Membentuk Karakter Islami Sesuai Ajaran Islam

by

            Pendidikan merupakan salah satu sarana yang vital untuk membangun akhlak sebuah bangsa. Pembangunan akhlak tersebut menjadi sebuah keharusan, karena pendidikan tidak hanya menjadi manusia cerdas, tetapi juga membentuk karakter sebuah bangsa.

Waratapilihan.com, Jakarta— Pendidikan karakter memiliki peran penting dalam pembentukan mental seorang manusia. Ketika seseorang itu mendapatkan pendidikan yang benar, maka perilakunya pun ketika ia sudah dewasa akan menjadi baik. Tetapi sebaliknya apabila terdapat kesalahan pada cara didik seseorang akan mempengaruhi  perilaku dan sikap didalam kehidupan yang dijalaninya.

Seorang pendidik perlu memiliki wawasan yang luas dalam hal ini. Tidaklah mudah menorehkan sebuah pemahaman yang benar terhadap anak didik jika seorang pendidik masih belum memahami arti dari pendidikan yang baik dan benar itu sendiri. Jika pendidik tidak memiliki dasar yang benar, maka apa yang ia tularkan terhadap anak didiknya akan mengalami kesalahan dan melenceng dari tujuan –tujuan utamanya.

Dalam pandangan Islam, pendidikan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjadikan manusia yang tertanam dalam jiwanya nilai – nilai Islam, bukan hanya sebatas pengetahuan, yang pada akhirnya akan menjadikannya manusia yang sekuler. Dengan kata lain, Islam menginginkan bahwa pendidikan merupakan sebagai tujuan untuk menciptakan manusia yang baik.[1]

 

Pendidikan Karakter Islam

Istilah karakter tidak terdapat dalam pemikiran Islam, namun istilah karakter yang lebih luas dari karakter dalam Islam adalah akhlak. Kata akhlak berasal dari kata al-khuluq yang berarti kebiasaan dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah sifat – sifat yang diperintahkan Allah untuk dimiliki seorang muslim dalam berperilaku sehari – hari, baik dalam melaksanakan ibadah, mu’amalah dan lain sebagainya. Seseorang yang melaksanakan aktivitas tersebut dengan benar dikatakan berakhlak baik atau mulia.[2] Maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan akhlak.

Pendidikan karakter sangatlah penting dalam penerapannya terhadap anak didik. Apabila seseorang telah terbentuk karakternya sedari usia dini, maka tidak mudah untuk mengubah karakter seseorang ketika dia sudah dewasa. Pendidikan karakter dapat membangun kepribadian suatu bangsa. Oleh karena itu seorang anak didik perlu mendapatkan pendidikan yang benar sedari usia dini.[3]

Dr. Adian Husaini menyatakan dalam bukunya bahwa pendidikan karakter bukan suatu yang mudah. Pendidikan karakter tidak sama dengan menghafal materi soal dan teknik – teknik menjawabnya. Justru pemdidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik, berlaku jujur, malu bersikap malas dan lain sebagainya. Maka pendidikan karakter perlu dilatih karena pendidikan ini tidak terbentuk secara instan.

Pendidikan karakter menurut Islam dan Barat berbanding terbalik. Didalam Islam pendidikan karakter adalah pendidikan penanaman akhlak dan nilai – nilai yang sesuai dengan moral dan juga agama. Sedangkan, barat menyatakan bahwa pendidikan karakter sudah terlepas dari moral yang dikaitkan dengan agama atau gereja. Sehingga pendidikan karakter menurut barat dan Islam sangatlah bertentangan.[4]

Problema dalam hal pendidikan Islam ini adalah program sekulerisasi. Pemikiran ini mempengaruhi konsep , penafsiran dan makna pendidikan sendiri. Sehingga membuat bahwa pemisahan antara agama dari politik dan nilai yang tidak mutlak justru bertentangan dengan konsep ajaran Islam dan fitrah manusia pada umumnya. Ini menjadi kekeliruan karena bercampur aduknya konsep ilmu yang ditawarkan oleh barat.[5]

