Wartapilihan.com, Islandia – Seorang guru asal Inggris yang sedang berkaryawisata bersama 39 siswa dengan penerbangan dari Islandia ke New York tampak sangat syok. Pasalnya, ia dilarang memasuki Amerika Serikat.
“Saat saya keluar dari pesawat, saya menatap anak-anak dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Anak-anak tampak mereka tidak bisa percaya apa yang terjadi. Ini adalah ketika saya merasa seperti aku adalah seorang kriminal,” Juhel Miah, seorang guru matematika di Llangatwg Comprehensive School di Wales mengatakan kepada CNN.
“Semuanya berawal ketika saya bertemu dengan seorang petugas. Saya memberinya paspor saya. Nama pertama saya adalah Mohammad. Ia langsung menatap saya dan berkata ‘Anda telah dipilih secara acak untuk pemeriksaan keamanan’,” kata Miah.
Setelah pencarian singkat, Miah diizinkan naik ke pesawat. Tapi tak lama setelah itu, ia diberitahu ia telah ditolak masuk ke AS dan tidak akan dapat melakukan perjalanan.
“Saya bertanya atas dasar apa akses saya ditolak. Saya punya ESTA dan visa [pengunjung AS], saya memiliki paspor Inggris, saya telah memenuhi semua persyaratan. Ia tidak memberi saya jawaban,” katanya.
Maskapai Icelandair mengatakan kepada CNN, “Kami menolak membawa Tuan Miah berdasarkan rekomendasi dari Bea Cukai dan Badan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat.”
Perjalanan sekolah tetap dilanjutkan, tetapi pelarangan seorang guru pada sebuh penerbangan membuat siswa “terkejut dan tertekan”, kata pihak sekolah dalam sebuah pernyataan.
Para siswa, berusia 12-15, kembali dari Amerika Serikat pada hari Senin. Miah kembali ke Inggris hari berikutnya.
Dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, Carwyn Jones, Menteri Pertama Wales, mengatakan insiden itu tampaknya “tindakan diskriminasi terhadap pemegang paspor Inggris, dan ia meminta Johnson untuk mencari penjelasan dari otoritas Amerika Serikat.
Jones mengatakan, insiden itu tampaknya bertentangan dengan anjuran Departemen Luar Negeri untuk warga negara Inggris yang bepergian ke Amerika Serikat dan pernyataan yang dibuat oleh Johnson.
Sehari setelah larangan perjalanan yang dikeluarkan Presiden Donald Trump pada 27 Januari, Johnson mengatakan kepada House of Commons, “Kami telah menerima jaminan dari Kedubes AS bahwa perintah eksekutif ini tidak akan membuat perbedaan untuk setiap pemegang paspor Inggris, terlepas dari negara mereka dari kelahiran atau apakah mereka memegang paspor lain.”
Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diberikan, “Kami memberikan dukungan kepada seorang pria Inggris yang dicegah naik pesawat di Reykjavik.” Namun, tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Dewan Muslim Wales mengatakan, ia “sangat terganggu” oleh insiden tersebut.
Reporter: Moedja Azim