Wartapilihan.com, Jakarta – Pemerintah mengambil kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) melalui 3 tahap. Tahap pertama dilakukan pada 1 Januari 2017 sebesar 33%, dari Rp 605/kWh. Tahap kedua 1 Maret 33% menjadi Rp 1.034/kWh dan tahap ketiga sebesar 33% pada 1 Mei menjadi Rp 1.352/kWh. Hal itu disampaikan Kepala Satuan Unit Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7).
“Sama sekali tidak ada penghilangan subsidi total. Banyak yang salah persepsi tentang subsidi golongan, ada golongan 450 Volt Ampere (VA) dan 900 Volt Ampere totalnya 46 juta pelanggan, 450 VA tidak terjadi apa-apa, 900 VA ditetapkan subsidi yang tepat sasaran atau berkeadilan,” kata I Made Suprateka.
Lebih lanjut, ia membantah adanya inflasi yang disebabkan oleh kenaikan TDL. Artinya saat pemerintah mengeluarkan subsidi, kenaikan harga secara menyeluruh tidak terjadi.
“Dalam sistem perbankan, pemasukan dari listrik masuk di perbankan, kemudian ke rekening PLN dan Bank Indonesia. Justru jumlah uang yang masuk ke dalam sistem semakin banyak,” ungkapnya.
Sebab, jumlah masyarakat mampu banyak yang masih menikmati listrik subsidi. Setelah PLN survey sampai melakukan pengamatan kepada masyarakat bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mencatat ada 18,7 juta pelanggan listrik 900 VA yang termasuk golongan mampu dan tidak layak disubsidi.
“Pola konsumsi dan data seperti ini tidak biasa di atas kertas. Harus turun ke bawah. Makanya dilakukan verifikasi yaitu pemadanan data. Setelah itu, ditemukan 18 juta dari 23 juta tergolong orang mampu, sisanya sekitar 5 juta sekian golongan miskin,” jelas dia.
I Made Suprateka menyarankan, agar tarif listrik tidak naik perlu dukungan pemerintah melalui privacy policy. Saat ini, terang dia, kurang lebih 23.000 desa di Indonesia sudah 72 tahun tidak mendapatkan listrik. Sebab, 12 tahun ke depan, tepat pada tanggal 17 Agustus 2020 atau bertepatan pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-75 nanti PLN berencana mengelektrifikasi 100% seluruh wilayah Nusantara.
“Sekarang sudah 91% yang sudah mendapatkan listrik, kami optimis visi 75-100 nanti tercapai di 2020,” tandasnya.
[Ahmad Zuhdi]