Ditemukan, Jamur Pengurai Plastik

by
Foto: nationalgeographic.co.id.

Berdasarkan hasil penemuan baru dari Kew Gardens, di Pakistan ditemukan jamur bernama poliuretana yang bernama latin Aspergillus tubingensis dapat mengurai sampah hanya dalam hitungan minggu.

Wartapilihan.com, Jakarta – Seperti diketahui, plastic membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun yang membuat keberadaannya menjadi berbahaya bagi ekosistem, baik di darat maupun di laut.

“Jika dikembangkan, jamur ini bisa menjadi salah satu alat untuk mengatasi masalah lingkungan paling parah di dunia, yaitu limbah plastik,” kata laporan Kew Gardens, dilansir dari nationalgeographic.co.id, Sabtu, (15/9/2018).

Kew mengatakan, jamur mencerna plastic dengan mengeluarkan enzim dan menyerap lagi bahan organik yang larut di dalam sel. Tak hanya plastik, jamur juga bisa memakan polutan semacam tumpahan minyak, bahan kimia beracun dan juga limbah radioaktif.

“Meski sering diremehkan, namun ternyata jamur bisa membuktikan bahwa mereka berguna di bidang obat-obatan, produksi bahan bakar bio, dan kini bisa menjadi kunci untuk mengatasi masalah plastik,”

Ilia Leitech sebagai salah satu tim yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan, penelitian ini masih berada dalam tahap awal, namun ia berharap jamur ini dapat bermanfaat hingga beberapa tahun ke depan.

“Ini sangat menarik karena polusi plastik adalah tantangan lingkungan yang besar. Jika ini bisa menjadi solusi maka akan sangat luar biasa,” ungkap Ilia Leitch.

Untuk diketahui, penelitian ini melibatkan 100 ilmuwan dari 18 negara ini menemukan 2.189 spesies jamur baru pada 2017. Selain sebagai pemakan plastik, jamur juga telah lama diketahui bisa dimanfaatkan untuk bioteknologi, obat-obatan, hingga makanan.

Terdapat sekitar 350 spesies jamur yang diketahui dikonsumsi sebagai makanan. Tak hanya itu, jamur juga digunakan untuk membuat makanan seperti keju, alkohol, roti, tempe, tape, dan lain sebagainya.

“Ini benar-benar membuka mata kita terhadap data pada kerajaan jamur. Kerajaan jamur termasuk ragi, yang telah digunakan selama lebih dari 9.000 tahun untuk memfermentasikan makanan dan minuman.

Tetapi (jenis jamur lain) juga mencakup beberapa patogen yang paling merusak secara ekonomi karena mengancam keamanan pangan dan ekosistem alami,” pungkas Kathy Willis, direktur ilmu pengetahuan di Kew.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *