Wartapilihan.com, Yordania – Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan para pemimpin Arab, Selasa (28/3), untuk mengesampingkan perbedaan mereka dalam menghadapi konflik enam tahun Suriah ketika ia mengunjungi sebuah kamp pengungsi Suriah di Yordania.
“Persatuan Arab adalah unsur yang sangat penting untuk memungkinkan daerah ini akan stabil dan untuk para pengungsi Suriah agar menemukan lagi masa depan yang sesuai dengan aspirasi mereka,” kata Guterres.
Berbicara pada malam pertemuan puncak Liga Arab yang diselenggarakan oleh Jordan, Sekjen PBB berkata, “Ketika negara-negara Arab dibagi, itu telah memungkinkan orang lain untuk melakukan campur tangan dan memanipulasi situasi, menciptakan instabilitas, mengembangbiakkan konflik, dan memfasilitasi kehidupan organisasi teroris.”
Guterres bertemu dengan wanita dan anak perempuan yang tinggal di Zaatari, rumah bagi sekitar 80.000 pengungsi Suriah.
Konflik Suriah dimulai dengan protes terhadap Presiden Bashar al-Assad pada 2011, namun telah berubah menjadi perang brutal antara pasukan pemerintah, jihadis, pemberontak, dan Kurdi.
Perang telah menewaskan lebih dari 320.000 orang dan memaksa 4,9 juta orang meninggalkan negara mereka.
Di Yordania, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan terdapat sekitar 630.000 orang pengungsi Suriah, sedangkan pemerintah mengatakan telah menampung 1,4 juta pengungsi Suriah.
Yordania mengatakan bahwa gelombang pengungsi telah menghabiskan sumber daya dan membuat pemerintah harus menyaring pendatang baru untuk memastikan mereka adalah pengungsi asli dan bukan jihadis yang berusaha untuk menyusup ke negara itu.
Guterres, yang memimpin UNHCR saat perang Suriah pecah, mengatakan ia ingat para pengungsi Suriah pertama tiba di Zaatari ketika dibuka.
“Betapa menyedihkan itu, bagaimana mengerikan itu, hari ini kita masih memiliki Kamp Zaatari… dan bahwa tragedi Suriah sedang dan masih terus terjadi,” katanya.
Dia mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Yordania dan negara-negara regional lainnya yang menampung mereka.
“Saya berharap bahwa jika semua negara yang memiliki pengaruh pada situasi Suriah dapat datang bersama-sama para pengungsi yang hidup di sini selama lebih dari empat tahun di kamp ini akan dapat memulai kembali kehidupan mereka lagi, untuk mencari pekerjaan, untuk bekerja, untuk memiliki kehidupan yang normal.” Imbuhnya. Demikian diberitakan AFP. I
Reporter: Moedja Adzim