Wartapilihan.com, Jakarta – Pengamat terorisme Harits Abu Ulya menyayangkan pelaku bom panci, Cicendo Bandung tewas ditembak polisi. “Sayang sekali pelaku tewas, sehingga mempersulit untuk elaborasi motif dan tujuan aksi. Dan lebih penting lagi akan sulit untuk ungkap master mind jika ada. Karena bisa jadi pelaku adalah produk radikalisasi dari invisible hand. Dan atau sebaliknya, sosok yayat adalah produk kegagalan deradikalisasi selama di penjara karena ia pernah dihukum 3 tahun penjara sejak 2013 terkait kasus pelatihan di Janto Aceh,”papar Harits kepada Warta Pilihan hari ini (27/2).
Harits menduga pelaku bom rakitan berskala rendah di Cicendo ini bernama Yayat Ahdiyat. Direktur The Community of Islamic Analyst (CIIA) ini menyatakan bahwa antara aksi dengan motif serta tujuan aksi ini tidak relevan. “Tabiatnya seseorang yang mempunyai tuntutan, biasanya mereka memiliki sesuatu yang di jadikan bergaining.Sementara pelaku di Cicendo sama sekali tidak punya hal tersebut,”ujarnya.
Harits menduga bahwa paska peristiwa Cicendo ini Densus 88 akan melakukan perburuan untuk melengkapi narasi soal jaringan terkait pelaku aksi. “Mengingat Indonesia mau kedatangan tamu Raja Saudi yang juga konsen dengan isu terorisme, atau di ranah parlemen revisi RUU Terorisme masih belum kelar,”jelasnya.
Sementara itu, pengamat terorisme Rakyan Adibrata di Kompas TV menyatakan bahwa pelaku aksi ini adalah anggota dari Jamaah Anshor Daulah. “Ia residivis,”jelasnya.
Menurutnya aksi seperti ini tidak memerlukan biaya besar. Adibrata belum bisa memastikan siapa dibalik jaringan pelaku aksi terror Cicendo ini. “Ini belum tentu jaringan Bahrun Naim,”terangnya. |
Redaksi : Nuim Hidayat