Melalui Superqurban, daging qurban dapat dioptimalkan menjadi cadangan makanan sebagai ikhtiar terwujudnya ketahanan pangan Indonesia dan dunia.
Wartapilihan.com, Jakarta — Tepatnya pada 2 Juli 1998, Rumah Zakat Yang dulu dikenal dengan Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) hadir untuk bersinergi dalam mengatasi masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Kini, 20 tahun sudah Rumah Zakat bekerja untuk menyalurkan amanah Zakat, Infak, Shadaqah (ZIS) para donatur kepada lebih dari 27 juta Penerima Layanan Manfaat (PLM).
PLM terdiri dari 9.268.338 PLM di bidang kesehatan, 5.933.392 PLM di bidang pendidikan, 4.159-213 PLM di bidang ekonomi dan 8.049.985 PLM di bidang lingkungan yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Adapun beragam Program pemberdayaan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan Iingkungan tersebut diimplementasikan di 1.194 Desa Berdaya yang tersebar di 207 kabupaten kota.
“Saat ini, Rumah Zakat telah memiliki 8 Klinik Pratama, 51 Ambulance, 20 Mabil Klinik, 18 Sekolah Juara dan 2 Mobil Juara yang semuanya berasal dari dana Zakat, Infak dan Sedekah para donatur,” jelas CEO Rumah Zakat, Nur Efendi di Kawasan GBK, Jakarta, Kamis (26/7).
Ia menuturkan, Rumah Zakat juga konsen dalam bidang ketahanan Pangan dan pemenuhan gizi masyarakat melalui optimalisasi program ibadah qurban. “Salah satu aspek yang kami perhatikan dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah pemenuhan gizi, terutama sumber protein bagi para penerima manfaat. Dengan gizi yang seimbang, masyarakat desa akan memiliki energi untuk lebih produktif, maju, dan berdaya,” tutur Nur Efendi.
Menurut Nur, berdasarkan data OECD 2015, tingkat konsumsi daging di Indonesia saat ini masih rendah, yakni 11,6 kilogram per kapita per tahun. Sementara angka ideal konsumsi daging sebanyak 34,19 kilogram per kapita per tahun.
“Kita berada jauh di bawah Vietnam, Malaysia, Thailand, untuk jumlah konsumsi daging ini. Jika hal ini tak dicarikan solusi, maka upaya pemberdayaan yang kita Iakukan akan memiliki kendala yang cukup besar,” ungkapnya.
Salah satu upaya yang dilakukan Rumah Zakat sejak tahun 2000 adalah melalui pengelolaan daging qurban menjadi kornet dan rendang, yang dikenal dengan Superqurban. Momen ldul Qurban dapat menjadi saat yang tepat bagi umat muinm untuk menyediakan sumber protein hewani, sehingga dapat dimanfaatkan lebih lama dan berkelanjutan. Melalui Superqurban, daging qurban dapat dioptimalkan menjadi cadangan makanan sebagai ikhtiar terwujudnya ketahanan pangan Indonesia dan dunia.
“lnilah yang kami sebut sebagai Energi Berkelanjutan. Daging qurban kita akan disalurkan di Desa Berdaya yang ada di 30 provinsi di Indonesia serta di wilayah-wilayah rawan pangan, sebagai persediaan pangan sumber protein hewani bagi masyarakat,” kata Nur.
Hingga kini, sebanyak 4,2 juta kaleng Superqurban didistribusikan di Indonesia dan mancanegara, dengan total penerima manfaat lebih dari 2 juta. Selain disalurkan di 34 Provinsi di Indonesia, program Qurban Rumah Zakat juga telah menjangkau Palestina, Filipina, Nepal, Myanmar, Bangladesh, Somalia, dan Syria.
Dalam kesempatan sama, Ketua MPR Zulkifli Hasan menuturkan, kewajiban zakat adalah ajaran agama Allah yang diketahui secara jelas dan pasti. Karena itu, siapa yang mengingkari kewajiban ini, sesungguhnya ia telah mendustakan Allah dan mendustakan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam,
“Zakat itu dalam Islam, wajib. Karena wajib dan merupakan hukum Islam, maka terdapat aturannya. Publik harus diberitahu tentang cara pembayaran zakat. Rumah Zakat wajib mensosialisasikan aturan-aturan zakat,” kata Zulhas.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Eko Putro Sandjojo mengatakan, pemanfaatan dana zakat perlu bisnis model yang efektif agar impact-nya besar. Menurut dia, Rumah Zakat tak hanya memberikan ikan sebagai pancingan, tapi juga kail agar dapat mandiri.
“Zakat kita membantu Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Program Rumah Zakat sangat dirasakan masyarakat di desa,” ujar Menteri Eko.
Studi Kasus: Peningkatan Berat Badan Paslen Gizi Buruk dl Tasikmalaya
Namanya Bion (3,5th). Saat lahir berat badan Bion normal. Namun karena kondisi perekonomian keluarga yang kurang baik, Bion tidak mandapatkan asupan gizi seimbang yang dibutuhkan anak seusianya. Akibatnya, Bion mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan. Sehinsga Posyandu Gunung Sari Kab. Tasikmalaya menyatakan Bion sebagai anak dengan gizi buruk.
Melihat hal tersebut, Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat yang berada di Desa Gunung Sari Kab. Tasikmalaya bekerjasama dengan Posyandu untuk memantau perkembangan Bion secara intensif. Mereka memberikan beragam makanan tambahan termasuk Superqurban untuk dikonsumsi Bion dan keluarganya.
“Alhamdulillah setelah tiga bulan pemantauan, kini berat badan Bion sudah ada kenaikan. Mudah-mudahan Bion sehat selalu dan tumbuh menjadi anak yang ceria,” tutur Fasilitator Desa Berdaya Gunung Sari, M. Fauzi Ridwan.
Superqurban untuk Warga Kekurangan Pangan di Maluku Tengah
Sebanyak 3000 kaleng kornet dan rendang Superqurban tengah dalam perjalanan untuk disaiurkan kepada warga Suku Amuse Ane di Gunung Morkelle, Maluku Tengah yang mengalami kekurangan pangan. Pemberangkatan Superqurban tersebut dilakUkan siang ini, Kamis (26/7) yang dibawa oleh para relawan Rumah Zakat.
Beberapa waktu lalu, 3 warga Suku Amuse Ane yang terdiri dari 1 orang lansia dan 2 balita meninggal dunia akibat busung Iapar. Menurut informasi BPBD Kabupaten Maluku Tengah, kelaparan yang terjadi diakibatkan oleh hama babi hutan dan tikus yang menyerang perkebunan milik warga. Akibatnya, saat ini warga Suku Mausu Ane mengalami krisis bahan pangan Iokal.
Perjalanan yang akan dilalui Relawan menuju lokasi penyaturan cukup panjang. “Hari ini relawan berangkat dari Jakarta menuju Ambon menggunakan pesawat. Lalu dilanjut dengan perjalanan laut selama 3 jam dari pelabuhan Tulehu ke Pelabuhan Amahe di Maluku Tengah. Kemudian mereka kembali melakukan perjalanan selama 8 jam menuju lokasi penyaluran kepada warga Suku Manse Ana di Gunung Morkeue, Kabupaten Maluku Tengah. Doakan semoga perjalanan lancar dan kita bisa membantu saudara-saudara kita yang memerlukan,” ungkap Nur.
Ahmad Zuhdi