Tak hanya Presiden Joko Widodo yang hendak memperpanjang jabatannya untuk periode 2019-2024. Ketua Umum (Ketum) Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) pun demikian.
Bambang Hendroyono, Ketum HA IPB periode 2013-2017, maju lagi dalam pemilihan nakhoda HA IPB periode 2017-2022. Pemilihan akan berlangsung dalam Musyawarah Nasional (Munas) V HA IPB pada 16-17 Desember di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat.
Munas V HA IPB bertema “Alumni IPB Berhimpun Kuat, Pertanian Berdaulat”.
Bahen, nick name petahana, lolos verifikasi bakal calon ketum dengan pasangan bakal calon Sekretaris Jendral (Sekjen) Doni Yusri. Selain itu, Bahen juga mendaftarkan diri dengan paket Bambang Hendroyono-Iwan Kustiawan, yang tidak lolos verifikasi.
Menurut pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HA IPB, Muhammad Hamim, tak ada regulasi HA IPB yang mengatur bahwa ketum dan sekjen hanya memimpin satu periode.
“Sesuai AD/ART/Tatib dan aturan lainnya, tak ada yang larangan petahana ketum dan sekjen maju lagi dalam bursa kandidat. Kalau dilarang maju, malah aneh jadinya, dan perlu dipertanyakan,” ujar Hamim seperti dikutip sebuah portal berita.
Namun, menurut M Said Didu, majunya petahana menciderai tradisi baik HA IPB.
‘’Berharap agar alumni IPB tetap konsisten bahwa Ketum Himpunan Alumni IPB hanya satu priode,’’ cuit Ketum HA IPB periode 2008-2013 melalui akun twitter-nya.
Said Didu yang pernah menjadi Ketua ICMI 2003-2005 menandaskan, HA IPB berlimpah dengan kader potensial. ‘’Sekitar 150.000 alumni IPB adalah orang-orang hebat dan pantas dilakukan regenerasi secara berlanjut. (Petahana) jangan ambisius dalam jabatan karena ada 150.000 alumni IPB lainnya yang hebat-hebat,’’ tulis Said yang pernah menjadi anggota DPR/MPR kurun 1997-1999.
Tokoh alumni IPB lainnya, Ucok Nurcahyo Adi, sepakat dengan Said Didu. Dalam pertemuan keduanya pada 7 Desember lalu, mereka sepakat bahwa tidak sepantasnya dan tidak ada hal-hal darurat yang menyebabkan ketua HA dijabat dua kali berturut-turut.
Kedua tokoh juga menyayangkan adanya keinginan seseorang (petahana) menyempal dari kewajaran, yang mengakibatkan suasana jelang Munas jadi tegang dan potensial menimbulkan desintegrasi alumni.
Maka, Said dan Ucok menghimbau petahana dan pendukungnya untuk meredakan ketegangan jelang Munas HA IPB. ‘’Hentikan opini yang mengklaim sepihak bahwa petahana telah berbuat banyak, sehingga layak memimpin lagi,’’ tegas Said. (bowo)