Wartapilihan.com, Jakarta – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Presiden Jokowi kurang melakukan komunikasi politik dalam merespon isu kebangsaan. Ia juga menilai terjadi jurang komunikasi antar elit dalam membicarakan persoalan politik hari ini.
“Istana seharusnya punya kegiatan sehari hari untuk menjawab persoalan, berkomunikasi terhadap publik. Bukan karena Presiden mengambil tagline Kerja Kerja, Presiden harus berkomunikasi dengan masyarakat,” ujar Fahri kepada Warta Pilihan di Media Center DPR RI, pada Selasa (7/2).
Wakil Ketua DPR ini mengusulkan Jokowi untuk bertemu dengan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono agar Presiden bisa melakukan klarifikasi langsung terkait polemik terkini. Fahri menilai, Jokowi bisa belajar dari SBY yang bisa mengelola politik saat menjabat RI 1.
“Supaya orang-orang semacam Pak SBY dan pendukungnya bisa mengerti jalan pikiran pemerintahan. Jokowi harus ngobrol dengan SBY tentang pengelolaan politik,” kata Fahri.
Fahri mengungkapkan, manajemen politik istana buruk sekali. Banyak tumpukan masalah yang menjadi problem di kemudian hari. Ia merasa, Jokowi perlu rendah hati untuk menyampaikan pada elit tentang persoalan-persoalan ril yang akan dihadapi ke depan. Termasuk kondisi politik, ekonomi dan negara. “Kalau saya menjadi konsultan presiden, harusnya presiden itu ketemu dengan para tokoh,” tambah Fahri.
Isu-isu seperti pro-Komunis dan membiarkan datanganya tenaga kerja asing, seharusnya bisa ditanggulangi jika ada komunikasi yang baik. Namun yang terjadi sekarang justru munculnya proxy-proxy kecil yang saling menghantam.
“Akibatnya (yang terjadi) politik massa seperti kasus demo di rumah SBY, harusnya politik elit. Presiden harus bertanggung jawab mengelola dinamika elit politik ini,” katanya.
Fahri menilai hal seperti ini bukan cara manajemen politik yang baik. Tidak memperkuat situasi yang kondusif, yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Efeknya banyak pertentangan. |
Reporter: Ahmad Zuhdi