Wartapilihan.com, Jakarta – Karena banyaknya protes dari masyarakat, akhirnya peresmian Masjid Raya Daan Mogot dimajukan hari ini (15/4) . Ahok pun batal hadir dalam peresmian masjid ini, karena ia masih dalam cuti hari terakhir kampanye. Yang akan mendampingi Presiden Jokowi dalam acara ini adalah Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.
Sekitar pukul 10.00 Presiden Jokowi akan berangkat dari Istana Bogor menuju Masjid Raya Daan Mogot (Masjid KH Hasyim Asyari), Berikut daftar acara peresmian masjid yang beredar di kalangan wartawan Sabtu jam 02.00 dinihari (15/4) :
11.15 : Lagu Kebangsaan Indonesia oleh Paduan Suara Pegawai Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
11.20 : Laporan Plt Gubernur DKI Jakarta Bapak Sumarsono
11.25 : Sambutan Perwakilan Keluarga KH Hasyim Asyari KH Solahudin Wahid
11.30 : Sambutan Presiden Republik Indonesia dilanjutkan dengan pemukulan bedug dan penandatangan prasasti sebagai tanda Peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asyari Jakarta. Catatan : Pada saat pemukulan bedug dan penandatanganan prasasti, Presiden RI didampingi oleh Menteri Agama dan Plt Gubernur DKI Jakarta
11.45 : Doa bersama dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Bapak H Abdurrahman
11.50 : Presiden Republik Indonesia memasuki Masjid Raya KH Hasyim Asyari Jakarta didampingi oleh Menteri Agama dan Plt Gubernur DKI Jakarta, Shalat Dhuhur Berjamaah (Catatan : Waktu Adzan Shalat Dhuhur pukul 11.55 WIB). Imam : Dr H Nasaruddin Umar, MA
Rencana peresmian Masjid KH Hasyim Asyari ini memang menimbulkan kehebohan di masyarakat, khususnya di media sosial. Baik soal desain masjid itu yang menyerupai salib maupun waktu peresmian, yaitu pas hari pertama Ahok aktif kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Salah satu tokoh yang minta penundaan peresmian masjid raya ini adalah mantan Ketua Umum Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin. Kata Din,”Umat Islam tentu berterima kasih kepada Pemprov DKI Jakarta yang telah membangun sebuah masjid di Jalan Daan Mogot Jakarta. Namun, rencana peresmian Masjid Daan Mogot tersebut oleh Presiden Jokowi dengan melibatkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (yang diaktifkan kembali) sebaiknya ditunda, karena hanya akan mengganggu ketenteraman atau menambah ketegangan dalam masyarakat jelang Pilgub DKI 19 April 2017.”
Din melanjutkan,”Bukankah penundaan pembacaan tuntutan JPU pada Sidang Penistaan Agama didalihkan pada alasan gangguan ketentraman? Demi keadilan, seyogyanya alasan yang sama diterapkan pada rencana peresmian masjid pada waktu yang tidak pas.”
Din juga menyatakan bahwa jika Jokowi meresmikan masjid itu pada 16 April, maka presiden dianggap tidak netral bahkan berpihak secara nyata terhadap paslon no 2 Ahok Djarot.
Selain itu, Din Syamsuddin juga minta agar pemerintah mengklarifikasi Denah Masjid Daan Mogot itu yang dari atas berbentuk lambing agama lain (non Islam).”Kalau ini benar, maka sebaiknya diperbaiki dulu agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari (yakni akan dianggap sebagai “masjid dhirar” atau “masjid yang membahayakan” karenanya harus dijauhi),”papar Din dalam pernyataannya yang diterima Warta Pilihan kemarin (14/4). |
Reporter : Izzadina