Belakangan warganet banyak yang mengalami pro dan kontra akibat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menutup Kali Item dengan waring hitam. Kali yang hitam karena limbah minyak, gas, dan cairan fosil ini ditutup dalam rangka kenyamanan para peserta Asian Games 2018.
Wartapilihan.com, Jakarta –Permasalahan ini dapat dianalisa menggunakan hukum Termodinamika. Ismail Fahmi, alumni Teknik Elektrik di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mencoba memberi pencerahan.
Hukum ini menurut Ilham sangat penting jika mau bicara soal energi. Ada hukum Termodinamika 1, 2, dan 3. Pada hukum pertama berbunyi: energi tidak dapat diciptakan, dan tidak dapat dimusnahkan, namun bisa diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya.
Menggunakan hukum pertama, kata dia, energi yang besar datang dari matahari, dalam bentuk cahaya yang membawa panas. Energi panas ini merambat, hingga mengenai permukaan air sungai.
“Akibatnya, permukaan air akan panas dan berubah bentuk dari wujud air menjadi gas atau uap. Di sini hukum pertama bekerja. Energi panas menengai atom, berubah jadi energi gerak atom, makin lama makin cepat, akibatnya ikatan antar atom renggang, sehingga atom-atom air jadi ringan dan terbang,” kata Ilham, Rabu, (25/7/2018).
Air yang terbang, lanjut Ilham, jadi uap air, dan hal ini membawa bau. Bau dari bakteri, racun, dari limbah ikut terbang dalam uap air yang ditiup angin.
“Tanpa ada medium lain antara matahari dan permukaan air, maka 100% energi panas matahari akan sampai pada air, sehingga full semua akan digunakan untuk menghasilkan uap,” lanjut penggagas Media Kernels Indonesia ini.
Waring atau jaring dari plastik nilon ini akan menangkap energi panas matahari tersebut sebelum mengenai air. Ditambah dengan warna hitam yang punya sifat menyerap panas, akan membuat energi panas terperangkap pada jaring plastik. Jaring jadi panas. Di sini hukum pertama sudah bekerja, sebelum energi sampai air.
“Namun jaring tersebut ada lobang-lobangnya, sehingga ada sebagian energi panas yang menerobos sampai ke permukaan air. Berapa persen sampai? Ini tergantung dari efisiensi penyerapan panas oleh waring. Saya ndak tahu berapa. Namun yang pasti, energi yang digunakan untuk mengubah air jadi uap, jauh lebih sedikit,” tukasnya.
Akibat dari sedikitnya energi panas yang sampai ke air, maka uap air pun lebih sedikit. Uap ini terbang ke atas. Namun dia akan ditangkap oleh permukaan bawah waring lagi. Sehingga tidak bisa bebas lepas ke atas.
“Tapi karena waring ada lobang-lobangnya, maka sebagian uap akan ke atas. Uap yang lepas ini jauh lebih sedikit dibanding jika tanpa waring,”
Soal efektifitas waring, Ilham mengatakan, bisa dilihat dari dua hal seperti dalam penjelasan di atas. Pertama, untuk mengurangi panas yang sampai ke permuakaan air. Kedua, menangkap uap yang lepas dari sisa panas yang sampai ke air.
“Artinya, secara teoritis, waring harusnya efektif untuk mengurangi bau. Kuncinya dari lebih sedikitnya uap air yang terbang bebas ke atas sungai. Terbukti atau tidak? Saya belum buktikan. Namun dari berita dari salah satu artikel Kompas, beberapa warga bilang kalau bau semriwing dari kali item ini jauh berkurang dibanding sebelum dipasang,” imbuh dia.
Agar baunya tidak sampai ke atas, Ilham menyarankan, dapat digunakan hukum ketiga termodinamika. Hukum ini berbunyi: pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
“Maksudnya, kalau kita bisa bikin temperatur air Kali Item ini dingin, pada titik 0 derajat kelvin atau -273 derajat celcius, maka tidak akan ada pergerakan atom sama sekali, alias entropi menedekati nol. Diam absolut. Saat itu, tidak akan ada bau sama sekali,” kata dia.
Fahira: Jangan Dicela, Berikan Apresiasi
Fahira Idris selaku Anggota DPD RI turut menanggapi soal banyaknya kontra warganet. Ia mengungkapkan, aroma tidak sedap ini sudah menjadi keluhan warga yang menahun. Pemprov DKI Jakarta, menurutnya juga telah melakukan serangkain penanganan mengatasi masalah ini, seperti penggunaan Nano bubble dan aerator sebagai langkah normalisasi untuk mengaduk endapan sehingga air bergerak dan meminimalisir aroma yang tidak sedap dikawasan Wisma Atlet.
“Dan Alhamdulillah, hari ini aroma tidak sedap dari Kali Item, sudah jauh teratasi dibandingkan beberapa bulan kebelakang, namun demikian warna pekat masih terus diupayakan solusi penyelesaianya oleh Pemprov DKI,” kata Fahira, Rabu, (25/7/2018).
Fahira melanjutkan, waring ini patut diapresiasikKarena selain agar para atlet tidak memandang langsung Kali Item, meminimalisir aroma tidak sedap, pemasangan Waring juga diharapkan mencegah masyarakat membuang sampah di kawasan Kali item, sehingga proses normalisasi oleh petugas dinas kebersihan DKI Jakarta bisa terus berjalan efektif dibawahnya.
“Tentu Kita berharap proses pembersihan, pembeningan dan normalisasi Kali Item dapat berjalan dengan cepat dan tidak menggangu aktivitas Atlet di kawasan tersebut,” lanjutnya.
Fahira menjelaskan, normalisasi Kali Item tentu membutuhkan proses dan ikhtiar dari banyak Pihak yang juga tidak singkat.
“Alhamdulillah Pemprov DKI telah terus bekerja dan progres perbaikan di kawasan Kali Item perlahan mulai dirasakan masyarakat. Sebagai Tuan Rumah tentu kita patut berikhtiar terbaik agar sukses menjadi Tuan Rumah dan memberikan kenyamanan kepada para atlet Asian Games 2018,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia yakin Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta juga akan terus berikhtiar dan berupaya terbaik agar sukses menjadi tuan rumah yang mendorong pula kesuksesan para Atlet Indonesia dalam Asian Games 2018.