Wartapilihan.com, Jakarta – Tokoh Muda Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak pantas untuk memimpin Ibukota Indonesia yaitu DKI Jakarta. Hal itu disampaikan dalam talkshow akhir pekan terhangat, Polemik, yang diselenggarakan SINDOTRIJAYA FM di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (1/4).
“Saya berada di Golkar, saya tokoh muda Golkar tapi saya tidak akan melakukan negative campaign atau black campaign, yang perlu saya jelaskan disini Ahok itu tidak pantas untuk memimpin Jakarta, semua hancur gara-gara Ahok. Ahok itu distractor system ,” tegas Doli Kurnia.
Ia menekankan, bahwa karakter tegas seorang pemimpin bukan berarti keras, sering mengklaim prestasi dan sering membuat kegaduhan bahkan perlakuannya sangat inkonstitusional.
“Bicara prestasi tidak ada prestasi. Banjir masih ada, macet masih ada. Munculnya fenomena Ahok itu merusak tatanan nilai, hukum dan undang-undang. Bayangkan, aparatur negara yang sudah disumpah janjinya, berani melanggar undang-undang karena seorang Ahok,” lanjutnya.
Ia mengatakan dalam kompetisi politik, negative tidak bisa dihindari termasuk black campaign. “Dulu tidak pernah ada tuh di Medsos hina menghina soal agama. Tapi sekarang ada karena seorang Ahok,” terangnya.
Selain itu, tokoh muda Golkar ini mengomentari pernyataan Emmy Hafild, Tim sukses Ahok Djarot yang mengatakan, Ahok itu distractor sistem Pemda yang koruptif, kolutif, nepotisme dan tidak berorientasi pada pelayanan. Ahok memiliki pembangunan sistem yang bersih, bebas, transparan dan berorientasi pada pelayanan.
“Bagaimana bisa Ahok disebut perusak sistem koruptif kalo reklamasi, sumber waras tidak diusut tuntas. Padahal disana sudah jelas BPK menemukan kerugian negara dan itu merupakan korupsi yang nyata. Ia inilah perusak nilai, perusak tatanan hukum negara,” tandasnya.
Doli berharap, pada Pilkada putaran kedua mendatang masyarakat dapat objektif, bebas membawa preferensi apa saja termasuk agama dan memilih pemimpin yang santun, bersih dan amanah.
“Kita membutuhkan figur yang bersih, bukan pura-pura bersih, punya prestasi bukan perusak prestasi dengan cara mengklaim dan menjelekkan gubernur dulu, yang santun dan bukan perusak sistem,” tutupnya. I
Reporter: Ahmad Zuhdi