SEMAKIN NYATA, IDEOLOGI ZIONIS MEMANG MENGERIKAN

by
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dari hari kehari semakin tampak, ideologi zionisme-rasisme memang mengerikan. Dalam dua bulan terakhir (Oktober-November 2023), sudah 15.000 warga Palestina dibantai oleh Zionis-Israel. Puluhan ribu lainnya luka-luka. Ratusan ribu bangunan hancur. Tetapi, tentara Zionis-Isreal masih terus menyerang warga Palestina. Sebagian besar korbannya adalah warga sipil, wanita dan anak-anak.
Tentara Zionis Israel dan para pendukungnya di sejumlah negara seperti menikmati adegan demi adegan pembantaian anak-anak Palestina. Rasa kemanusiaan sudah mati. Kini beredar banyak video yang meneriakkan bahwa kemanusiaan sudah mati di dunia Barat.
Maka, dunia pun heran dan geram. Indonesia memelopori dilakukannya gencatan senjata. Bahkan, kemudian Indonesia menuntut agar Israel dibawa ke Mahkamah Internasional atas kejahatan perang, melakukan genosida (pembasmian etnis) Palestina. Tuntutan ini juga dilakukan oleh sejumlah negara.
Genosida yang dilakukan Zionis-Israel memang semakin nyata. Mereka bermaksud mengosongkan wilayah Gaza dari bangsa Palestina dan mengisinya dengan bangsa Yahudi. Masyarakat dipaksa untuk pergi dari Gaza dengan teror demi teror yang tanpa henti. Cara ini pula yang dulu dilakukan oleh milisi-milisi Zionis ketika mengusir warga Palestina dari Kampung Halaman mereka.
Karena itulah, sejak tahun 1955, Indonesia sudah menyuarakan kepada dunia, bahwa Zionisme adalah satu bentuk kolonialisme yang paling jahat. Itu disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung. Salah satu jiwa pokok Konferensi ini adalah jiwa anti-Zionisme.
Mantan Menlu RI, Roeslan Abdulgani, menulis, dalam konferensi tersebut Zionisme dikatakan sebagai “the last chapter in the book of old colonialism, and the one of the blackest and darkest chapter in human history”.  Menurut Roeslan, “Zionisme boleh dikatakan sebagai kolonialisme yang paling jahat dalam jaman modern sekarang ini.”
Dan pada 10 November 1975, Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi 3379 (xxx) yang menyatakan: “Zionisme adalah sebentuk rasisme dan diskriminasi rasial.”  Jadi, Zionisme adalah satu bentuk kejahatan besar di alam modern ini.
Lucunya, PBB membiarkan saja terjadinya pembantaian ini dan tak berdaya menghadapi kejahatan Zionis-Israel. Dewan Keamanan PBB yang berwenang melakukan intervensi militer tidak mampu berbuat karena AS selalu menveto resolusi yang dianggap mengganggu kepentingan Israel.
Jadi, dari hari kehari, dunia semakin paham, bahwa Zionisme adalah paham yang mengerikan. Sebab, paham ini sejatinya paham sekuler. Theodore Herzl dan para tokoh Zionis lainnya menggunakan dalil agama untuk membenarkan perampasan tanah dan pembunuhan warga Palestina. Dengan alasan  utama: Tanah itu memang hanya diperuntukkan bagi orang Yahudi saja. Itulah tanah yang dijanjikan Tuhan.
Dengan alasan itulah, jutaan orang Yahudi kini merampok tanah-tanah orang Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Kaum Zionis Yahudi senantiasa mengaku, bahwa mereka punya hak teologis dan historis atas tanah Palestina.  Klaim teologis dan historis  itu merujuk pada teks-teks Bibel Perjanjian Lama.
Sejak dulu, teks-tekas keagamaan itu dijadikan sebagai argumentasi politis oleh tokoh-tokoh Zionis dalam berbagai kesempatan. Tahun 2022 lalu, seorang diplomat Indonesia bercerita kepada pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), bahwa ia pernah menyaksikan Dubes Israel di PBB membawa Bibel untuk membenarkan pencaplokan mereka atas Tanah Palestina.
Hal seperti itulah yang selalu dikatakan oleh tokoh-tokoh Zionis Yahudi. “Negeri ini sebagai buah janji Tuhan. Adalah menggelikan apabila masih dipertanyakan keabsahan legitimasinya,” kata Golda Meir. Manachem Begin pernah menyatakan, “Negeri ini dijanjikan untuk kita, dan kita punya hak atasnya.”
Moshe Dayan pernah membuat pernyataan di Harian The Jerusalem Post (10 Agustus 1967), “Jika Anda mempunyai Kitab Bibel, dan ahli Bibel, maka Anda juga memiliki hak atas tanah Bible — sebagai penentu kebenaran dan penguasa di Jerusalem, Hebron, Jericho, dan daerah-daerah sekitarnya.”
Klaim teologis itu juga dijadikan pijakan bagi tokoh-tokoh Zionis untuk menentukan batas wilayah negara Israel.  Tokoh Zionisme politik Theodore Herzl menggariskan bahwa wilayah Israel Raya membentang dari “Hulu Mesir sampai ke Eufrat”.
Tokoh kelompok national-religious Zionism  “Mizrachi”  Rabbi Yehuda Fischman menyatakan kepada Komite Penyelidikan Khusus PBB, 9 Juli 1947, bahwa wilayah negara Israel “membentang dari Sungai Mesir sampai Eufrat, meliputi Syiria dan Lebanon”.
Pada awal tahun 1937, Ben Gurion merencanakan garis perbatasan Israel dengan menggunakan Bible sebagai rujukan. Menurutnya, negeri Israel harus meliputi lima wilayah, yaitu Lebanon Selatan, Syiria Selatan, Transjordania, Palestina, dan Sinai. Tahun 1956 Ben Gurion mengumumkan, yang diaklamasi oleh Knesset, bahwa Sinai adalah bagian dari “Kerajaan Daud dan Sulaiman”. (Lihat, Ralph Schoenman, Mimpi Buruk Kemanusiaan — Sisi-sisi Gelap Zionisme (terj.), 1998,     Gideon Shimoni, The Zionist Ideology, 1995, Roger Garaudy, Israel dan Praktik-praktik Zionisme, 1988).
Menurut Gideon Shimoni, hampir seluruh pemikir Zionis mengakui konsep “historical right” (hak sejarah) bagi bangsa Israel atas tanah Palestina.  Rumusan awal atas “historical right” itu misalnya disusun oleh Moshe Leib Lilienblum tahun 1882: “We have a historical right (to Eretz Israel) which has neither lapsed nor been forfeited with the lost of our sovereignty, just as the right of the Balkan nations to their lands has not lapsed with the loss of their sovereignty”.
Ketika berlangsung Kongres Zionis tahun 1897, Herzl menyatakan: “If there is such a thing as a legitimate claim to a portion of the earth’s surface, all peoples who believe in Bible must recognize the right of the Jews.”
Zionisme adalah contoh nyata praktik politik identitas yang palsu. Sebab, mereka menggunakan jargon dan simbol-simbol agama Yahudi untuk menipu Yahudi dan umat manusia. Negara Zionis itu diberi nama Israel (nama Nabi Ya’qub). Tetapi, negara Israel adalah negara sekuler yang tidak diatur dengan ajaran Yahudi dan hukum Taurat.
Jadi, dari hari ke hari, Zionisme semakin mengerikan. Syukurlah dunia juga semakin terbuka mata hatinya untuk memahami fakta yang sebenarnya. Wallahu A’lam bish-shawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *