Ditahan Hampir Empat Bulan, Al Khaththath Hanya Diperiksa Satu Kali

by
Pesan tulisan tangan dari Ustadz Al Khaththath dari dalam tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta. Foto : Izzadina

Wartapilihan.com, Jakarta – “Saya hanya diperiksa satu kali di tahanan Mako Brimob saja,” kata Ustadz Muhammad al Khaththath yang ditemui Warta Pilihan di Tahanan Polda Metro Jaya hari ini (5/7). Sekjen FUI ini heran, kasusnya sampai sekarang belum dilimpahkan ke kejaksaan. “Tanggal 29 Juli insya Allah bebas,”jelasnya.

Dalam wajah penuh ceria, ustadz cerita bahwa selama di tahanan dirinya banyak mengambil hikmah. “Saya banyak membaca Al Quran dan kalau membaca sengaja saya keraskan agar tahanan-tahanan lain mendengar,”terangnya. Salah satu tahanan yang trenyuh dan terpikat dengan bacaannya adalah Ki Gendeng Pamungkas. Ketika ia membaca atau menyimak al Quran seringkali ia jugamenulis dan mengelompokkan kata-kata tertentu dalam Al Quran.

Alumni Pesantren Ulil Albab dan IPB ini, banyak mengambil hikmah di penjara. Ia menjadi dekat dengan beberapa petinggi polisi di sana. “Komandan Gegana Brimob masuk ke tahanan saya dan ajak ngobrol beberapa jam,”ujarnya. Ia juga sering memberikan nasihat dan konsultasi kepada beberapa pimpinan penjaga tahanan.

Kini ustadz Al Khaththath dipindah ke tahanan Polda Metro Jaya, setelah beberapa bulan ditempatkan di Mako Brimob Depok. “Alhamdulillah di sini sekarang saya ditunjuk sebagai imam dan sering memberikan kultum bakda shalat kepada para jamaah.”

Tiap hari, sahabat-sahabat dan jamaahnya berdatangan menjenguknya. “Kemarin dari jam 10 pagi sampai dengan jam 3 sore tidak berhenti pengunjung yang datang. Jumlahnya mungkin 50an orang,”paparnya dengan ceria.

Ditanya tentang tuduhan makar yang tidak jelas dialamatkan kepadanya, ustadz hanya mengambil hikmahnya saja. “Memang tidak ada rencana saya untuk makar. Rencana demo-demo mahasiswa aneh dikait-kaitkan dengan saya.”

Kini ia sekamar berlima dengan beberapa pemuda yang dituduh makar. Ia pun dituakan di sana dan dijadikan guru serta sahabat oleh mereka. “Wah enak dengan pak ustadz ini. Bisa diajak ngobrol dan ketawa. Biasanya ustadz kan serius terus,”kata seorang tahanan yang ikut nimbrung dalam wawancara.

Berbincang-bincang lebih dari satu jam dengan ustadz Khaththath, ia juga menanyakan perkembangan gerakan Islam, situasi politik terakhir dan lain-lain. “Saya dilarang pakai hp dan laptop. Kalau ada laptop saya sudah buat buku,”katanya sambal tertawa.

Para sahabatnya di GNPF MUI pun terus menerus mengunjungi dan memperjuangkan kebebasannya. “Ustadz Bahtiar Natsir dan Ustadz Zaitun sudah menengok saya dalam tahanan.”

Ustadz Khaththath akhirnya memberikan pesan dalam tulisan tangan kepada umat : “Dimanapun dan kapanpun para pejuang Islam tidak boleh berhenti berjuang untuk meninggikan agama Allah (lii’laai kalimatillah). Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar.”

Selanjutnya ia menulis : “Untuk konsolidasi umat perlu digerakaan shalat Subuh berjamaah di masjid-masjid di seluruh kota, minimal dari seluruh pulau Jawa. Semoga lahir pemimpin negara dari masjid-masjid Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” ||

Izzadina