Wartapilihan.com, Ciputat – Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rosarita Niken Widyastuti, menjelaskan, kementeriannya menciptakan aplikasi turnbackhoax.id yang dikembangkan oleh programmer Indonesia untuk bisa menjadi referensi melihat hoax.
“Kami menginginkan masyarakat dapat memperoleh apa informasi itu hoax atau tidak dan mendapat referensi bagaimana hoax diciptakan. Pemerintah mendorong masyarakat memanfaatkan aplikasi tersebut,” ujarnya di Auditorium UIN Syahid Jakarta, Ciputat, Selasa (7/3).
Rosarita merinci beberapa jenis hoax yang dimaksud di antaranya manipulasi artikel berita, manipulasi foto dan keterangannya serta pesan berantai.
“Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal, media yang tidak jelas alamat dan susunan redaksi,” lanjutnya.
Ia menyarankan agar masyarakat dapat memanfaatkan media sosial untuk penyebaran informasi yang baik, pembentukan opini publik, edukasi, sosialisasi, klarifikasi isu, branding: personal, institusional, produk dan program, mobilisasi publik, gerakan sosial, dan membangun komunitas khusus.
“Masyarakat yang dengan sengaja mengirimkan ujaran kebencian (hate speech) di media sosial dan memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, hati-hati, itu dapat dikenakan pidana pasal 34 UU ITE,” katanya.
Terakhir, Kominfo menindaklanjuti proteksi terhadap informasi hoax di antaranya melaksanakan literasi media kepada masyarakat untuk tidak membuat berita hoax, aktif melakukan klarifikasi resmi dan counter issue di berbagai kanal, turut mengkampanyekan dan menggandeng komunitas untuk melawan hoax serta melaporkan materi hoax ke aduankonten@mail.kominfo.go.id atau turnbackhoax.id agar segera mendapat tindak lanjut.
Reporter: Ahmad Zuhdi
