Menjaga Pikiran Agar Tidak “Loyo” di Era Digital: Pentingnya Berpikir Benar

by

Di zaman yang serba canggih seperti sekarang, kita dengan mudah mendapatkan berbagai informasi melalui internet, terutama lewat telepon genggam kita.

Wartapilihan.com, Depok– Ada banyak sekali tayangan menarik, seperti video-video pendek, yang seringkali membuat kita lupa waktu saat menontonnya. Kita bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk melihat layar.

Fenomena ini ternyata memunculkan istilah baru yang lagi banyak dibicarakan, yaitu “pembusukan otak” atau dalam Bahasa Inggris disebut brain rot. Saking populernya, istilah ini bahkan dinobatkan oleh Oxford sebagai “kata terbaik tahun 2024”. Tentu saja, otak kita tidak benar-benar membusuk seperti makanan. “Otak loyo” ini maksudnya kalau kita jadi malas untuk berpikir dalam-dalam, malas menganalisis, atau kurang kritis karena terlalu sering menerima informasi yang dangkal dan menghibur saja. Kebiasaan menonton tanpa berpikir ini bisa membuat otak kita jadi “loyo” atau malas pakai otak kita secara maksimal.

Padahal, dalam agama kita, Islam, kita sangat dianjurkan untuk selalu menggunakan akal dan pikiran kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berulang kali dalam Al-Quran memerintahkan kita untuk berpikir, merenung, dan mengambil pelajaran. Melihat langit, bumi, dan semua ciptaan-Nya adalah cara untuk mengenal kebesaran Allah bagi orang yang mau berpikir. Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Ali Imran ayat 190-191 yang artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal…”. Orang yang malas berpikir bahkan akan menyesal kelak di akhirat, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Mulk ayat 10.

Jadi, menjadi orang yang rajin berpikir itu penting. Tapi, berpikir pun tidak boleh sembarangan. Kita harus berpikir dengan cara yang benar dan beradab, yaitu cara berpikir yang sejalan dengan petunjuk dari Allah.

Berpikir yang benar artinya menggunakan akal dan ilmu pengetahuan kita, sambil selalu menghubungkannya dengan kekuasaan dan kehendak Allah. Ini penting, sebab akal dan panca indera kita punya batas. Ada hal-hal yang hanya bisa kita pahami petunjuknya dari Allah. Contohnya, saat kita belajar tentang virus atau gempa bumi, secara ilmu pengetahuan kita tahu penyebabnya, tetapi seorang muslim yang berpikir benar juga akan mengingat bahwa semua itu terjadi atas kehendak Allah.

Mengapa kita harus berpikir dengan cara ini? Tujuan utamanya adalah agar kita semakin mengenal diri kita dan Pencipta kita, yaitu Allah. Dengan mengenal Allah, kita akan berusaha menjadi hamba yang taat dan berakhlak mulia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Berpikir yang benar akan membuat kita menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, karena kita bisa menggunakan pikiran kita untuk hal-hal baik dan membangun masyarakat.

Maka, daripada membiarkan otak kita “loyo” karena terlalu banyak hal yang tidak bermanfaat di internet, mari kita gunakan waktu kita untuk hal yang lebih baik. Bacalah buku, belajarlah, renungkanlah ciptaan Allah, dan gunakan pikiran kita untuk mencari ilmu serta melakukan kebaikan.

Mari kita jaga agar otak kita tetap sehat dan aktif berpikir secara benar dan beradab, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga agar bisa memberikan manfaat bagi keluarga dan lingkungan kita. Semoga Allah senantiasa membimbing pikiran kita.

Abu Faris

(Terinspirasi dari tulisan Dr. Adian Husaini di www.adianhusaini.id, “HATI-HATI, JANGAN SAMPAI TERJADI PEMBUSUKAN OTAK”)