Konflik Durasikal di Qatar

by

Bagaimana kelanjutan pemutusan hubungan diplomatik antara Saudi dengan Qatar?

Wartapilihan.com, Jakarta – Pengamat politik Islam Ali Munhanif‎ menuturkan, tidak menutup kemungkinan di Qatar akan terjadi konflik durasikal. Konflik ini akan ditentukan oleh kelanjutan Saudi memutus hubungan diplomatik dengan negara beribu kota Doha tersebut. Demikian disampaikan Munhanif di acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/6).

“Saudi memiliki sinyal setelah Trump kunjungan. Selama ini belum ada yang berani memutuskan hubungan langsung dengan Qatar, tetapi Saudi berani mengambil tindakan. Perang militer kemungkinan opsi terakhir yang paling tipis untuk menghukum Qatar,” kata Munhanif.

Lebih lanjut, kata Munhanif krisis ini akan membuka peluang negara lain untuk melakukan eksportir produk olahan, instan, articulture, buah-buahan, dan lain sebagainya. Namun dalam hal meraih persaingan investasi di dunia, Indonesia tidak berada di posisi nyaman.

“Saya kira yang diuntungkan dari krisis ini adalah Iran, kedua Turki. Kalau saja tekanan Saudi kepada Qatar semakin tinggi, Iran dan Rusia yang tergabung dari Syria justru akan terpancing dan masuk. Tetapi Rusia juga cukup sulit karena dia bergantung minyak pada Saudi. Disitulah Qatar mempunyai posisi strategis karena memainkan peran,” ujarnya.

Menurutnya, Qatar bisa menjadi teladan dari negara yang pertumbuhan baik ke demokratisasi. Kalau saja Donald Trump konsisten mendorong demokratisasi, dia harus menekan kepada Saudi, karena apabila tekanan Saudi kepada Qatar terlalu keras maka akan menjadi hal yang fatal.

“Saya membingkainya dalam program besar Arab Spring (terorisme, ekstrimisme dan revolusi), krisis ini tidak akan terjadi. Tampaknya rezim yang sekarang sedang melawan Qatar adalah negara yang bisa meredam kekuatan oposisi dan pertumbuhannya cukup baik,” sambungnya.

Ia menilai, Turki memiliki hutang kepada Qatar termasuk pasukan militernya. Jauh sebelum negara lain menyatakan dukungan, Qatar lebih dahulu mendukung Turki.

“Saya kira Turki termasuk Iran siap mempertahankan Qatar dari serbuan negara teluk. Ini bisa dikatakanlah ada perang dingin antara Saudi dengan Iran,” tandasnya.

Turut hadir dalam diskusi tersebut, Pengamat Timur Tengah sekaligus Peneliti LIPI M. Hamdan Basyar dan Peneliti INDEF juga Pengajar FE UI Berly Martawardaya, SE, MA. Diskusi dipandu oleh Ichan Loulembah.

[Ahmad Zuhdi]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *