Wartapilihan.com, Jakarta – Peristiwa teror yang Ahad (16/4) menjadi sorotan berbagai pihak. Pasalnya, Tabligh Akbar yang digelar semalam oleh Majelis Shollu ala Nabi sudah ke 19 kali dilakukan dan tidak pernah ada gangguan, intimidasi atau teror. Demikian disampaikan Imam FPI Jakarta Raya, Habib Muchsin Zeid Al Atas dalam konferensi pers-nya di masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan pada Ahad (16/4).
“Sudah 18 bahkan 19 kali kita mengadakan acara di tempat yang sama tetapi belum ada kejadian seperti semalam. Bukan hanya Jakarta, tetapi Indonesia bahkan dunia dikejutkan dengan peristiwa malam tadi,” ujar Habib Muchsin.
Dalam acara Majelis Shollu ala Nabi turut digelar santunan untuk mustadh’afin (orang yang lemah) yang sudah biasa diselenggarakan setiap tahun di daerah Cawang tersebut.
“Kurang lebih ada 500 sembako santunan kepada Mustadh’afin, ini bukan menyangkut pilkada, setiap tahun kita memberikan sembako santunan kepada mustahik yang ada di sekitar sana,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, acara besar yang diselenggarakan tadi malam bertepatan dengan hari lahir Habib Muchsin yaitu 15 April.
“Kenapa acara santunan kemarin sangat besar, karena tanggal 15 April bertepatan dengan ulang tahun saya. Enggak tahu saya kalau ada hadiah bom begini,” lanjutnya.
Berikut kronologis kejadian aksi teror itu :
18.30
Pada saat itu, dari ba’da maghrib Habib Muchsin tidak di lokasi karena harus menjemput Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
“Saat itu saya menjemput Imam Besar FPI Habieb Rizieq Shihab karena kondisi beliau yang kurang fit. Khawatir kalau beliau tidak di jemput, beliau tidak bisa isi acara,” kata Habib Muchsin.
22.15
Sekitar pukul 22.15 Habib Rizieq dan Habib Muchsin berbarengan sampai di tempat acara yang terletak samping Badan Kepegawaian Negara, Cawang, Jakarta Timur.
“Begitu kita sampai, kita disambut dengan kebiasaan palang betawi yang biasa dilakukan. Sekaligus juga pengukuhan penjagaan Jawara terhadap ulama,” jelas Habib Muchsin.
23.00
Habib Rizieq mulai memberikan tausiyah tentang sirah Isra Mi’raj.
“Sekitar jam 11 (23.00), Habib Rizieq memberikan tausiyah. Tausiyahnya berbeda dengan yang sebelumnya, yaitu membahas sejarah Isra Mi’raj, sangat dalam sekali. Beliau menjelaskan sirah Nabi dan tidak boleh ada hal-hal seorang Muslim yang bertentangan dengan peraturan Pemerintah Daerah DKI Jakarta,” imbuhnya.
00.05
Tausiyah Habib Rizieq selesai dan langsung dipimpin doa olehnya, tiba-tiba Habib Muchsin dan beberapa jamaah mendengar suara ledakan. Namun, karena pengeras suara sangat keras, suara ledakan tidak begitu didengar semua jamaah.
“Pukul 00.05 acara selesai, beliau langsung tutup dengan doa. Saya dengar suara ledakan. Memang suara toa yang biasa dipakai Aksi Bela Islam sangat kencang, tetapi saya dengar suara ledakan. Setelah itu kita melihat sebuah mobil terbakar, dan jalan menggelinding di antara jalan yang ke arah Pancoran,” katanya.
Mobil tersebut terbakar, ada 2 mobil bukan 1 mobil. Totalnya 3 mobil. Setelah Habib Rizieq Shihab selesai berdoa, umat diarahkan Laskar FPI agar tidak ada yang mendekat dan motor-motor dijauhkan.
“Ketika kami melihat ada mobil di dekat mobil itu terbakar, saya punya murid anak-anak daerah situ. Kemudian saya perintahkan mobol itu untuk dikejar, diparanin, takutnya di mobil itu ada orang. Belum sempat murid saya ke mobil keluar 3 orang, dari tengah 2 orang, dari depan 1 orang. Logikanya 3 orang ini seharusnya lari ke kerumunan jamaah untuk menyelamatkan diri, tetapi malah lari ke arah Pancoran dan disana sudah ada mobil yang stand by, kemudian dia kabur,” terangnya.
Namun, posisi mobil tersebut memalang jalan, dimana Habib Riziq akan lewat sana arah pulang, karena beresiko tidak ada yang berani lewat akhirnya Habib Muchsin menyuruh Laskar inisiatif ngecek mobil.
“Tanpa peralatan apapun kami memerintahkan Laskar untuk senter kolong-kolong mobil, saya sangat salut sama teman-teman Laskar dengan keberaniannya mengecek mobil tersebut. Akhirnya ditemukan 4 dirigen berisi bensin dan solar sangat penuh,” sambungnya.
Tanpa berfikir lama, Habib Riziq menyuruh teman-teman FPI untuk menghubungi polisi.
“Tanpa berfikir panjang, Habib Riziq menyuruh kami menghubungi pihak kepolisian. Tetapi Tim Gegana baru datang jam 03.00. Padahal saya yakin disana banyak intel yang mengawasi kegiatan kita. Tetapi begitu jam 24.00 polisi mendapatkan informasi ada tawuran di Gg. Budi, depan RS. Budi Asih ada tawuran disitu. Akhirnya polisi diarahkan kesana semua. Jam 00.05 ledakan itu terjadi,” tukasnya.
Setelah itu, Habib Riziq dan teman-teman FPI nunggu di lokasi sampai tiba adzan shubuh.
“Ketika selesai shubuh tim Gegana mengabarkan sudah aman, baru kita tinggalkan. Bayangkan ketika kami meninggalkan lokasi begitu saja. Ada mobil derek yang datang, kemudian kami bilang `Stop` biarkan ini menjadi barang bukti,” tandasnya.
Dari kejadian ini ia berpesan kepada umat Islam jangan terprovokasi dengan peristiwa ini, tetap kondusif menjelang pilkada dan fokus pada pemenangan Gubernur Muslim, Anies Sandi.
Pernyataan Sikap Imam Besar FPI
Terkait dengan peristiwa teror itu, ahad malam (16/4), Habib Rizieq Shihab Imam Besar FPI mengeluarkan sikap resminya, yaitu :
1. Mengutuk peledakan mobil yang diarahkan ke jamaah yang sedang mengikuti tabligh akbar bersama Imam Besar FPI, Habib Riziq Shihab yang di gelar di DPD FPI Jakarta, Cawang, Jakarta Timur.
2. Mendesak POLRI dan TNI untuk segera mengusut tuntas peristiwa tersebut dengan memburu para pelaku, teroris, aktor intelektual dan pengusung modal.
3. Menyarankan kepada umat Islam agar selalu tenang dan tidak terprovokasi sehingga tetap fokos pada pemenangan Gubernur muslim 19 April mendatang.
“Saya himbau kepada seluruh Laskar, Jawara, FPI, ormas yang ada dan umat Islam dimanapun jangan kita ambil tindakan ini semua dan kita serahkan kepada aparat berwajib dan kita tunggu hasil dari penelitian kepolisian. Saya atas nama Imam besar FPI dan Majelis Sollu ala Nabi meminta mohon maaf karena terganggu dengan acara yang semalam,” pungkasnya. |
Reporter: Ahmad Zuhdi