Syiria, Palestina, dan Yaman yang saat ini sedang kesulitan, mendapat perhatian lebih dari Yordania sebagai negara yang berasaskan Islam; juga letaknya yang sangat strategis dengan wilayah Palestina dan Syiria.
Wartapilihan.com, Depok –Duta Besar Yordania untuk Indonesia, H.E. Walid Al-Hadid mengatakan, Yordania negara yang sangat tegas memerangi terorisme. Ia merasa prihatin karena dewasa ini banyak orang yang menjadi teroris yang mengatasnamakan agama, bahkan mengatasnamakan Allah Ta’ala.
“Sekarang ini banyak sekali orang menjadi teroris dengan mengatasnamakan Allah dan agama. Padahal, jika kita membunuh satu orang saja apapun agamanya, sama dengan membunuh semua orang,” papar Walid dalam bahasa Arab, pada Kuliah Umum Peran Politik Yordania di Kawasan Timur Tengah, di Auditorium Gedung I Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok, (5/9/2017).
Ia mengatakan, konflik ini perlu diselesaikan bukan dengan senjata, tetapi dengan dialog yang baik dan damai untuk menunjukkan jati diri Islam yang sebenarnya. “Untuk menyudahi konflik seperti ini tidak bisa dengan senjata, tapi dengan cara memperlihatkan jati Islam itu yang cinta damai dan anti kekerasan,” lanjutnya.
Negara yang bersinggungan langsung dengan negara Suriah di utara dan Tepi Barat dan Israel di barat ini, berupaya mengakomodasi hak-hak bagi warga Palestina, penduduk Suriah yang harus mengungsi ke Yordania, juga Yaman yang suasananya sedang tidak kondusif karena perang saudara. Walid merasa prihatin akan hal ini.
Konflik di Syiria ini sangat menyedihkan bagi umat Islam dan mencuri perhatian semua negara. Konflik di Syiria telah memasuki tahun ketujuh. Sudah sebanyak 300.000 manusia hilang, dibunuh ataupun mati di perjalanan. “Sebanyak satu juta penduduk luka-luka dan para pencari suaka yang keluar dari negara 7 juta, tersebar di Lebanon, Jordan atau Turki. Kota-kota di Syiria hancur karena perang, membutuhkan waktu 20 tahun lagi untuk membangun sebuah negara,” tandas Walid.
“Sebanyak 1,3 juta warga Syiria yang mengungsi ke Yordania. Hal ini akan berdampak bagi anggaran negara, karena fasilitas kesehatan, pendidikan dan lain-lain harus diberikan selayaknya warga Yordania. Raja Abdullah (Raja Yordan) harus menyelesaikan melalui dialog dengan warga Syiria, bukan dengan kekerasan,” imbuh Walid.
Demikian juga isu Palestina. Yordania memprioritaskan hak-hak bagi penduduk Palestina untuk menunjang kemerdekaan bagi mereka. Penjajahan dari Israel ini, menurut Walid, sangat perlu untuk diperhatikan.
“Isu Palestina adalah yang paling terpenting atau sangat diprioritaskan oleh Yordan. Yordan tetap mendukung hak-hak orang Palestina untuk kemerdekaan Palestina. Jordan mendukung hak2 warga Palestina untuk dapat kemerdekaannya. Penjajahan terakhir ini adalah penjajahan orang Israil kepada Palestina,”
Selain isu Syiria dan Palestina, Yaman dengan perang saudaranya sangat menguras perhatian bagi negara berslogan “Allah, Negara dan Raja” ini. “Di Yaman ada perang saudara, pemerintah Yordania mendukung pemerintah legitimasi Yaman. Seperti yang terjadi di Libya, peran dan posisi Yordania sama,” ujar Walid.
Maka dari itu, Yordania ajak kerjasama Indonesia untuk memecahkan masalah yang ada dengan cara yang moderat dan bijak, yakni dengan dialog dan bukan dengan kekerasan.
“Jika ada masalah di sebuah negara, dialog dan kerjasama penting dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah. Salah satu fokus Jordan adalah memperlihatkan citra keislaman itu. Kebijakan ini sama dengan yang dilakukan Indonesia. Kita harus bekerjasama untuk menyebarkan Islam yang cinta damai,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini