Dalam rangka memperingati HUT RI ke-72, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI berkolaborasi dengan Perempuan Pendidik Seni Indonesia menggelar Pameran Sejarah lukisan bertema tokoh perempuan.
Wartapilihan.com, Jakarta –Tepatnya di Gedung C Galeri Nasional Indonesia, dapat ditemukan pameran sejarah bertemakan ‘Visualisasi Ekspresi Pahlawan dan Tokoh Perempuan’, sebuah galeri lukisan yang dilukis oleh 34 perempuan dengan latarbelakang profesi yang berbeda, dipimpin oleh kurator Citra Smara Dewi.
Menurut Direktur Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Triana Wulandari, pameran ini dibentuk atas dasar kesadaran bahwa sejarah tidak selalu hanya ditanam oleh bahasa tulisan maupun naskah dan juga arsip, tetapi juga dalam bentuk tulisan. “Membangun kesadaran akan nilai-nilai sejarah sebagai penguatan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme tidak saja dalam bentuk tekstual, namun juga dapat disajikan dalam berbagai media,” Triana menuturkan.
Pameran yang menampilkan 36 karya sejarah visual ini terbilang unik. Pasalnya, lukisan ini melibatkan 34 perupa yang juga merupakan pendidik, mulai dari guru TK, SMP, SMA/SMK sampai dosen di Perguruan Tinggi yang berasal dari berbagai wilayah yakni DKI Jakarta, Bandung, Banten dan Tangerang. Tidak hanya unik karena itu, tapi juga karena teknik melukis berupa Teknik Gutha Tamarin.
“Yang unik dari lukisan ini adalah bahan baku dari tamarin. Semacam biji asam Jawa yang dihancurkan jadi bubuk kemudian dicampur dengan mentega. Pasta tersebut menggantikan lilin atau malam,” ujar Dhanu Wibowo, Pemandu Galeri Pameran Sejarah, ketika ditemui Warta Pilihan, Kamis siang (10/8/2017).
“Kalau malam kan harus dicairkan dulu atau dimasak. Kalau ini langsung dipakai. Adonannya semacam kue. Kalau ini tidak menggunakan canting (seperti batik), tapi plastik yang biasa untuk mencetak kue,” lanjutnya.
Pameran lukisan ini dilangsungkan pada 7 Agustus sampai 21 Agustus 2017 yang dibuka sejak 10.00 WIB sampai 18.00 WIB petang hari dengan merogoh kocek 0 rupiah sebagai tiket masuk. Anda hanya perlu mengisi nama, asal, alamat e-mail dan nomor telepon untuk dapat memasukinya.
“Pameran ini gratis sampai selesai, untuk membangkitkan kembali nasionalisme dan merasakan kebhinekaan. Dan juga belajar dari sosok perempuan sebagai bagian dari kebhinekaan,” pungkas Dhanu.
Eveline Ramadhini