ZIONISME

by

Zionisme adalah organisasi politik yang dibangun oleh Yahudi diasfora dengan paham baru yang diambil dari kata Zion yaitu nama lain dari Yerusalem.

Wartapilihan.com, Depok– Kata Zion memiliki arti khusus yang mengadung nilai sejarah dan keimanan bagi bangsa Yahudi karena di sanalah, di bukit Zion itu, Nabi Sulaiman bin Nabi Daud ‘alaihissalam mendirikan Bait Allah yang biasa juga disebut Sinagog atau Haikal Sulaiman atau Masjid Sulaiman yang belakangan dihancurkan oleh balatentara Babylon di bawah Nebukadnezar

Bani Israil yang belakangan lebih dikenal sebagai kaum Yahudi, bila disebutkan kata Zion kepada mereka maka mereka dihinggapi rasa sentimentil yang merasuk ke dalam hati.

Sejarah mencatat, Zion pernah mereka tinggalkan lebih kurang selama setengah abad ketika mereka dikalahkan dan ditawan balatentara Babylon.
Barulah mereka dapat kembali ke Zion setelah Babylon ditaklukan oleh Cirus Agung dari Persia.
Mereka kembali ke Zion atas jasa baik Cirus, dan dalam perjalanan pulang mereka dipimpin oleh Ezra, seorang Nabi yang dalam Islam disebut Uzair yang dikatakan oleh Yahudi sebagai anak Tuhan.

Di sana, di Babylon, mereka mengenang Zion dengan penuh kerinduan sebagaimana ratapan puitis di bawah ini :

Di tepi sungai-sungai Babylon
Di sana kita duduk sambil menangis
ketika kita teringat Zion
( Mazmur 137-1 )

Kadangkala mereka ucapkan dalam bait-bait syair yang ditulis oleh penyair mereka :

Zion
Tidakkah engkau akan bertanya
Bila berdamai dengan sanderamu
Yang mencari kedamaian
Bersama-sama sisa rakyatmu
( Judah Halevi )

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kaum Yahudi terhadap Zion. Perasaan itu pun muncul dalam rangkaian do’a :

Dan biarkanlah
Mata kami menatap
Kembali kepada-Mu
Dengan penuh rahmat
ke Zion…

Perasaan mendalam terhadap Zion banyak muncul dalam berbagai karya seni baik bertema keagamaan maupun sekular. Dari kata Zion inilah kemudian digunakan oleh tokoh-tokoh Yahudi diasfora menjadi Zionis dan kemudian Zionisme sebagai alat politik untuk mempersatukan bangsanya yang bercerai-berai dan terisolasi di ghetto-ghetto, perkampungan isolasi di bawah penindasan supremasi Kristen.

Menurut sebagian sejarahwan Yahudi, bangsa Yahudi adalah etnis yang paling siap dalam membentuk gerakan nasional dibanding kelompok etnis yang lain di Eropa. Mereka menggeliat dalam himpitan kesulitan dengan semboyan-semboyan fanatisme sebagai bangsa pilihan dengan jargon ” Hibbat Zion ” ( Cinta Zion ). Dan dengan karakter militan yang tahan menderita, dari berjualan barang bekas sampai berdagang valuta, akhirnya mereka tegak berdiri di Eropa sebagai bankir-bankir dunia tempat orang Eropa meminjam uang berbunga.

Atas nama Zion dan politik licik, mereka menggunakan kekuatan uang, mengemudikan Freemasonry dan Illuminati dalam menunggangi revolusi Amerika.

Begitu pula revolusi Prancis yang menggulung teokrasi Kristen, revolusi Bolsevik Rusia yang menelan jutaan korban jiwa dan bahkan revolusi Cina di bawah Mao Tse Tung yang mana pendananya adalah Rothschild dan kawan-kawan.

Dan dengan kekuatan uang juga mereka membuat Inggris menyerahkan Palestina kepada Lionel Rothschil bos Zionis dan Illuminati setelah Turki Utsmani dikalahkan oleh revolusi Arab yang ditunggangi Inggris yang dibelakangnya ada Zionis Internasional.

Tapi sangat perlu diketahui bahwa para pendiri Zionis bukanlah Yahudi Sphardim keturunan Nabi Ya’kub alaihissalam, tapi adalah Yahudi Askhenazi, Yahudi Eropa, Yahudi Khazaria Mongolid alias Yahudi jadi-jadian.
Hanya saja mereka mengklaim beragama Yahudi dengan keyakinan Talmudisnya.

Merekalah yang membidani dan mengangkangi PBB sewaktu pertama didirikan dengan pernyataan juru bicaranya : ” Kami tidak menggunakan hukum Al Kitab, tapi kami menggunakan hukum kebiasaan ( Hukum moral bikinan manusia )” .
Dan mereka pulalah pemilik World Bank, IMF, Bank London, Bank Prancis, Bank Italia dll.

Jadi, Zionisme dengan berbagai instrumennya menggurita di seluruh dunia dengan menciptakan berbagai perang-perang, menyekularisasikan negara-negara, mendanai Illuminati dengan pemujaan terhadap setan ( Lucifer ) dan menguras aset alam negara-negara lemah di seluruh dunia.

( Iwan Hasanul Akmal )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *