Wartapilihan.com, Jakarta – Salah satu evaluasi gelaran Pilkada DKI Jakarta putaran pertama adalah terjadinya pemaksaan kehendak disertai intimidasi oleh segerombolan orang kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Aksi-aksi premanisme seperti diharapkan tidak terjadi lagi pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta yang akan berlangsung pada 19 April 2017.
Untuk itu, para jawara dan pengacara yang berkolaborasi dalam wadah bernama ‘Bang Japar’ akan ikut membantu mengawasi TPS agar aksi-aksi pemaksaan kehendak dan premanisme tidak terjadi lagi pada hari pencoblosan nanti.
Gerakan Bang Japar ini merupakan salah satu program dari komunitas bernama Forum Indonesia. Salah satu inisiator Bang Japar yang juga Senator Jakarta, Fahira Idris, mengungkapkan, Bang Japar merupakan akronim dari Kebangkitan Jawara dan Pengacara yang resah melihat begitu arogansi sejumlah orang yang mengintimidasi petugas KPPS. Seolah-olah mereka paling berkuasa dan paham hukum.
“Para jawara dan pengacara ini sepakat bahwa premanisme seperti ini harus dilawan secara elegan dan beradab. Untuk itu, Bang Japar nanti akan ikut mengawasi TPS. Poinnya, Bang Japar tidak ingin aksi-aksi seperti yang dilakukan ‘Iwan Kotak-Kotak’ terjadi lagi,” ujar Fahira Idris dalam siaran pers yang diterima Warta Pilihan di Jakarta (22/2).
Keresahan dan kekhawatiran para jawara dan pengacara bahwa kemungkinan besar aksi-aksi intimidasi dan premanisme bakal terjadi lagi pada putaran kedua Pilkada Jakarta, bukan tanpa alasan.
Pasalnya, hingga saat ini aparat yang berwenang belum terlihat akan menindaklanjuti aksi intimidasi, ancaman, dan premanisme di TPS. Padahal aksi-aksi seperti ini masuk dalam pelanggaran pemilu karena sudah menggangu proses dan tahapan pilkada.
“Niat kita adalah ikut membantu penyelenggara pilkada, agar pilkada ini tidak hanya Luber, tetapi juga jujur dan adil dengan menangkal tindakan intimidatif, curang dan arogan yang menganggu ketertiban di TPS,” ujar Fahira.
Dari sisi keamanan, para Jawara, siap membantu mengamankan TPS dari oknum-oknum pengacau. “Sementara dari sisi hukum, para pengacara akan memastikan proses pemungutan dan penghitungan suara sesuai dengan aturan,” pungkas Fahira.
Selain mencegah aksi-aksi premanisme di TPS, Bang Japar juga akan ikut mengawasi agar pada pencoblosan putaran kedua Pilkada
DKI Jakarta, tidak terjadi mobilisasi pemilih. Sehingga hanya mereka yang benar-benar berhak saja yang diperbolehkan masuk ke dalam bilik suara.
Seperti diketahui aksi Fredy Tuhenay alias Iwan Bopeng yang mengitimidasi sebuah TPS menimbulkan kecaman banyak pihak. Video yang merekam aksinya mengintimidasi petugas KPPS membuat banyak pihak geram. Apalagi Iwan Bopeng dinilai turut menyinggung korps militer di Indonesia dengan menyebut “tentara gua potong di sini”. Pernyataan Iwan Bopeng akhirnya direspon masyarakat dengan merilis video untuk meladeninya.
Reporter: Pizaro