Gerbang Betawi diharapkan berfungsi sebagai agen perubahan dan agen kontrol sosial.
Wartapilihan.com, Jakarta –Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia menjadi role model daerah-daerah lain dalam melakukan pembangunan di berbagai sektor. Diantaranya sektor sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan keamanan. Sebagai kota yang memiliki sejarah panjang, Jakarta menyimpan banyak warisan yang dapat dikapitalisasi menjadi ekonomi produktif.
Gerbang Betawi (Gerakan Kebangkitan Betawi) melakukan inisiator untuk memajukan kesenian dan budaya lokal untuk pengembangan ekonomi warga Jakarta. Bertempat di Gedung eks Kodim 0505, Gerbang Betawi mengadakan kegiatan selama 5 hari. Kegiatan ini dimulai sejak tanggal 25 Oktober, dan puncaknya yaitu acara launching pada tanggal 29 Oktober di Hotel Grand Cemapaka, Jakarta Pusat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno sangat mengapresiasi dengan hadirnya Gerbang Betawi. Forum tersebut, kata Sandi, dapat digunakan untuk menjalin komunikasi secara intens dengan para pelaku usaha.
“Sekarang kita lahir di dalam industri yang sangat pesat, teknologi berkembang, venuenya disini sangat bersejarah. Ini adalah milik Dinas Pariwisata DKI yang bisa digunakan untuk interaksi melahirkan juragan-juragan betawi, yang Insya Allah dengan gerakan Oke Oce, dapat menciptakan lapangan kerja,” ujar Sandi kepada wartawan di Gedung Gerbang Betawi, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (27/10).
Sandi berharap, generasi muda ke depan dapat pro aktif mengakses program Oke Oce di setiap Kelurahan dan Kecamatan tempatnya tinggal guna mendapatkan kesempatan pelatihan usaha, pendampingan dan permodalan. Dia mengaku prihatin dengan sepinya beberapa tempat yang ditertibkan oleh Satpol PP sebelum kepemimpinannya, yang berdampak kepada penurunan daya beli masyarakat.
“Saya melihat ada yang sepi, tapi ada juga yang ramai. Bayangin saja di Tanah Abang setiap hari ada 300 ribu pengguna kereta api yang tumpah disitu, menjadi pasar yang sangat menarik. Tetapi Glodok sepi, Lotus tutup. Nah, karena belum ada pengaturan yang terintegrasi, saya sedang serahkan kepada Walikota sebagai wilayah milik timnya. Kita ingin itu ditata dengan baik,” ungkapnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menargetkan Indonesia bisa berada di posisi 40 besar dalam peringkat EoDB (Ease of Doing Bussiness). Selama ini, kata dia, pelaku UMKM membayar secara proporsional kegiatan usahanya, bahkan lebih mahal, tetapi belum memiliki implikasi yang signifikan.
“Kami melakukan langkah strategis dengan memangkas regulasi, menghadirkan regulasi yang bersahabat bagi UMKM kecil dan menengah, mempermudah perizinan, memberikan akses kepada peluang usaha, memberikan akses permodalan, dan memberikan percepatan dalam terbitknya lisensi,” tandasnya.
Senada dengan hal itu, Dewan Pakar Gerbang Betawi dan juga Ketua Panitia Pelaksana Silvyana Murni menargetkan memiliki MoU dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) di 5 Kota Jakarta. Kerjasama tersebut, lanjutnya, terkait dengan ekonomi dengan Dinas UMKM, lingkungan hidup dengan Dinas Lingkungan Hidup, Pendidikan dengan Dinas Pendidikan, Pariwisata dengan Dinas Pariwisata dan PT. Jakarta Turis Sindo.
“Pada intinya kami membuat masyarakat betawi maju dengan suku lain dan memperkuat nusantara. Karena sifat kita yang egaliter, sehingga bisa maju bersama. Bang Sandi tidak hanya mengatakan Betawi bisa lestari, tetapi bisa maju termasuk dalam hal ekonomi,” paparnya.
Politisi Partai Demokrat itu memberikan masukan kepada Gubernur Anies-Sandi untuk memperkuat 3 pilar dalam menjalankan program-programnya. Pertama, sinkronisasi antara Pemerintah pusat dan daerah. Kedua, kewajiban pengusaha mendayagunakan CSR dan ketiga, partisipasi aktif masyarakat dalam check and balance.
“Kalau 3 pilar ini sukses, Insya Allah visi misi Mas Anies Sandi dapat terwujud, maju kotanya dan bahagia warganya,” pungkasnya.
Gerbang Betawi merupakan gerakan kemasyarakatan yang berasal dari orang Betawi, oleh orang Betawi, dan untuk orang Betawi dalam meningkatkan marwah dan kesejahteraan serta harkat martabat orang Betawi. Gerbang Betawi diharapkan menjadi penggerak pemberdayaan masyarakat Betawi melalui kegiatan ekonomi pendidikan dan kebudayaan yang dibingkai dengan nuansa religiusitas keislaman orang Betawi.
Sebagai informasi, Gerbang Betawi bukan gerakan politik dan tidak akan menjadi gerakan politik. Bahkan juga bukan kaki tangan partai politik tertentu dan tidak akan berpihak pada partai politik manapun terbang Betawi dibangun atas dasar kemandirian.
Ahmad Zuhdi