ADAB KULIAH ONLINE

by

Sebelum wabah Covid-19 merebak, kami sudah sering berdiskusi, terutama dengan Dr. Adian Husaini tentang era baru revolusi industri 4.0 (4IR, 4th Industrial Revolution) dan era disrupsi di dunia pendidikan terutama perguruan tinggi. Menurut Clayton Christensen sebanyak 50% dari seluruh universitas di AS akan bangkrut dalam 10-15 tahun ke depan. Penyebabnya, karena terobosan inovasi seperti online learning dan MOOCs (Massive Online Open Courses). Di AS sejak 2016, 23 perguruan tinggi swasta dan 32 perguruan tinggi negeri ditutup atau merger. Angka putus kuliah (drop-out) di angka kritis 40%. Kalau di AS saja seperti itu, bagaimana di Indonesia?

Wartapilihan.com, Jakarta— Kampus-kampus besar seperti UI, IPB, ITB, UGM, UNAIR, dsb sekarang ini mampu bertahan karena adanya regulasi pemerintah yang menghalangi kampus asing buka cabang di Indonesia. Begitu pemerintah tidak mampu menahan laju globalilsasi dan kampus dunia seperti Harvard, MIT, Stanford, Cambridge, Oxford, dll bisa buka di Indonesia secara online dengan ijazah sama nilainya seperti kuliah offline, apalagi dengan biaya lebih murah, habislah kampus-kampus itu ditinggalkan mahasiswa. Ini pembicaraan kami waktu masih belum ada istilah lock down atau PSBB. Dan sekarang hampir terbukti bahwa dengan stay at home, nasib kampus-kampus offline begitu “mengkhawatirkan”. Tapi saya yakin masing-masing petinggi kampus sudah memikirkan hal itu.

Di era PSBB sekarang ini mahasiswa atau murid kuliah online dengan zoom atau google meet. Tentu para orang tua tidak mau membayar SPP dengan nilai yang sama dengan kuliah biasa. Maka, biaya kampus yang besar itu tidak mampu ditopang dengan anggaran pemerintah maupun dana yayasan. Lambat laun bisa kembang kempis operasional kampus. Sementara itu, ke depan, orang akan lebih menghargai kompetensi dan skill ketimbang secarik ijazah. Sehingga orang beramai-ramai mencari pembelajaran -yang sebagian besarnya berupa online kepada kampus-kampus yang menawarkan keahlian spesifik. Dan itu tidak perlu kampus besar. Kampus kecil, baik itu sekolah tinggi, institut atau akademi akan lebih “lincah” menanganinya.

Bagi kita umat Islam, kebiasaan baru pasca covid-19 ini dalam hal belajar mengajar tidak ada bedanya. Umat Islam, sekolah Islam, kampus Islam juga harus sama gesit, lincah dan lihai dalam menghadapi perubahan jaman ini. Hanya saja, yang tidak boleh ditinggalkan adalah adab atau etika dalam perkuliahan. Dalam ajaran Islam, adab dalam belajar mengajar, adab sebagai guru dan murid, adab sebagai mahasiswa dan dosen sama saja, baik online maupun offline (silakan baca buku Adabul Alim wal Muta’alim karangan KH Hasyim Asy’ari). Hanya saja, seperti biasa, ketika teknologi baru hadir, masalah adab atau etika penggunaannya biasanya datang belakangan daripada fitur-fitur dalam teknologi tersebut.

Beberapa kali mengisi kajian saya sering mendapati peserta meng-off videonya sehingga kita tidak tahu dia sedang mendengarkan atau tidak. Pernah selesai kajian, lalu oleh moderator suara di-unmute, ada suara peserta kajian sedang tilawah al-Quran tanpa sadar suaranya terdengar. Artinya dia tidak mendengarkan ceramah. Ketidaksopanan yang lain soal pakaian atau dandanan. Saya pernah mengikuti kajian Al-Quran alumni sekolah tertentu, ada ibu-ibu pakai pakaian rumahan tidak berjilbab sambil mengikat-ikat rambutnya berbicara, dan oleh moderator tidak di-unmute. Karena tidak nyaman akhirnya saya leave meeting. Yang seperti ini tidak memperhatikan etika atau adab.

Padahal soal menuntut ilmu dalam Islam, adab belajar merupakan hal penting. Adab inilah penentu keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu. Tanpa adab, keberkahan ilmu hilang. Bahkan para ulama mengatakan, “Pelajari adab sebelum mempelajari ilmu.” Bagaimana implementasi adab Islam di dalam proses belajar/kuliah online? Saya merangkum dari berbagai tulisan dan pengalaman pribadi selama ini mengajar kuliah dan kajian secara online.

Islam tidak membedakan adab dalam belajar/kuliah online maupun offline. Pada keduanya berlaku sama. Komputer, internet, hp, zoom, skype dan sebagainya hanya sarana saja, substansinya tetap sama yaitu proses menuntut ilmu. Untuk hal-hal umum tetap sama seperti niat yang ikhlas, mengajarkan sesuatu yang penting terlebih dulu (fardhu ain), menjaga sopan santun, menghormati guru, serius dan sabar dalam belajar, serta perlu biaya -dalam hal ini untuk membeli paket kuota. Sedangkan berkaitan dengan belajar online ini ada beberapa yang harus diperhatikan.

Baik guru maupun murid masing-masing mempersiapkan diri sebelum tampil online. Belilah paket data yang memadai agar koneksi tidak putus-putus. Kalau pakai wi-fi ramai-ramai di rumah atau kos-kosan mintalah anggota keluarga yang lain tidak online dulu selama perkuliahan agar jaringan tidak sibuk. Perhatikan waktu perkuliahan, catatlah tanggal dan jam kuliah, jangan sampai terlewat, lupa atau tertidur. Moderator atau host sebaiknya memberikan undangan 2-3 hari sebelumnya dan sehari atau beberapa jam sebelumnya dilakukan reminding. Biasanya link yang dikirim beberapa hari lalu berada di chat bawah dan susah mencarinya. Alangkah baiknya menjelang perkuliahan link tersebut dikirim kembali.

Pakailah baju yang rapi sebagaimana kita akan pergi belajar mengajar secara offline. Jangan berpakaian ala kadarnya mentang-mentang berada di rumah seperti pakai kaos atau sarungan. Meskipun tidak kelihatan, sebaiknya mandi dan berdadan terlebih dahulu sebelum online. Suasana mengajar formal ini akan menguatkan keseriusan kita dalam belajar maupun mengajar. Usahakan warna baju kontras dengan latar belakang (back ground). Berkacalah dulu sebelum tampil online atau bisa mengaktifkan camera secara offline. Atur ruangan yang akan kita jadikan sebagai back ground camera. Kalau tidak ada bagian rumah yang representatif, silakan pakai wall paper yang disediakan aplikasi atau pakai wall paper kita sendiri. Usahakan lokasi ruangan berada di kamar belajar atau tempat resmi, tidak berada di ruang privat seperti kamar tidur atau ruang makan. Hindarkan juga dari gangguan lalu lalang anggota keluarga yang lewat di belakang kita. Bagusnya juga kita memberi tahu anggota keluaga jika kita sedang kuliah online. Usahakan kita menempati posisi yang pas dalam camera, tidak terlalu turun sehingga kepala kita hanya terlihat rambut dan mata saja, atau terlalu naik sehingga jidat kita tidak terlihat, dan sebagainya. Juga jangan terlalu jauh atau terlalu dekat. Atur monitor atau layar HP sebelum online dengan mengaktifkan camera terlebih dulu. Agar suara fokus, sebaiknya pakai headset atau earphone.

Sebaiknya dalam undangan moderator disebutkan bahwa jika perkuliahan mulai -misal dan 08.00 WIB maka masuk kelas pukul 07.30 – 07.45. Hal ini untuk memberi waktu kepada dosen/guru masuk dan mahasiswa semua sudah hadir siap menerima pelajaran. Ketika dosen hadir, suara mahasiswa jangan di-mute dulu oleh moderator agar ketika dosen memberikan salam dan memulai dengan doa (atau membaca basmalah) bisa diikuti bersama-sama. Untuk kuliah perdana, dosen harus menjelaskan tata aturan perkuliahan terlebih dulu seperti semua video harus on sehingga masing-masing mahasiswa terlihat wajahnya (bukan gambar), suara di-mute, tidak boleh/boleh menyela pembicaraan dosen, mencatat pelajaran, meminta ijin jika akan ke kamar kecil atau meninggalkan ruangan dengan fasilitas wave (ngacung), duduk tegak tidak bersandar dan sebagainya. Intinya, adab ketika di kelas sama dengan di depan komputer. Maka, video tidak boleh di-off.

Dosen juga ketika menerangkan menggunakan slide, sekali-kali presentasinya di-off untuk kembali mengamati mahasiswanya. Jangan dari awal hingga akhir slide yang muncul dan dosen tidak tahu mahasiswanya memperhatikan atau tidak. Jangan sampai kita bicara sendiri lalu mahasiswa punya aktivitas lain, seperti buka medsos atau baca artikel. Sebab, mata mahasiswa sama-sama tertuju ke camera ketika memperhatikan dosen atau sedang buka medsos. Maka, jika mahasiswa terlihat tidak memperhatikan dosen harus menegur. Sebagai mahasiswa muslim, kita harus takzim dan menghormati dosen dengan cara memperhatikan pembicaraannya dan tidak “menyambi” dengan pekerjaan yang lain. Ingat, tindak tanduk kita diawasi dan dicatat malaikat, bukan cuma dosen. Ini yang beda dalam adab Islam mengenai belajar mengajar.

Dosen sebelum mulai kuliah sudah menyiapkan materi ppt atau file lain di laptopnya dalam keadaan terbuka. Jangan membuka-buka file lain selama kuliah karena mahasiswa bisa melihat isi folder yang kita miliki yang mungkin tidak perlu diketahui oleh mahasiswa. Biasanya isi kuliah direkam (bisa juga tidak) maka harus berhati-hati dalam berbicara karena rekam jejak akan beredar dan tersimpan sampai kapanpun.

Kuliah online tidak sama dengan offline dari segi waktu. Sebaiknya tidak terlalu lama. Jika di kelas 1 jam 40 menit, maka pembelajaran online 1 jam 15 menit sudah cukup. Maka, dosen dan moderator harus pandai mengatur waktu pembukaan, materi dan penutupan. Ketika sesi tanya jawab dibuka, moderator silakan meng-unmute semua peserta untuk memberikan kesempatan bertanya. Ketika dosen mulai menjawab, kembali suara di-mute. Jika ada pertanyaan yang belum terjawab, bisa dilanjutkan lewat pesan yang dicatat di chat, nanti dikumpulkan dan dijawab perkuliahan berikutnya. Ketika kuliah berakhir maka suara kembali di-unmute agar semua bisa berdoa dan menjawab salam dosen. Jangan lupa sebelum pergi kita tekan LEAVE meeting agar aktivitas kita berikutnya tidak terekam atau terlihat kawan yang belum leave.

Buat moderator atau siapa saja harus hati-hati ketika sudah online. Semua tingkah laku kita akan terekam. Kadang saya mendapati ada orang (maaf) dengan nikmat mengupil selama saya sedang ceramah. Dan ketika suara dia tidak di-mute, lalu ada suara masuk darinya, maka yang tampil di layar semua orang adalah gambar dia yang sedang mengupil. Demikian juga kadang istrinya belum pakai jilbab lewat atau ikut-ikutan melihat layar, padahal terlihat semua orang. Intinya, jangan online jika belum siap. Kondisi ini harus dibiasakan karena ini adalah hal yang baru.
Sementara itu yang bisa saya kumpulkan, silakan teman-teman yang biasa melakukan pembelajaran online, terutama sebagai moderator, bisa menambahkan. Semoga nanti bisa menjadi buku panduan ADAB KULIAH ONLINE. Terima kasih.

Dr. Budi Handrianto

Dosen Pascasarjana UIKA Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *