Setelah Nancy, Kini Fiera Lovita

by

Dengan sandiwara persekusinya, Fiera telah mencari sensasi dengan mencitrakan buruk Kota Solok di mata Indonesia.

Wartapilihan.com, Solok – Warga Kota Solok, Sumatera Barat menggelar aksi di pusat Kota Solok menolak kampanye negative dr. Fiera di media massa sehingga nama Kota Solok tercemar. Dia mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya saat mediasi di RSUD dan membuat pernyataan memohon maaf serta tidak akan mengulanginya lagi.

“Kami atas nama warga menilai dr. Fiera melakukan sandiwara untuk mencari nama -ingin ketenaran- dengan memutar balikkan fakta sehingga kota Solok terkesan kota yang keras dan tidak aman untuk dikunjungi. Padahal, kehidupan warga di Kota Solok selama ini berjalan aman, damai dan tenteram, kami hidup berdampingan dengan warga non muslim disini,” kata salah seorang peserta aksi yang tergabung dalam Forum Peduli Masyarakat Kota Solok (FPMKS).

Beberapa waktu lalu, dalam pertemuan dengan Kapolresta Solok, AKBP Susmelawati Rosya, mengaku bahwa Kapolres dan jajarannya telah bekerja cepat dan mengayomi tanpa adanya teror, intimidasi terhadap dr. Fiera dan keluarganya. Selain itu, warga ingin kejelasan dari Kapolri, Jenderal Tito Karnavian yang terkesan menggambarkan Kota Solok sebagai kota yang tidak aman, ditambah dengan pergantian Kapolres yang realitanya sudah berhasil meredam kasus dr. Fiera.

“Kota Solok hingga detik ini aman dan nyaman, tidak seperti apa yang di opinikan dokter tersebut di media massa, tidak ada persekusi dan intimidasi apalagi teror, karena semua sudah selesai dengan damai tanpa ada tekanan dan paksaan, tapi kenapa dia menggambarkan seakan kota kita kota teror? Sekarang justru dia yang membuat masalah baru sehingga berujung pencopotan Kapolres,” sambungnya.

Aksi warga Kota Solok kemarin, Senin (5/6) Pkl. 16.00 di pusat kota Solok dihadiri dan diikuti oleh Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can, Anggota DPRD dari Golkar, PAN, PKS, PPP, KNPI, Mahasiswa, OKP, masyarakat, ninik mamak, tokoh masyarakat, dan bundo kandung.

“Pemecatan (Kapolres) ini menggambarkan seolah kota kami tidak aman oleh prilaku seorang dokter yang mengatakan mendapatkan intimidasi, tekanan-tekanan dari masyarakat Kota Solok. kami menyatakan kota Solok Aman, Kota Solok Tentram, Kota solok kami jaga bersama-sama” kata anggota DPRD Kota Solok dari Partai Golkar Ramadhani Kirana Putra dalam orasinya.

Selesai aksi di pusat kota, massa melakukan long march menuju kantor Polres Kota Solok guna melaporkan dr. Fiera dan menuntut kejelasan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian perihal pergantian Kapolresta AKBP Susmelawati Rosya yang di mutasi ke Polda Sumatera Barat.

Anggota DPRD dari Partai PAN, Irman Yefri Adang mengatakan bahwa telah terjadi penzaliman dan ketidak adilan terhadap Kota Solok yang dilakukan oleh orang-orang ditingkat pusat, sehingga terbangun opini bahwa Kota Solok tidak aman dan berakibat pada ketakutan orang yang akan berkunjung ke Kota Solok yang merupakan daerah perdagangan dan wisata.

“Kita tahu benar bahwa Solok ini merupakan kota yang aman dan sangat kondusif, maka melalui kesempatan ini selaku masyarakat Solok, kami meminta keterangan yang sejelas-jelasnya dari Kapolri, kenapa Kapolres yang dicintai oleh masyarakat solok harus dicopot,” ujar Yefri Adang.

Diketahui sebelumnya, dr. Fiera mengunggah status yang dipermasalahkan tersebut terhitung tanggal 19-21 Mei 2017. Status tersebut berbunyi, “Kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara n 7 juta ummat yg siap mendampingimu, jgn run away lg dunk bib.”

Ada juga, “Kadang fanatisme sudah membuat akal sehat n logika tdk berfungsi lagi, udah zinah, kabur lg, masih dipuja & dibela,” dan “masi ada yg berkoar2 klo ulama mesumnya kena fitnah, loh…dianya kaburr, mo di tabayyun polisi beserta barbuk ajah ga berani”.

Fiera mengaku tidak memiliki maksud lain saat mengunggah status itu, apalagi melecehkan ulama. Dia mengaku hanya mengungkapkan pendapat, terlebih, media sosial merupakan ranah umum tanpa batas. Menurutnya, status yang diunggah di media sosial hanyalah bentuk keheranan setelah melihat berita konferensi pers pihak Kepolisian terkait kebenaran barang bukti kasus pornografi berupa percakapan Firza Husein dengan Habib Rizieq Shihab.

“Saya hanya menanggapi berita kaburnya seorang habib yang akan diminta keterangannya oleh polisi di Jakarta dalam kasus chat mesum, dan kasus hukum lain yang menimpa habib tersebut. Saya seperti netizen lainnya hanya mengemukakan apa yang ada dalam hati dan pikiran saya tanpa ada maksud dan tujuan apa pun,” ujar Fiera dalam jumpa pers bersama aktivis YLBH di Jakarta.

Status-status Facebook Fiera terus viral di media sosial. Walaupun sudah melayangkan surat permintaan maaf ke media sosial, ia terus mendapatkan tekanan disebabkan perkataannya yang sangat kontra produktif. Oleh karena itu, dia memilih untuk meninggalkan Solok. Dia menginginkan peristiwa ini tidak terulang. Alih-alih kebebasan berpendapat yang telah dilindungi UUD 45 Fiera meminta pemerintah melindungi setiap warga negaranya.

Satya Wira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *