Qatar kini buah bibir dunia, setelah diputus relasi diplomatiknya oleh Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Pemutusan hubungan diplomatik serempak ini menjadi tanda tanya besar atas hubungan Qatar dan negara di kawasan semenajung Arab itu.
Wartapilihan.com, Qatar – Qatar anggota negara GCC (Gulf Cooperation Council atau GCC), yakni aliansi politik-ekonomi dari enam negara monarki dengan anggota Arab Saudi, Kuwait, Oman, Bahrain dan UAE. GCC berdiri sejak Mei 1981 di Riyadh, Saudi Arabia. Tentunya aliansi memiliki hubungan erat dan emosional yang tinggi karena dibangun atas dasar tujuan yang sama yaitu identitas, politik, budaya yang berakar dari keyakinan Islam.
Pada realita lapangan, Qatar sering bersinggungan dengan negara-negara Arab lainnya. Kecenderungan Qatar yang berhubungan baik dengan Iran sebagai salah satu negara kuat di Timur Tengah dan sikapnya yang mendukung gerakan Hamas, sikap fleksibel Emir Qatar Thamim terhadap Ikhawanul Muslimin (IM) menjadi alasan tudingan Qatar yang berbelok.
Penarikmunduran pada diplomat dari Doha, Qatar pula pernah dilakukan tiga tahun yakni di tahun 2014 sebagai akibat dari H.H. Sheikh Jasmin bin Khalifa Al – Thani, Emir Qatar yang lantang mengkritik kebijakan dalam negeri oleh negara – negara Arab seperti Saudi, UEA dan Bahrain.
Keberanian Qatar ini tentu tidak datang begitu saja, karena Qatar memiliki kekuatan ekonomi yang cukup besar dengan pertumbuhan ekonomi yang melesat. Qatar dengan letak posisi strategisnya tepat berada di tengah negara – negara Teluk adalah potensi besar kekuatan di kawasan tersebut.
Kekuatan ekonomi Qatar pula telah diakui dunia. Tercatat secara ekonomi, Qatar masuk dalam 10 negara terkaya di dunia dengan GDP mencapai 164 Milyar di tahun 2015 atau sekitar US$ 140.694. Cadangan minyak negara ini pula sangat berlimpah, 25 Milyar barrel ditambah lagi dengan cadangan gas yang sangat besar yang menempatkan Qatar menjadi negara ketiga terbesar dalam cadangan gas setelah Iran dan Rusia.
Potensi besar ini sebenarnya baru dimulai sejak tahun 1940-an pada masa penemuan minyak bumi. Qatar yang pada mulanya hanya terfokus pada perikanan dan mutiara, kini mengalami transformasi besar – besaran menjadi negara kaya dan kuat. Hal ini pula diakibatkan munculnya saingan baru dalam budidaya mutiara sehingga mengakibatkan industri mutiara milik Qatar merosot. Jepang, di tahun 1920 dan 1930-an menggantikan Qatar produsen budidaya mutiara. Sejak saat itu, pemerintah Qatar mulai melakukan pencarian potensi selain perikanan dan mutiara.
Kejayaan Qatar dalam pertumbuhan ekonomi pula terus melaju. Ketergantungan pada minyak bumi dan semakin menipisnya cadangan minyak dunia, menjadi alasan bagi daulatul Qatar dan beberapa negara Arab lainnya untuk beralih pada sektor manufaktur dan pengembangan sektor swasta. Berbagai investasi dilakukan Qatar untuk tetap menjadi negara stabil di kawasan Timur Tengah. Beberapa investasi dilakukan Qatar disebar ke berbagai sektor. Tercatat, 61% saham di perusahaan jaringan pipa gas asak Inggris dan National Grid dimiliki oleh Qatar. Selain itu, 8,3% saham BrookField Property merupakan pemilik real estate di dunia pula dimiliki oleh Qatar. Qatar juga mampu menjadi corong informasi dunia dengan keberadaan Al – Jazeera.
[Meilia Irawan]