Wartapilihan.com, Depok – Pernyataan di atas disampaikan oleh Dr Muhammad Luthi Zuhdi, Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia hari ini (7/2) dalam seminar tentang Timur Tengah di ruang Fakultas Ilmu Budaya, Depok. “Bulan Maret ini Raja Saudi dengan 200 pengusaha, 600 keluarga kerajaan akan 3 hari di Jakarta, 5 hari di Bali,” terangnya.
Luthfi menyayangkan bila dunia Arab dulu menjadi penguasa dunia, sekarang tingkat keamanannya mengkhawatirkan. Di Turki, Libanon, Libya, Sudan, Palestina, Mesir dan Arab Saudi tingkat kerawanan keamanannya tinggi. “Libya kondisi politiknya, terjadi perang saudara, para pengikut Khadafi masih punya kekuatan cukup dalam persenjataan. Saudi juga bahaya tinggi dalam politik dan keamanan, terutama di daerah perbatasan Irak dan Yaman,”jelas mantan Atase Pendidikan RI di Saudi ini.
Konflik di Timur Tengah, menurutnya bukan antara Sunni dan Syiah. Perang Iran Irak dulu, menurutnya bukan karena Sunni Syiah, karena jumlah Syiah di Irak 70%. Sedangkan di Suriah, menurutnya antara Sunni sendiri juga berperang. Di Suriah menurutnya konflik karena presiden Bashar Assad otoriter. “Kemenangan pemilu di Suriah (dulu) bisa 99,9% (untuk Bashar),”paparnya.
Sementara itu, Dr Abdul Mutaali Dosen Pascasarjana UI menyatakan bahwa bila di Indonesia 19 tahun hasil reformasi positif dan negatif. “Di Timur Tengah, reformasi yang dimulai tahun 2008, hilang nilai positifnya (terjadi perang terus menerus),” jelasnya.
Mutaali juga menjelaskan bahwa tokoh-tokoh Timur Tengah juga kadang menyepelekan Masjidil Aqsha. Seorang Dubes dari Timur Tengah pernah menyatakan bahwa `nggak usahlah dipertahankan Masjidil Aqsha, kita bangun saja masjid baru`.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa kalau Israel Palestina dijadikan satu negara, maka rakyat Palestina akan berjaya. Tiap hari di Palestina lahir 3500 bayi. “Di sana kurang dokter kandungan.” Sementara itu menurutnya, generasi Israel tahun 80-an, kini 80% terinfeksi HIV. Mereka eksis hanya menghabiskan generasi yang lahir tahun 70-an.
Terakhir, Mutaali mengutip pendapat tokoh Islam Ibnu Khaldun,”Jika suatu bangsa ekonominya dijajah oleh orang asing dan pemodal, maka ulama bangsa tersebut menjadi ulama dunia.” |
Redaksi : Nuim Hidayat