Wartapilihan.com, Bekasi – Adian Husaini cendekiawan Islam mengatakan, dominasi sekuler di Indonesia cukup berat. Baik di lini pendidikan, ekonomi maupun kekuasaan. Menurutnya, setiap umat Islam yang mau menjalankan agamanya dibilang mau kembali ke piagam Jakarta dan bertentangan dengan Pancasila, karena orang nasionalis menilai Pancasila sudah sekuler. Hal tersebut disampaikan pada bedah buku Pancasila Bukan untuk Menindas Hak Konstitusional Umat Islam di STID Mohammad Natsir, Tambun, Bekasi, pada Rabu (8/2).
Lebih lanjut dia mengatakan, hak konstitusional warga Indonesia salah satunya adalah hak untuk memilih hukum. Ia mencontohkan ada seorang yang tidak sengaja membunuh, kemudian hakim harus menanyakan ‘Saudara mau dihukum menggunakan hukum Islam atau hukum konvensional?’ Kalau pelaku mau hukum Islam silakan rundingkan dengan keluarga korban, misalkan harus mengumrahkan keluarganya sebagai kompensasi, itu hak konstitusional umat Islam.
“Saudara-saudara kita di negara lain yang mau menikah dengan hak Islam saja susah. Kita umat Islam di Indonesia sudah seperti mendekati piagam Jakarta. Antum mau jadi orang taqwa di Indonesia bisa tidak? Mau jadi orang taqwa di Amerika bisa tidak?” tanya Adian kepada mahasiswa yang hadir.
Tokoh-tokoh Indonesia seperti Natsir, Hamka, Agus Salim, Hasyim Ashari, Bagus Kusumo, menurut Adian, memandang Pancasila sebagai dasar negara yang mengayomi seluruh umat beragama, tetapi Pancasila jangan dijadikan worldview, dan pedoman amal. Sebab, worldview umat Islam adalah Islam, panduan amal umat Islam adalah Islam bukan pancasila.
“Baik menurut negara kita misalnya taat bayar pajak, pakai helm di jalan, bukan yang tidak bayar zakat dan tidak pakai celana dijalan. Di sinilah hak dan perjuangan kita untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam melalui garis konstitusional,” ujarnya.
Sejauh ini, Adian belum menemukan orang Indonesia yang dijadikan sebagai panutan dalam aktualisasi P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Ia mengutip tulisan Buya Hamka, Pancasila akan diamalkan dengan baik ketika berbarengan dengan Islam.
Terakhir, pendiri INSISTS ini mengatakan demokrasi adalah jalan untuk menegakkan kekuasaan dengan cara hikmah menurut sila ke-4 pancasila. “Ceramah Ustadz Firanda itu bagus, bagaimana umat Islam menjadi pemimpin yang akan memberikan kemaslahatan luas, kalau kita memberikan kekuasaan kepada orang non Islam, maka artinya kita memberikan dia wewenang untuk menguasai Islam,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Zuhdi