Kesaksian Istri Novel

by
zuhdi.Doc.wp

Akankah kasus Novel sama seperti kasus Tama S Langkun yang menguap begitu saja?

Wartapilihan.com, Jakarta –Siang itu, Senin (28/8), tidak seperti biasanya. Di bawah terik matahari yang menyengat kulit, rumah Novel Baswedan di datangi puluhan wartawan. Baik dari media elektronik, cetak maupun online. Istri Novel Baswedan didampingi penasihat hukum, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah serta Ketua Masjid Al Ihsan Komplek BBD Kelapa Gading memberikan keterangan perkembangan kondisi Novel Baswedan kepada awak media.

Semenjak 11 April 2017, bertepatan dengan pembacaan tuntutan JPU terhadap Ahok, kasus Novel belum terungkap siapa aktor intelektual, pelaku dan penyandang dananya. Tak hanya itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menemui pimpinan Ketua KPK Agus Rahardjo, namun belum menemukan hasil yang memuaskan. Berangkat dari runtutan itu, istri Novel Baswedan, Rina Emilda hendak menemui Presiden Jokowi untuk menyampaikan musibah yang dialami sang suami.

“Harapannya agar segera ada perhatian Bapak Presiden membentuk TGPF (tim gabungan pencari fakta) agar bisa melihat fakta-fakta penyiraman air keras ini secara objektif,” tutur Rina Emilda di kediamannya, Komplek BBD, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8).

Selain itu, lanjut Emilda, apabila perkara ini terungkap siapa pelaku, aktor intelektual dan penyandang dananya. Ke depan tidak terjadi kembali peristiwa teror kepada penegak hukum. Hingga saat ini, Novel sudah menjalani operasi tahap satu.

“Operasi ini adalah mengambil jaringan gigi dan gusi, kemudian ditanam di dalam pipi. Setelah dua bulan, jaringan ini akan dipasang di mata kiri untuk mengganti bagian yang sudah rusak. Operasi mata kiri ada beberapa tindakan. Yaitu menghilangkan katarak, menghilangkan glukoma, menghilangkan jaringan yang mati di mata kiri (jaringan kornea), membuang selaput baby skin yang ditanam pada operasi sebelumnya, dan membuang kalsium yang menumpuk akibat pengunaan obat tetes,” papar Rina.

Rencananya, jelas Rina, operasi tahap kedua akan dilaksanakan dalam tenggang waktu 2 bulan setelah operasi tahap pertama dijalankan. Diketahui, Novel melaksanakan operasi tahap pertama pada 17 Agustus 2017 bertepatan dengan Hut RI ke-72. Ia diterbangkan ke Singapore setelah sempat menjalani perawatan beberapa jam di RS. Eye Center.
Penasehat hukum Novel, Alghiffari Aqsa menyatakan, ada pihak-pihak tertentu yang mengatakan kondisi Novel sudah sehat dan dapat di bawa ke Indonesia. Padahal, jelas Alghiffari, Novel belum bisa jalan secara utuh dan sering terbentur ketika memaksakan untuk jalan.

“Kami yang mendampingi novel di KBRI beberapa waktu lalu, di Singapura juga kita menemukan bahwa novel bisa berjalan tapi seringkali linglung, seringkali nabrak. Bahkan ada polisi yang menyuruh Novel untuk pulang saja karena kondisinya baik-baik saja,” jelas Alghiffari.

Selain itu, kata Alghiffari, perlakuan presiden Jokowi sangat berbeda dengan perlakuan SBY yang cepat merespon aktivis ICW Tama S Langkun pada 2010 karena melaporkan kasus rekening gendut. SBY kala itu, tidak sampai 1 hari langsung mendatangi aktivis tersebut.

“Seingat saya, dulu 6 jam Setelah pembacokan Tama, SBY langsung datang ke RS Duren Sawit dan memerintahkan Kapolda dan Kapolri untuk segera menuntaskan kasus tersebut. Jadi sebenarnya kalau saya ingin membandingkan, Jokowi seharusnya bertemu dengan Novel dan keluarga. Hari ini keluarga punya concern, punya harapan, ingin menyampaikan langsung ke Jokowi,” tambah Direktur LBH Jakarta.

Alghiffari menilai, seharusnya Presiden Jokowi komitmen dengan janjinya untuk memberantas korupsi. Saat ini, ia menyebut Novel Baswedan dengan nama Novel KPK. Menurutnya, Novel adalah representasi dari KPK, serangan terhadap Novel adalah serangan terhadap KPK.

“Sudah sepatutnya juga novel sebagai salah satu penyidik menjadi salah satu simbol penyidik, karena performa yang cukup baik. Seharusnya novel di dukung dan kasus ini segera dituntaskan. Soal TGPF kenapa kasus ini tidak bisa di selesaikan, kita sudah banyak berkali-menyampaikan ke Kepolisian,” pungkasnya.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *