Mitos tentang Air Hangat

by

Air hangat seringkali digunakan untuk minum atau untuk mandi setelah lelah seharian beraktivitas. Meski di satu sisi mengandung sejuta manfaat, tapi rupanya terdapat mitos-mitos yang tidak dapat dibuktikan secara medis.

Wartapilihan.com, Jakarta –Mandi air hangat setelah perjalanan jauh dari mudik tentunya sangat menyenangkan karena memberi efek relaksasi pada tubuh sehingga dapat mengurangi lelah. Menurut dr. Rita Kumalasari, Spesialis Rehab Medik, mandi air hangat dapat melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancer.

“Mandi air hangat mempunyai efek melebarkan pembuluh darah, aliran darah menjadi lancar. Penyaluran darah ke otot lebih bagus lagi, menghasilkan efek relaksasi jika habis jalan jauh, dan membuat otot menjadi rileks,” kata Rita, dalam acara ‘Ayo Hidup Sehat’.

Lebih lanjut ia mengatakan, tetapi ada pengecualian bagi orang yang memiliki penyakit tertentu, seperti gangguan saraf dan kencing manis.

“Kalau ada gangguan saraf pakai air hangat, missal orang lain masih hangat, tapi orang tersebut tidak merasa. Disarankan pada suhu 36 sampai 38 derajat jangan lebih, karena kalau lebih dari itu bisa menimbulkan luka bakar,” katanya.

Penggunaan air hangat ini juga tidak dianjurkan kepada orang yang sedang dalam kondisi akut, seperti terkilir atau bengkak.

“Yang harus diperhatikan, jangan sampai saat berendam pada saat kondisi akut, kalau terkilir jangan dikompres air hangat. Nanti darahnya semakin lebar dan akan semakin bengkak, jadi harus pakai air dingin,” tukas dia.

Adapun ketika mandi air hangat dianjurkan selama 20 hingga 20 menit saja. Pasalnya, menurut Rita, jika sudah lebih dari satu jam dapat membuat kulit menjadi mengkerut.

“Kalau kulit sudah mengkerut, tandanya tubuh sudah tidak mentolerir. Setiap hari boleh saja mandi air hangat. Untuk wajah juga boleh mengaplikasikan kompres air hangat karena kelelahan akan berkurang dan pembuluh darah jadi mengalir,” pungkasnya.

Sementara itu, dr. Juwalita Surapsari selaku dokter gizi mengatakan, konsumsi air hangat baik untuk kesehatan, namun ada beberapa mitos yang ia patahkan, salah satunya banyak persepsi masyarakat bahwa air hangat dapat membersihkan saluran pencernaan.

“Hal tersebut mitos. Yang dapat membersihkan (pencernaan) kalau kita mengkonsumsi serat dan air yang cukup sehingga tidak ada masalah konstipasi. Tetapi ada juga penelitian yang mengatakan, ketika air hangat dikonsumsi gerakan usus lebih terangsang sehingga lebih melancarkan bab. Namun itu hanya penelitian kecil, secara ilmiah belum ada rekomendasinya,” tutur dia.

Juga, mengenai mitos yang berkembang di masyarakat bahwa mengkonsumsi air putih hangat dapat membuat beran badan berkurang, menurut Juwalita hal tersebut hanyalah mitos belaka.

“Turun berat badan dipengaruhi dari kalori yang dikonsumsi dan aktivitas pergerakan. Memang, 500 cc air bisa meningkatkan laju metabolism sejauh 30 persen, tetapi ketika dihitung lagi tidak begitu signifikan. Dalam setahun, hanya berkurang berat badan sebesar 2,4 kg,” terangnya.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *