Diamnya pemerintah Myanmar atas konflik kemanusiaan di Rakhine State membuat semua orang geram.
Wartapilihan.com, Jakarta –Puluhan ribu umat Islam yang tergabung dalam Aksi 69 (06 September 2017) hari ini, Rabu (6/9), melakukan aksi solidaritas dunia Islam terhadap tragedi kemanusiaan yang dirasakan oleh umat Islam Rohingya. Sejak awal, massa sudah berkumpul di bundaran Hotel Indonesia (HI) yang langsung dipimpin oleh Sekjen Komite Advokasi untuk Muslim Rohingya Arakan (KAMRA) Bernard Abdul Jabbar.
“Umat Islam seperti satu tubuh, apabila yang satu merasakan sakit, maka seluruhnya akan merasakan sakit. Kami mengajak umat Islam untuk berjihad ke Rohingya kalau TNI Polri tidak bisa menghentikan pembantaian yang ada di Myanmar,” seru Bernard Abdul Jabbar dalam orasinya di depa Kedubes Myanmar, Jakarta, Rabu (6/9).
Selain itu, dalam orasinya, Bernard meminta Dubes Myanmar angkat kaki dan bendera Myanmar diturunkan. Serta meminta Pemerintah untuk mengirimkan Pasukan Garuda ke Indonesia.
“Kalau TNI tidak diberangkatkan, izinkan umat Islam Indonesia untuk berangkat ke Myanmar. Kita minta waktu dua pekan. Kita tunggu jawaban dari Panglima TNI, Kemenhan dan Kemenkumham untuk mengirimkan pasukannya,” tegasnya.
Dalam kesempatan sama, anggota DPR RI dari Fraksi PKS menyampaikan orasinya di atas mobil komando. Dia mengapresiasi beberapa partai yang aktif menyuarakan keadilan untuk umat Islam yang berada di Rakhine State.
“Kita bersyukur bukan cuman PKS, semua partai aktif menyampaikan kepeduliannya terhadap saudara-saudara kita yang berada di Rohingya. Karena kalau pemerintah tetap tuli, maka saya menyeruka kepada semua partai untuk turun ke jalan,” himbau Mardani.
Mardani menyerukan peserta aksi untuk menjaga energi perlawanan dengan membantu muslim Rohingya dengan segala resources (sumber daya) yang dimiliki. Dan tidak berhenti melakukan aksi-aksi kemanusiaan di waktu akan datang.
“Perjalanan kita masih panjang, jangan berhenti pada demo-demo. Kita bantu kondisi mereka, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. 126.000 umat Islam Rohingya di Bangladesh, 40.000 di Malaysia, 20.000 di Australia. Umat Islam di Myanmar akan kuat apabila umat Islam di Indonesia kuat. Kalau tragedi kemanusiaan ini berlangsung, kita akan demo lebih besar lagi di seluruh Indonesia. Ini bukti kita mmpunyai iman,” ungkap Mardani.
“Jangan lupa berdoa, dzikir dan memohon kepada Allah agar umat Islam di Rohingya diberikan kemediijabahKita berdoa agar Allah menghancurkan mereka semua,” tandasnya.
Para muslimah yang tergabung dalam Laskar Khadijah melalui perwakilannya dalam orasi menanyakan komitmen peserta aksi untuk turun langsung ke Myanmar menolong umat Islam etnis Rohingya yang dibunuh secara massal (genosida). Sesuai pembukaan UUD 1945, kata dia, Indonesia memiliki tanggung jawab konstitusi.
“Masihkah kita diam? Pemerintah tidak berani mengirimkan pasukannya, apakah kalian berani turun? Kita hadir disini tidak banyak tuntutan, kita merasakan apa yang dialami umat Islam. Kita menuntut keadilan dari pemerintah Indonesia,” tegasnya dalam orasi.
Ia menyayangkan, ketika umat Islam yang mempertahankan jiwa raga dan akidahnya disebut teroris sedangkan militer Myanmar dan para biksu yang membantai ratusan umat Islam, para pegiat HAM dan dunia diam seribu bahasa.
“Mudah-mudahan pemerintah kita masih mempunyai hati nurani,” ujarnya.
Masa peserta aksi membubarkan diri pada pukul 16.45 WIB dengan tertib dan damai. Nahas, aksi ini sempat diwarnai kericuhan oleh provokator yang ingin membuat suasana menjadi chaos. Dalam dua pekan ke depan, Korlap aksi Bernard Abdul Jabbar menyatakan akan kembali menggelar aksi apabila tidak ada tanggapan serius dari pemerintah dalam menyelesaikan konflik yang berkecamuk di Myanmar.
Ahmad Zuhdi