Wartapilihan.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan, lembaga surveinya menemukan adanya anomali perilaku pemilih di DKI Jakarta dibandingkan kota-kota besar lain yang menjadi klien lembaga surveinya. “Jika responden ditanya tentang kompetensi calon secara face to face, Ahok masih unggul di angka 53,6%. Tetapi kami juga melihat ketidaksukaan masyarakat Jakarta terhadap Ahok masih tinggi diangka 65,7%,” ujarnya di Dapoer Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3).
Pasca putaran pertama, lembaga surveinya ingin mengetahui posisi elektabilitas terkini dari putaran dua pilgub DKI. Kemudian memahami variabel yang mempengaruhi pilihan politik masyarakat DKI di putaran kedua.
“Ada 2 hal yang perlu kita ingat, yang belum menentukan pilihan ada 14% pada posisi kali ini, ini unggulan-unggulan sementara. Hampir 2 bulan waktu tersedia, perubahan suara sangat mungkin untuk berubah. Kedua, kami menemukan anomali gelombang survei yang sangat besar yaitu yang penting jangan Ahok,” lanjutnya.
Menurutnya, hal yang disuka publik dari Anies ialah faktor minimnya berita negatif tentang Anies, faktor se-agama dan kultur santunnya. “Kami melakukan survei sebelum putaran pertama, berita negatif sebelum pencoblosan paling banyak di pasangan Agus – Silvy, kedua Ahok – Djarot dan ketiga Anies – Sandi. Artinya angka 17% yang tidak disukai masyarakat dari Anies Sandi tidak mengalami kenaikan yang signifikan,” paparnya.
Median dalam surveinya menggunakan teknik Multistage Random Sampling dan proporsional atas populasi Kotamadya dan Gender. Target sampel sebesar 800 responden, dengan margin of error sebesar +/- 3,4% pada tingkat kepercayaan 95%. Quality control dilakukan terhadap 20% warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih.
“Kalau karakter Ahok Djarot lebih kepada faktor kompetensi. Ada 33,2% masyarakat memilih Pak Ahok karena berpengalaman dan kinerjanya terbukti. Ada 3 variabel pemilih Pak Ahok, pertama framing kompetensi di angka 41,2%. Kedua, framing personal 34,5% dan kinerja mesin sebesar 8,8%,” kata dia.
Rico menilai 64% publik Jakarta mereka tidak suka Ahok. Sedangkan tone negatif Anies sandi masih minim, di angka 17,0%. “Jadi orang menyukai kinerja pak Ahok, tetapi gelombang tidak sukanya lebih tinggi dibanding faktor kompetensi,” pungkasnya. |
Reporter : Ahmad Zuhdi