Orang-orang yang tidak tahu dengan tauhidullah bukan lantaran mereka tidak punya waktu untuk belajar ilmu tauhid melainkan karena mereka tidak mengutamakan Allah dalam kecintaan.
Wartapilihan.com, Depok– Kalau mereka pergi ke toko buku, mungkin senang juga membeli beragam kitab pelajaran agama, tapi sayang… tidak untuk kitab tauhid.
Dan mungkin sekali mereka senang menuntut ilmu dan mengajarkannya, namun tidak untuk ilmu tauhid.
Banyak orang yang senang mendengar ceramah atau khutbah-khutbah yang membahas beragam ilmu agama, namun sedikit sekali yang senang mengikuti bahasan menyangkut ilmu tauhid, karena bahasan tauhid terasa menghimpit dadanya lantaran kesyirikan begitu ramai memenuhi sisi-sisi kehidupan di komunitasnya.
Banyak Ustadz yang disenangi ceramahnya karena fasih lidahnya, enak didengar vocal dan intonasi suaranya, tapi sedikit sekali yang membahas tauhid karena di samping memang kurang menguasai ilmu tauhid, dan mereka pun enggan karena tahu bahwa bahasan menyangkut tauhid akan tidak disukai lantaran memisahkan haq dan bathil secara jelas dan tegas.
Sejarah membuktikan, tak sedikit para Nabi dan ulama yang dimusuhi dan bahkan dibunuh oleh para pembesar dan umatnya sendiri.
Bukan karena disebabkan mereka mengajarkan kepada umat agar mendirikan shalat dan berpuasa ( saja ), karena umat tidak terganggu dengan ajakkan untuk beribadah. Tapi mereka dimusuhi ( umumnya ) karena mereka menghajak umat kepada tauhidullah.
Keterjajahan umat dan menghegemoninya ideologi-ideologi seperti sekularisme dan liberalisme dengan beragam sekte dan insrtumennya, terutama dalam hal pemikiran, bukan karena mereka tidak tahu bahwa agama mereka lebih tinggi dan lebih mulia, tapi mereka tidak tahu di mana titik sentral tertinggi dari ketinggian dan kemulian agama mereka.
Maka mereka harus dikasih tahu dan dicerahkan bahwa ketinggian dan kemulian itu titik sentralnya pada syariah yang puncaknya adalah tauhidullah.
( Iwan Hasanul Akmal )