Para ulama muslim pun menerapkan pendidikan karakter yang Islami. Mereka tidak menjadikan keuntungan materi sebagai tujuan utama dalam pendidikan dan juga derajat tertinggi keilmuan seseorang hanya bisa dicapai ketika Allah menganugrahkan akal dan akhlak yang baik. Mereka memiliki tujuan akhir dari pendidikan ini adalah menggapai ridha Allah SWT. [6]

Implementasi Pendidikan Karakter di dalam Kehidupan

Metode yang sesuai dengan alam pendidikan Islami menjadi salah satu factor dalam mendidik itu sendiri. Untuk kepentingan pengembangan teori – teori pendidikan Islam, metode dalam pendidikan tidaklah sulit. Metode yang dikembangkan oleh barat dapat saja diambil atau digunakan untuk memperkaya teori tentang metode pendidikan. Tetapi tetap harus melalui penyaringan yang baik dan benar.

Adapun metode – metode dalam proses mendidik adalah pertama, membuat persiapan mengajar. Menentukan tujuan pendidikan setelah berlangsungnya pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan tersebut tidak boleh menyimpang luas dari hal yang sudah ditentukan. Kedua, menentukan entering behavior. Pendidik menentukan kondisi seseorangyang mencakup kondisi umum serta kondisi kesiapan kemampuan belajarnya. Ketiga, menentukan prosedur (langkah – langkah mendidik. Inilah bagian mendidik yang paling penting, paling sulit dan paling rumit. Keberhasilan mendidik banyak sekali ditentukan bagian ini.[7]

Pendidikan karakter memiliki fungsi dasar dalam pengembangan potensi seseorang agar dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Dikutip dari Dr. Zubaedi dalam bukunya Desain Pendidikan Karakter ada beberapa fungsi pendidikan ini, di antaranya pertama, pembentukan dan pengembangan potensi. Ketika seorang anak didik diberi sebuah pengetahuan baru dalam dirinya ia bisa mengembangkan potensi dari pengetahuan tersebut untuk berpikir lebih baik, berhati nurani baik, berperilaku baik dan berbudi luhur. Kedua, fungsi untuk penguatan dan perbaikan. Seorang anak didik dapat memperbaiki dan juga menguatkan peran individu, masyarakat dalam melaksanakan tanggungjawabnya dan berpartisipasi dalam pengembangan potensi tersebut. Ketiga, fungsi penyaring. Ketika seorang anak didik mendapatkan pendidikan karakter, ia akan dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Pendidikan karakter digunakan agar seorang anak didik dapat memilih dan memilah suatu hal yang dianggapnya baik.[8]

Penulis : Syaikhul Kubro

 

[1] Andi Wiratama, Konsep Pendidikan Islam dan Tantangannya Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, At-Ta’dib Vol. 5. No. 1 Shafar 1430, hal. 29.

[2] Dr. Erma Pawitasari, Problema Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Islam, Islamia, Volume. IX, No. 1, 2014, hal. 10

[3] Dr. Adian Husaini, Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab, Jakarta : Cakrawala Publishing, 2010, hal. 24

[4] Hamid Fahmi Zarkasyi, Misykat : Refleksi Tentang Westernisasi, Liberalisasi, dan Islam, Jakarta : INSIST – MIUMI, 2012, hal. 264

[5] Andi Wiratama, Konsep Pendidikan Islam dan Tantangannya Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, At-Ta’dib Vol. 5. No. 1 Shafar 1430, hal. 33

[6] Dr. Erma Pawitasari, Problema Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Islam, Islamia, Volume. IX, No. 1, 2014, hal. 11

[7] Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal. 132.

[8] https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pendidikan-karakter-pengertian-nilai-dan-implementasinya, diakses pada sabtu, 20 Juni 2021, pukul 21.06.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *