Wartapilihan.com, Jakarta – Kemarin (28/3) para pimpinan Gubernur Muslim untuk Jakarta (GMJ) melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor KPU DKI di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Rombongan GMJ dipimpin langsung oleh Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) GMJ, Ustadz Muhammad Al Khaththath, yang didampingi oleh para pengurus GMJ seperti Dr. Abbas Thaha, Ustadz Namrudin dan lain-lain. Rombongan diterima langsung oleh Ketua KPU DKI bapak Soemarno.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat ini GMJ menyampaikan dukungan penuh kepada KPU DKI dalam menyelenggarakan Pilkada DKI Jakarta 2017, supaya Pilkada bisa berlangsung dengan sebaik-baiknya dan tidak dinodai dengan kecurangan dalam segala bentuk apapun.
GMJ secara tegas menyatakan akan mensupport penuh KPU DKI dan meminta KPU DKI untuk tidak takut terhadap tekanan atas nama kekuasaan atau oleh siapapun.
GMJ juga memberitahukan bahwa para Relawan GMJ akan turut serta ikut mensukseskan pesta demokrasi, Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua dengan menerjunkan ribuan Relawan GMJ untuk ikut mengawal dan memantau TPS-TPS, terutama di daerah-daerah rawan kecurangan.
Menanggapi hal itu, ketua KPU DKI Soemarno menyatakan apresiasi dan rasa terima kasihnya atas dukungan GMJ, dan mempersilahkan para Relawan GMJ untuk turut ikut mengawal dan memantau TPS-TPS pada hari Rabu, 19/4/2017 karena itu memang merupakan hak warga negara.
Dalam kesempatan ini GMJ juga melaporkan berbagai indikasi kecurangan yang diduga kuat dilakukan oleh kubu pasangan calon nomor lain, Ahoax-Djarot. Yang mana kecurangan-kecurangannya dilakukan secara masif dan terorganisir dengan berbagai modus.
Data dan fakta indikasi berbagai kecurangan yang ditunjukkan oleh GMJ cukup valid dan lengkap. Yaitu antara lain ditemukannya seseorang yang lahir di Cina, dan orang itu memiliki KTP Jawa Timur namun menjelang Pilkada DKI ini tiba-tiba ia berpindah ke KTP DKI sehingga bisa ikut memilih. Ini hanyalah salah satu contoh dari banyaknya kasus semacam ini.
Juga indikasi kecurangan masuknya para pemilih gelap dengan menggunakan SUKET, yaitu Surat Keterangan pengganti e-KTP seperti yang dipaparkan oleh bapak Tata Djumantara:
“Masalah SUKET ini sangat menjadi perhatian kami dari GMJ. Karena dalam prakteknya cukup karut marut walaupun mungkin niatnya baik. Karena SUKET itu ternyata bebas sekali penggunaannya, orang-orang yang tidak jelas bisa menggunakannya,”kata Dr. Abbas Thaha.
Ia menambahkan, “indikasi-indikasi kecurangan telah banyak kami temukan. Kalau terjadi kecurangan dan dibiarkan, kami khawatir akan banyak masyarakat yang akhirnya keluar dari konstitusi karena indikasi-indikasi kecurangan begitu jelas terlihat. Pak Soemarno Ketua KPU DKI tak perlu takut terhadap tekanan siapapun, GMJ akan mendukung penuh!”.
Ketua KPUD DKI Soemarno menjelaskan,”Sebelum menjawab saya ingin memberitahukan bahwa Hari Kamis besok, 30/3, saya akan disidang DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) di gedung MPR. Saya diadukan oleh kelompok Cinhok alias Relawan Cinta Ahok atas tiga hal. Yaitu pertama, karena saya pasang profil 212. Kedua karena pertemuan saya dengan Pak Anies Baswedan di TPS 29 Kalibata, padahal itu pertemuan tidak sengaja dan hanya sebentar, dan ketiga soal pertemuan di Hotel Borobudur pada acara penetapan pasangan calon untuk putaran kedua yang ahok Walk Out itu”.
Soemarno menambahkan, “Padahal undangan acara di Hotel Borobudur itu adalah Pukul 19.30 WIB. Saya sudah datang sejak sebelumnya. Yang ada di ruangan VIP, yang memang dipersiapkan untuk kedua pasangan calon cuma ada Anies-Sandi, Ahok-Djarot tidak ada. Begitu Ahok datang dan saya mau menyambut, Ahok langsung marah-marah. Ternyata tim ahok menyewa ruang tersendiri di lantai 2, lengkap dengan spanduk-spanduknya. Ahok mengatakan KPU tidak profesional dan acara molor, kami sampaikan ke pak Ahok bahwa acara kami ini sampai molor justru karena menunggu kedatangan beliau”.
Ia menambahkan,” Saya juga diadukan soal cuti Ahok, karena pasangan calon nomor dua tidak ingin cuti menjelang Putaran Kedua ini. Padahal kalau tidak cuti tentu tidak adil karena pasangan petahana tentu diuntungkan sedangkan pasangan calon satunya tidak bisa kemana-mana”.
Lanjut Soemarno, “Selain itu saya juga diadukan soal pertemuan saya dengan tim Ahok saat saya memenuhi undangan resmi tim pendukung Ahoax-Djarot, yang di media-media dikatakan sebagai pertemuan rahasia itu. Kali ini yang melapotkan saya adalah ACTA (Advokat Cinta Tanah Air). Padahal itu pertemuan biasa dan disaksikan oleh banyak wartawan. Dan saya pun saat itu sama sekali tidak bertemu dengan pak Ahok. Namun saya siap menjawab tudingan-tudingan itu dalam sidang DKPP hari kamis nanti. Jadi saya ini sudah lengkap dilaporkan oleh kedua kubu, yaitu pendukung Ahok-Djarot dan Anies-Sandi”, demikian seloroh Soemarno yang disambut tawa rombongan GMJ.
“Mengenai indikasi kecurangan untuk Putaran Kedua ini, datang membludaknya orang-orang ke satu daerah yang akan mengadakan pemilihan umum sebetulnya sudah terjadi sejak dulu dalam pilkada-pilkada sebelumnya. Namun kali ini jumlahnya besar sekali. Di TPS 89 Cengkareng Barat saja saat Putaran Pertama lalu ada 136 pemilih baru. Ini tidak lazim dan tidak wajar, tapi ini terjadi. Juga di daerah Kelapa Gading, terlihat antrian panjang para pemilih baru, bahkan mereka membawa Kartu Keluarga (KK), banyak pula KK yang saya lihat baru dibuat. Modus kecurangan di masa dulu adalah penggelembungan suara, tapi itu sepertinya sudah dianggap kuno karena mudah ketahuan. Kalau sekarang modusnya adalah dengan memobilisasi orang,”kata Soemarno.
“Bahkan dikabarkan saat ini rata-rata 800 orang per hari yang mendaftar jadi warga DKI. KPU akan berusaha maksimal mencegah segala bentuk kecurangan, namun yang menerbitkan KTP sehingga orang tersebut memiliki hak untuk memilih bukanlah KPU, dan KPU tidak memiliki kewenangan untuk melarang selama dokumennya lengkap. Untuk mencegah kecurangan, kami juga telah menginstruksikan sisa surat surat harus disilang, jadi tidak bisa lagi digunakan. Dan hal ini memang sudah diatur dalam peraturan KPU. Jadi sekali lagi setelah tidak ada lagi pemilih di TPS mungkin sekitar jam satu, sisa surat suara harus disilang jadi tak bisa digunakan lagi, “demikian tutup Soemarno. I
Reporter : Tim Media GMJ