freud itu, seorang Ibu yang mencintai anaknya sepenuh hati akan membuat anak memiliki peluang besar untuk sukses! Semakin Ibu yakin bahwa anaknya dapat melakukan sesuatu, semakin berkembang kemampuan anak di kemudian hari,” ujar Elly, dalam akun Facebook Yayasan Kita dan Buah Hati, Kamis, (28/9/2017).
Kegagalan pertama dan utama untuk dilakukan adalah abai dalam menjalin hubungan emosi yang erat dengan anak dengan tidak memenuhi waktu dan perhatian yang mereka butuhkan. “Kita sering lupa bahwa anak adalah titipan ilahi, amanah dari Allah. Kota menggunakan waktu selalu untuk mengejar impian. Akhirnya anak tidak mendapat perhatian yang dia butuhkan,” lanjut dia.
Kedua, pengasuhan yang terus-menerus yang bukan dilakukan orangtua akan menimbulkan gangguan hubungan antara orangtua dan anak. Lebih dari itu, orang yang dititipkan anak memiliki perbedaan budaya dan kelas sosial, juga kadang kurang berpendidikan. “Darimana pembantu tahu kaidah mengasuh anak? Kalau dia pun belum memiliki anak dan tidak tamat sekolah pula,” tanya Elly.
Kalaupun mendapatkan pengasuh yang baik, anak akan terbiasa dengan ‘Si mbak’ dan akan merasa kehilangan jika tidak bersamanya. “Misal, anak bilang, Mbak-lah yang ada ketika aku susah dan ketika aku gembira. Bagaimana mungkin aku lebih dekat dengan orang tuaku dari pada dia?”
“Bayangkan kehidupan emosi anak yang tumbuh dan berkembang setiap hari, dengan pengasuhan ditangan tokoh pengganti yang demikian? Bagaimana kalau pengasuhnya keras, kejam, bully, kekerasan seksual? Berapa banyak hal ini terjadi dan sudah berapa lama?”
Maka dari itu, Elly menekankan agar bisa memberikan waktu dan perhatian pada anak; jadikan setiap pertemuan berkualitas antara orangtua dan anak. Pasalnya, harta belum tentu membawa bahagia; kenikmatan yang diberikannya di kemudian hari jauh lebih dahsyat dari sekedar harta.
“Yuk, Ayah Bunda, kita asuh dan besarkan anak kita, menjadi anak yang sehat, tangguh, taqwa dan bahagia!” Tutup dia.
Eveline Ramadhini