Saya pernah menulis bahwa bila tauhid dan kesyirikan diungkap dengan sejelas jelasnya maka banyak di antara umat ini yang merasa terhimpit dadanya.
Wartapilihan.com, Depok– Lalu, ada seorang teman yang bertanya kepada saya, apa argumentasi saya yang mengatakan bahwa bahasan tauhid akan menghimpit dada karena juga pasti mengungkap kesyirikan.
Einstein saja mengaku adanya Tuhan dengan ungkapannya ; “God reveals himself into the harmony “.
Sepertinya manusia yang mengenal Allah karena kesepurnaan ciptaanNya justeru akan mengikuti dan mengagumiNya.
Dan orang-orang tersebut pada umumnya para cendekiawan walaupun mungkin belum mengenal dienul Islam secara sempurna…
Pertanyaannya itu saya jawab begini ;
Kesyirikan itu ada ratusan macamnya.
Apabila disebutkan satu persatu maka banyak orang yang tidak suka, merasa terhimpit dadanya.
Sejarah membuktikan berapa banyak Nabi dan para muridnya serta para ulama yang mengikutinya, mereka ada yang dipenjara dan bahkan dibunuh karena mereka mengajak kepada tauhidullah.
Orang semacam filsuf Cicero, John Locke, JJ Rousseau dan Einstein adalah kelompok yang disebut kaum Deis, seperti juga agnostik yaitu kaum yang percaya adanya Tuhan Pencipta Alam, namun tidak berada di dalam alur agama.
Mereka percaya pada Tuhan Pencipta, namun tak setuju hukum Tuhan dijalankan oleh negara.
Kesyirikan manusia dewasa ini di samping mewarisi kesyirikan nenek moyang seperti animism, dinamism dan agama-agama bikinan manusia, juga kesyirikan ideologi-idieologi modern semacam sekularism dengan berbagai sektenya.
Jika semua syirik-syirik ini diungkap di masjid-masjid, maka sebagian jama’ah menjadi kepanasan dan serasa terhimpit dadanya.
Sebabnya demikian tak lain bahwasanya di antara mereka kalau tak terlibat dalam salah satu kesyirikan yang banyak itu, mungkin saudaranya, atau bapaknya atau komunitasnya atau penguasa yang mereka dukung dan mereka bela.
Syirik itu halus, bagaikan getaran semut hitam berjalan di atas batu hitam di tengah malam yang kelam, kata Rasulullahlah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Maka, bila syirik itu diungkap seperti kuman yang diperbesar dengan kaca pembesar lalu di tayangkan ( dijelaskan ) di masjid-masjid niscaya banyak orang yang tidak suka.
Satu contoh :
Nabi Ibrahim ‘alaihisalam tidak duduk di parlemen Namrud.
Nabi Musa ‘alaihisalam juga tidak duduk di parlemen Fir’aun. Padahal Nabi Musa dibesarkan di istana Fir’aun.
Begitu pula Nabi Zakaria, Yahya dan Isa ‘alaihisalam ibnu Maryam tidak duduk di parlemen Herodes ( Boneka Rumawi ).
Nabi Zakaria ‘alaihisalam dibunuh dengan digergaji, Nabi Yahya ‘alaihisalam disembelih dan Nabi Isa ‘alaihisalam akan disalib tapi Allah selamatkan.
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam juga tidak duduk di Dar An Nadwa ( parlemen Quraisiy ) setelah bitsah.
Tapi umat sekarang duduk di parlemen di mana hukum Allah dicampakan.
Itu satu contoh, contoh yang lain banyak lagi, di antaranya ada banyak umat ini ta’ashshub pada kelompoknya dan mengultuskan ustadz dan ulamanya, mengangkat orang kafir menjadi penguasa, mengucapkan selamat natal dan berkasih sayang dengan orang kafir ahli kitab dan kaum liberal yang memerangi Islam.
( Iwan Hasanul Akmal )