Serangan Rezim Suriah Rusak Gencatan Senjata

by
Seorang pria memeriksa kerusakan di lokasi yang terkena serangan udara di Douma, Damaskus, Suriah 19 Februari 2017. REUTERS / Bassam Khabieh

Wartapilihan.com, Damaskus – Pasukan pemerintah Suriah menembakkan roket ke wilayah sekitar Damaskus yang dikuasai oleh pasukan pejuang oposisi pada Ahad (19/1) waktu setempat. Menurut pekerja medis dan pemantau perang Suriah, sebanyak 16 orang tewas dalam serangan yang sudah dilancarakan sejak sehari sebelumnnya.

Pekerja medis dan Pengamatan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, itu adalah serangan terbesar dalam dua tahun terakhir yang terjadi di daerah Qaboun, sebelah timur laut Kota Damaskus, setidaknya dalam dua tahun.

Pemerintah Suriah tidak segera berkomentar terhadap pertempuran Damaskus. Badan Pengamatan mengatakan 16 orang telah tewas dalam serangan di sekitar Qaboun sejak Sabtu. Ini merupakan jumlah korban tewas tertinggi dari pertempuran di sana selama lebih dari dua tahun.

Pekerja medis di timur Ghouta, di luar Damaskus, mengatakan, sedikitnya 13 orang tewas. Dilaporkan bahwa ledakan terdengar dari Qaboun pada hari Ahad waktu setempat.

Saksi mata mengatakan, ratusan keluarga meninggalkan rumah mereka di Qaboun, daerah yang dikuasai oleh pasukan pejuang oposisi yang diserang oleh tentara Suriah.

Petugas penyelamat mengatakan, serangan tentara juga memukul Douma yang menyebabkan dua orang tewas.

Serangan di Suriah Barat semakin menodai gencatan senjata yang rapuh yang mulai berlaku pada 30 Desember 2016 dengan dukungan dari Rusia—yang mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad, dan Turki—yang mendukung beberapa kelompok perlawanan.

Sikap Pejuang Oposisi

Sejatinya, pemerintah Suriah dan oposisi sedang melakukan perundingan damai yang ditengahi oleh Rusia dan Turki di Astana, ibukota Kazakstan.

Kelompok pejuang oposisi Suriah mengatakan, serangan yang terjadi di beberapa tempat, khususnya di sekitar Damaskus, merusak prospek gencatan senjata yang disepakati.

Kelompok oposisi yang mengidentifikasikan sebagai Delegasi Revolusi Militer mengatakan, mereka berhak untuk menanggapi serangan yang sebagian besar terjadi di bagian selatan, di Homs dan pinggiran Damaskus.

“Apa yang terjadi … menghancurkan prospek solusi politik dan memberikan faksi revolusioner hak untuk merespons setiap serangan yang dilakukan oleh rezim dan sekutunya,” kata kelompok pejuang oposisi dalam sebuh pernyataan, seperti dikutip Reuters (19/2).

Mohammad Alloush, kepala delegasi kelompok pejuang oposisi di perundingan Astana mengatakan, kelompok pejuang oposisi siap untuk kembali ke “perang habis-habisan”.

“Jika Anda kembali ke perang, kami akan (juga), dan jika Anda kembali ke perdamaian, kami akan kembali (ke perdamaian),” kata Alloush.

Dalam beberapa hari terakhir, tentara Suriah dibantu oleh angkatan udara Rusia telah meningkat pengeboman di wilayah yang dikuasai pejuang oposisi di selatan Kota Deraa. Tentara juga telah meningkatkan penembakan di pinggiran Kota Damaskus yang menyebabkan korban sipil terluka.

Reporter: Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *