Wartapilihan.com – Kejadiannya pada Ahad (9/4) sekitar pukul 14.30, di Bandara Changi, Singapura. Awalnya ketika antri di check in di depan counter Batik Air, yang akan menuju ke Jakarta. Terjadi kesalahpahaman soal antrian, Steven Hadisurya Sulistyo, pemuda keturunan China beragama Katholik, melontarkan kata-kata penghinaan kepada Tuan Guru Bajang berupa: dasar Indo, dasar Indonesia, dasar pribunmi. Tak sekedar penghinaan tapi sudah penistaan ketika Steve mengatakan: Tiko! (tikus kotor; ti=babi, ko=anjing). Saat kejadian, Tuan Guru Bajang didampingi istrinya, Erica.
Tuan Guru Bajang Zainul Majdi adalah cucu pendiri Nahdhatul Wathan (NW), Organisasi terbesar di Nusa Tenggara Barat(NTB), Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Saat ini, Zainul Majdi adalah seorang Gubernur NTB. Atas penghinaan dan penistaan itu, sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Zainul Majdi melaporkannya ke polisi. Di sinilah akhirnya Steven secara tertulis menyatakan permintaan maafnya. Zainul Majdi sendiri, pria santun yang hafidz Quran ini, sudah memaafkan, dan tidak ingin memprosesnya ke ranah hukum.
Tapi, tunggu dulu, Zainul Majdi itu tidak hanya milik NTB, tapi juga milik umat Islam dan bangsa Indonesia. Itu sebabnya, berbagai elemen masyarakat kini melaporkan Steven ke pihak kepolisian. Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng marah lewat media sosial; Aliansi Umat Islam (AUI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), juga menghujat; Haji Jusuf Hamka dan Lieus Sungkharisma, melaporkan ke Polda Metro Jaya; begitu juga Nahdatul Wathan Jakarta mengadukan pidana penghinaan ke Polda Metro Jaya.
Sesungguhnya, manusia diciptakan oleh Allah berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar satu sama lain saling mengenal(Al-Hujurat: 13), bukan saling menghujat, menghina, dan menistakan. Karena dalam pandangan Allah, manusia yang mulia itu adalah mereka yang paling bertakwa. Dicaci, dimaki, dan dinistakan tidak membuat Zainul Majdi jadi terhina. Tidak. Bahkan ia akan semakin mulia, sedangkan Steven, akan menjadi manusia yang ternista akibat ulahnya sendiri.
Steven yang kafir itu, tentu saja sangat dekat (dalam arti mengkonsumsi) binatang babi, sedangkan babi diharamkan dalam Islam. Ada banyak hikmah dibalik larangan mengkonsumsi babi. Dari semua jenis binatang, DNA babi lebih mirip dengan DNA manusia, maka sifat-sifat binatang terseburt akan mudah menular kepada manusia yang mengkonsumsinya.
Adapun sifat-sifat buruk binatang babi, antara lain, amat rakus, sangat jorok, tidak nyaman berada di tempat yang bersih. Babi juga tidak punya sifat cemburu sebagaimana kucing dan ayam jantan. Jika ada 2 babi jantan dan 1 babi betina, maka dua babi jantan tadi akan mengawini babi betina secara bergiliran. Bisa dibayangkan bagaimana sifat orang-orang yang suka mengkonsumsi babi. Padahal, sepanjang sejarah kenabian dan kerasulan, babi dilarang dikonsumsi.
Hujjatul Islam Imam Abul Hamid al-Ghazali (445-505 H/1059-1111M), dalam magnum opusnya Ihya’ ‘ulum al-Din membahas secara khusus persoalan halal-haram. Menurut al-Ghazali, barang-barang halal, baik cara mendapatkannya, yang dipakai maupun yang dimakan, bermanfaat untuk kemaslahatan kehidupan dunia guna menuju kebahagiaan di akhirat. Sedangkan barang haram, jika dimakan, akan terjadi sebaliknya.
Karena itu, nanti, di akhir zaman, Nabi Isa ‘Alaihissallam, akan diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ke dunia dan punya misi khusus, salah satunya, membunuh babi, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa sallam:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ عَليهِ السَّلام حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ.
“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam ‘Alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” (dinarasikan oleh Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Pelanggaran yang dilakukan oleh umat manusia yang mengkonsumsi babi itu dijawab oleh Allah, melalui Isa ‘Alaihissallam, dengan cara semua babi di dunia akan dibunuh!
Sebagaimana kita ketahui, manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang baik, sebagaimana tersurat dalam surah At-Tin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Tapi, karena manusia itu ingkar, kafir dan musyrik, meski bentuk rupanya baik, mereka dilabeli sebagai seburuk-buruknya makhluk, sebagaimana tersurat dalam surah Al-Bayyinah ayat 6, “Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” Sedangkan di dalam ayat ke 7, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat predikat sebagai khoirul bariyyah, sebaik-baiknya makhluk.
Dalam konteks ini, Tuan Guru Bajang Haji Zainul Majdi telah mendapatkan predikat khoirul bariyyah. I
Penulis: Herry M. Joesoef