WARTAPILIHAN.COM — Harta yang berlimpah, jabatan yang tinggi, gaji yang besar tidak menjamin diri kita bebas dari penyakit jiwa. Salah satu penyakit jiwa yang banyak dijumpai oleh orang – orang pekerja kantor atau masyarakat modern adalah khawatir yang berlebihan, stres.
Stres tidak hanya dipicu oleh overthinking yang berlebihan tetapi juga dari sejumlah faktor eksternal lainnya seperti pekerjaan (73%), manajemen (39%) dan keuangan pribadi (36%), berdasarkan survei penemuan kepada 16000 pekerja profesional di seluruh dunia dan mendapati setengah pekerja di Indonesia (64%) mengatakan bahwa tingkat stress meteka bertambah dari tahun sebelumnya.
Stres tidak boleh dianggap hal yang remeh karena dapat menyebabkan gangguan epidemic memicu psikosomatis, yaitu penyakit fisik yang diakibatkan oleh faktor mental stres dan rasa cemas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan terapi jiwa untuk menanggulangi stres yang terus melanda masyarakat perkotaan.
Salah satu terapi jiwa yang dapat diterapkan adalah ikhlas. Ikhlas ini berkaitan dengan unsur perasaan dan hati. Blaise Pascal menyampaikan dalam Quantum Ikhlas: Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati adalah “hati memiliki logika yang tidak mampu dipahami oleh akal pikiran”. Hal senada pula disampaikan oleh Brodie Patterson di tahun 1899 yakni semua yang terjadi di dalam kehidupan kita terkait dengan apa yang kita pikirkan dan rasakan.
“Semua yang terjadi di luar adalah serupa dengan apa yang terjadi di dalam diri manusia yaitu pikiran dan perasaannya.”
(Charles Brodie Patterson)
Pikiran dan perasaan manusia adalah hal tidak tampak yang sangat mempengaruhi segala keputusan yang dilakukan. 88% pikiran alam bawah sadar mempengaruhi tindakan, kebiasaan, karakter dan nasib manusia selebihnya 22% pikiran sadar yang bekerja.
Ikhlas adalah sebuah metode untuk menerima apa yang dihadirkan di kehidupan kita. Meskipun yang dihadirkan adalah sesuatu yang menyulitkan kita semisal bos yang arrogant, macet Jakarta, lingkungan yang tidak kondusif dan lainnya. Perasaan yang memicu stres itu akan dapat ditanggulangi jiwa kita dengan mengaktivasi kekuatan ikhlas.
Ikhlas berarti kita mencoba menerima apa yang dihadirkan dan apa yang ada dihadapan dengan cara menempatkan Devine Zone (Zona Ketuhanan) di dalam hidup kita. Devine Zone yang diletakan pada tempatnya akan menghasilkan positive thinking ketika menghadapi suatu masalah. Ketika manusia sudah mulai memperbaiki cara pandangnya dan ikhlas dalam menerima apa yang dihadirkan maka depresi dan stres akan berkurang sedikit demi sedikit. Ikhlas pula adalah bentuk kita berkomunikasi dengan Tuhan, Pencipta yang Maha Menghendaki.
Di dalam Quantum Ikhlas disebutkan bahwa ketika kita bersinggungan erat dengan Zona Ketuhanan (God Zone), Allah SWT. Maka, akan terjadi sinkronisasi perasaan, lingkungan dan hal tidak terduga lainnya yang dapat memicu relaksasi perasaan menjadi positif. Pada saat itu, terjadilah keterkaitan frekuensi hati dan logika. Hal ini pula ditegaskan oleh tokoh tasawuf modern, Agus Mustofa dalam Quantum Ikhlas yakni kunci segalanya adala hati.
“… kuncinya adalah hati. Hati lebih berfungsi untuk merasakan dan memahami. Sedangkan pikiran (otak) lebih berfungsi untuk berpikir, menganalisa. Pikiran (otak) ada di dalam kepala, sedangkan hati ada di dalam dada.”
Dengan melakukan aktivasi kekuatan ikhlas yang bersumber dari hati, kita mampu mengundang pikiran kita untuk lebih bersahabat dengan diri kita. Sehingga, perasaan stres, cemas akibat overthinking dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
“Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas.”
(Ali bin Abi Thalib)
Selain itu, doa adalah rangkaian dari terapi jiwa yang memiliki kekuatan besar untuk mengurangi tingkat berlebihan dalam mengandalkan pikiran.
“Manusia adalah magnet, dan setiap detil peristiwa yang dialaminya datang atas daya tarik (undangan) nya sendiri.”
(Elizabeth Towne, 1906)
Penulis: Meilia Irawan