Wartapilihan.com, Depok – Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia, Dr Kamarudin menilai pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai pemisahan antara agama dan politik sama saja dengan mengingkari sejarah bangsa Indonesia. Pasalnya, Presiden Joko Widodo tidak mengamini bangsa Indonesia yang notabene negara berketuhanan yang Maha Esa seperti tercantum pada sila pertama Pancasila.
“Itu adalah pernyataan dari orang yang belum memahami esensi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila. Negara ini dibangun di atas fondasi keimanan dan ketaqwaan,” tuturnya kepada Warta Pilihan siang ini, Selasa (28/2).
“Kedua, jadi pernyataan tersebut juga mengingkari sejarah pendirian Republik Indonesia. Ketiga, pernyataan tersebut karena datang dari pejabat publik tentu sangat disesalkan,” lanjutnya.
Doktor Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini menganalisa sebab Presiden Jokowi menyatakan hal ini dikarenakan keresahannya akan kemunculan Islam politik. Seperti kasus aksi 411, dan sampai saat ini menjelang Aksi 313 yang notabene dimotori Front Pembela Islam (FPI).
“Beliau (Presiden Jokowi, red) merasa ‘gerah’ dengan kemunculan Islam politik dengan penampilan yang sangat mengejutkan. Kasus aksi 212 yang dimotori FPI. Aksi tersebut tidak mewakili arus utama Islam yang selama ini ada pada NU dan Muhammadiyah, tapi mampu menghadirkan massa dalam jumlah sangat banyak,” tukasnya.
“Aksi tandingannya pada 4 Desember 2016 yang disokong oleh elit politik negeri ini malah justru kontraproduktif,” papar Dr Kamarudin.
Ia berpendapat seorang pemimpin semestinya dapat adil dan bijak, terlebih lagi dalam hal yang elementer dalam kehidupan bernegara. Pasalnya, jika politik tidak diberi spirit terhadap agama, kehidupan perpolitikan akan menjauh dari nilai-nilai luhur.
“Jika politik tidak diberi spirit agama, akan hampa dan kehidupan perpolitikan akan jauh dari nilai-nilai luhur. Politik menjadi keras, brutal, dan menghalalkan segala cara. Kezaliman merajalela, uang berkuasa, negara tergadaikan, dan lain-lain fenomena yang tengah kita saksikan saat ini,” pungkasnya.
Reporter: Eveline Ramadhini