Penggulingan #2019GantiPresiden?

by
Foto: berbagai sumber.

Sejak tagar #2019GantiPresiden digulirkan oleh oposisi, tagar ini sempat menjadi trending topik di berbagai media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Hingga terdengar kabar, Mardani Ali Sera, salah satu penggagas #2019GantiPresiden mendapatkan teror bom Molotov di rumahnya; belum lagi mobil Neno Warisman juga dibakar. Ada apa?

Wartapilihan.com, Jakarta –Dalam waktu yang tidak terlalu berselang lama, terjadi dua peristiwa yang menimpa dua tokoh atau aktivis yang juga pegiat Gerakan 2019 Ganti Presiden yaitu Mardani Ali Sera yang juga Ketua DPP PKS dan aktivis perempuan Neno Warisman.

Rumah Mardani Ali Sera di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal. Sementara, mobil Neno Warisman mendadak terbakar saat terparkir di depan rumahnya di kawasan Cimanggis, Depok.

Menanggapi hal ini, Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris mengatakan, walau masih terlalu dini mengaitkan dua peristiwa ini dengan aktivitas keduanya, tetapi pelaku teror di rumah Mardani Ali Sera harus segera diringkus.

Sementara penyebab pasti mendadak terbakarnya mobil Neno Warisman harus diungkap secara tuntas dan transparan. Apa benar merupakan aksi teror atau karena korseleting aki.

“Menjelang Pemilu 2019, teror sekecil apapun harus diwaspadai. Tidak boleh dianggap peristiwa kriminal biasa. Kedua peristiwa ini harus diusut dan diungkap tuntas oleh aparat penegak hukum.

Apa yang dialami Bang Mardani dan keluarganya sudah pasti aksi teror, pelakunya harus bisa ditangkap. Apa yang menimpa Mbak Neno Warisman juga harus diungkap, apa benar hanya karena korsleting aki?” tukas Fahira, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Fahira mengungkapkan, pengusutan tuntas kedua peristiwa ini terutama menangkap pelaku pelemparan bom molotov menjadi penting agar kasus ini tidak dimanfaakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana menjelang Pemilu 2019.

Jika peristiwa ini dianggap teror biasa dan lewat begitu saja, maka, bukan tidak mungkin terjadi aksi teror-teror lain yang lebih besar.

Perbedaan pandangan politik menjelang Pemilu 2019 yang semakin tajam, lanjut Fahira, sebenarnya adalah hal yang lumrah. Namun, perbedaan ini bisa menjadi gesekan besar jika kita memberikan toleransi dan menganggap biasa aksi-aksi teror seperti ini.

“Agar tidak menjadi ajang saling curiga dan dimanfaatkan untuk mengadudomba kita, saya berharap kasus ini bisa terungkap sejelas-jelasnya. Penegakan hukum menjadi satu-satu cara agar demokrasi kita tidak dinodai dan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

Mereka ingin memicu konflik di negeri ini, Jangan sampai dibiarkan leluasa merencanakan dan melakukan aksi-aksi teror,” pungkas Anggota DPD RI DKI Jakarta ini.

Seperti diketahui, sejumlah ormas Islam siap siaga di depan rumah Anggota DPR RI, Mardani Ali Sera, pasca teror bom Molotov yang menimpa rumahnya. Orang tak dikenal tiba-tiba melempar bom Molotov di rumahnya, daerah Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Ia mengatakan, ia sedang ke luar kota dan anak-anaknya ada di rumah. Untungnya kejadian ini tak menimbulkan korban jiwa.

Mardani memberikan penuturannya di Twitter @MardaniAlisera, bahwa sejak kejadian tersebut, banyak pesan yang masuk ke gawainya memberikan doa dan dukungan agar terus menyuarakan aspirasi rakyat.

“Banyak sekali WA dari tokoh-tokoh nasional, teman seperjuangan dan ormas-ormas Islam, baik didalam maupun luar negeri memberi simpati terhadap keluarga kami dan mereka terus mendukung kami untuk berjuang & sabar dalam menerima ujian,” kata Mardani.

Ia mengaku juga mendapat dukungan dari Habib Rizieq Syihab yang langsung memerintahkan laskar (Front Pembela Islam) FPI membantu pengamanan datang kerumah bekerjasama dengan aparat yang ada.

“Sejak kemarin sampai saat ini rumah cukup ramai, yang menjadi hikmah dari semua ini berkumpulnya banyak perwakilan ormas Islam yang datang utk memberi dukungan. Semua siap siaga, Indahnya persatuan umat,” lanjutnya.

Mardani pribadi mengatakan, tidak ingin berspekulasi tentang latar teror ini, karena semua sudah menjadi domain polisi untuk mengusutnya. “Namun kami akan terus fokus menyuarakan keinginan konstitusional untuk #2019GantiPresiden,” tegasnya.

Sebagai pimpinan Komisi II, teror semacam ini, menurut dia, bisa juga bentuk teror kepada kelembagaan @DPR_RI, karenanya pengungkapan perlu transparan, tepat dan berkeadilan.

Menanggapi soal spanduk #2019GantiPresiden yang sudah membentang di Sydney, Australia, ia mengatakan, deklarasi relawan #2019GantiPresiden di Wiley Park Sydney, Minggu 22 Juli 2019 akan diikuti di beberapa kota di dunia.

“Terdekat insyaa Allah Qatar, (ini menjadi) bukti bahwa gerakan ini sdh menjadi people movement (gerakan masyarakat). Mereka urunan uang dan bekerja sukarela. Luar biasa para panitia bekerja mulai dari ngurus visa saya hingga merancang acara yang khidmat di taman yang indah,” tegasnya.

Sementara itu, mobil Neno Warisman yang turut aktif dalam gerakan #2019GantiPresiden juga turut mengalami intimidasi. Di kediamannya, Cimanggis, Depok, mobil hitam Daihatsu Xenia bernomor polisi B 1247 EKC miliknya mengakami kerusakan paling parah di bagian depan dan kaca mobil.

Kendati ada dugaan dibakar berdasarkan kesaksian satpam, namun Neno enggan berspekulasi soal mobilnya. Ia mengaku tetap berpikir positif atas kejadian tersebut.

“Ambil positifnya saja untuk yang saat ini terjadi, tidak usah takut lah, bawa happy saja, tetap jalani tugas, mobil saya juga kan sudah dibenerin,” kata Neno, dilansir dari Kompas.com.

Adapun Daihatsu Indonesia, dari laman twitter-nya @DaihatsuInd menanggapi pertanyaan soal kemungkinan mobil yang korslet, pihak Daihatsu mengatakan, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut.

“Karena semua mobil Daihatsu memiliki standar keamanan yang sesuai dengan ketetapan, yang menjamin keselamatan pengguna,” pungkasnya.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *