Hanan Ashrawi mengatakan bahwa utusan AS untuk PBB Nikki Haley, memimpin sebuah ‘perang salib melawan Palestina dan rakyat Palestina’.
Wartapilihan.com, Tepi Barat—Seorang pejabat senior Palestina mengecam utusan Presiden AS Donald Trump dan menuduh dia melakukan “perang salib” melawan rakyat Palestina.
Hanan Ashrawi, anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan pada hari Rabu (6/6) bahwa Nikki Haley memimpin “perang salib melawan Palestina dan orang-orang Palestina secara individu dan kolektif”.
“Melalui kampanye intimidasi dan ancaman yang obsesif dan ditargetkan, perang salib Nyonya Haley tidak melewatkan kesempatan untuk memberi tekanan pada siapa pun yang berusaha untuk menantang impunitas Israel,” tambahnya.
Ashrawi mengatakan bahwa Haley sedang menggemakan ucapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Juru bicara kementerian luar negeri Israel Emmanuel Nahshon membela apa yang dilakukan Haley.
“Mengherankan, Hanan Ashrawi tidak bahagia – (@nikkihaley berjuang untuk perlakuan yang adil terhadap #Israel, apa yang tidak diinginkan orang Palestina),” tulisnya di Twitter.
Pejabat Palestina secara pribadi telah menyatakan meningkatnya kekhawatiran pada sikap pro-Israel Trump karena Presiden AS berusaha untuk memulai kembali perundingan perdamaian.
Namun, sampai hari Rabu (6/6) mereka secara terbuka menahan diri untuk tidak mengkritik pejabat senior AS.
Haley mengunjungi Israel dan wilayah Palestina pada bulan Juni.
Tuduhan tentang UN
Ashrawi mengatakan bahwa Haley “mempersatukan korban orang-orang Palestina dan memperjelas institusi yang dimaksudkan untuk membela hak-hak mereka”.
Pernyataan tersebut disebarluaskan oleh PLO.
Sejak dicalonkan oleh Trump setelah kemenangannya di bulan November, Haley secara konsisten menuduh PBB bersikap bias terhadap Israel.
AS memveto pengangkatan mantan perdana menteri Palestina sebagai utusan PBB ke Libya, sementara Haley meminta Sekjen PBB Antonio Guterres untuk campur tangan untuk menghalangi pemungutan suara yang akan datang di kota Hebron yang menyatakan bahwa kota Tepi Barat terancam.
Trump datang ke kantor untuk mengejar apa yang dia sebut “kesepakatan akhir” dan telah berjanji untuk memulai kembali negosiasi antara para pemimpin Israel dan Palestina.
Ashrawi mengatakan bahwa Haley telah merongrong peluang perdamaian dengan “menjalankan agendanya sendiri sesuai dengan obsesi anti-Palestina dan sebagai apologis untuk Israel”.
Israel menduduki wilayah Palestina pada tahun 1967 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pada bulan Desember, Dewan Keamanan PBB mengadopsi sebuah resolusi penting yang mengecam permukiman Israel di wilayah Palestina. II
Moedja Adzim