Stephanie Luce: Pendidikan Memburuk di Era Trump

by
Profesor Stephanie Luce bersama penerjemah di UI, Selasa (14/2). Foto: istimewa

 

 

Wartapilihan.com, Depok – Profesor Stephanie Luce pakar perburuhan di Murphy Institute, City University of New York (CUNY) menerangkan kondisi pendidikan di Amerika Serikat kian memburuk sejak Trump menjadi Presiden.

Menurut Luce, terjadi lesenjangan sosial yang tinggi di Amerika Serikat karena sebagian kecil masyarakat mendapatkan sekolah yang bagus dan mengajarkan pendidikan yang kritis, namun pendidikannya berorientasi industrialis.

“Di era Trump, Menteri Pendidikan berasal dari golongan konservatif. Skema yang dijalankan mulai dari privatisasi, pengekangan guru, pengambilan uang dana publik untuk sekolah-sekolah konservatif serta mendorong penerapan kurikulum pendidikan yang kreasionis dan dogmatis, kebijakan yang diambil sangat anti terhadap serikat guru dan memperburuk keadaan guru,” papar Luce, di Coffee Toffee Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia kemarin (14/2).

Diskusi ini diselenggarakan oleh Front Mahasiswa Nasional Universitas Indonesia (FMN UI) sejak pukul 14.00 WIB yang membahas mengenai kondisi terkini pergerakan mahasiswa dan dosen di Amerika Serikat. Luce menjelaskan bahwa berbagai kebijakan tersebut berdampak pada mahasiswa di luar negeri yang kesulitan untuk kembali ke negaranya.

“Dampak terkininya, selain kependidikan juga berdampak pada mahasiswa diluar negeri susah untuk pulang  dan di CUNW (The City of University of New York). Banyak imigran yang terancam deportasi,” perempuan yang mengkaji globalisasi ini menjelaskan.

Penulis buku Fighting for a Living Wage ini juga menjelaskan situasi gerakan mahasiswa saat ini selalu naik turun sebab biaya pendidikan yang mulai melonjak. Akibatnya, banyak mahasiswa yang terpaksa bekerja paruh waktu.

“Situasi ini mencegah mereka untuk bergerak,” ujar pakar buruh ini.

Kejadian ini juga berdampak pada mahasiswa yang turut menjadi aktivis buruh. Menurut Luce, ada tiga pergerakan besar di Amerika Serikat, yaitu (1) Black life mattrus, anti rasisme terhadap orang kulit hitam, (2) Gender issue, yang menyoroti tentang kekerasan seksual di kampus, dan (3) Immigrant movement the dreams, yakni membela tentang hak mahasiswa kelahiran AS yang orang tuanya bukan pemilik green card.

Profesor studi buruh ini menjabarkan, Trump tengah menggodok peraturan untuk memberangus serikat guru dan pengaturan kurikulum dengan standarisasi metode pendidikan yang lebih berorientasi pada profit. Maka gerakan-gerakan yang digencarkan adalah komersialisasi dan privatisasi pendidikan yang berusaha merubah kampus negeri menjadi kampus swasta.

“Hal tersebut yang mendorong kami untuk menuntut pendidikan gratis untuk semua. Karena pendanaan di Amerika cukup banyak yang ditujukan kepada sektor lain terutama sektor militer,” tukas Luce.

Hal lain yang disayangkan oleh Luce ialah mengenai kriminalisasi aktivis. Ia menuturkan bahwa kriminalisasi ini juga bermuatan rasis.

“Kriminalisasi terjadi terhadap aktivis. Kriminalisasi ini juga mengandung unsur rasis, terutama pada orang negro dan latin. Upaya pemerintah untuk mengkriminalisasi ini juga belajar dari praktek kriminalisasi di negara-negara lain,” paparnya.

Reporter: Eveline Ramadhini

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *