Pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan masih belum terungkap. Ada keterlibatan oknum Polri?
Wartapilihan.com, Jakarta —
Lewat seratus hari sudah, kejahatan penyiraman air keras atas Novel Baswedan belum jua terungkap. Padahal, menurut penyidik utama KPK (Komisi Pembrantasan Korupsi) yang berlatar intelijen kepolisian itu sendiri, pengungkapan kasus ini hanay butuh waktu dalam hitungan minggu. ‘’Saksinya banyak,’’ tandas Novel kepada pers.
Novel disiram cairan zat asam usai shalat subuh pada Selasa, 11 April 2017. Ia sempat dirawat di RS Jakarta Eyes Center, sebelum akhirnya dirujuk ke Singapura.
Kini, dengan mata sebelah kiri nyaris buta dan kanan terganggu, sepupu Anies Baswedan itu masih dirawat di Singapura Generale Hospital.
Pada Senin (24/7), Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dan Koordinator Kontras Haris Azhar, menemui Novel. Mereka berdiskusi banyak hal terkait kasus penyerangan atas Novel.
Melalui rekaman video, Novel Baswedan menyampaikan pesan bahwa kejadian (teror) ini tidak akan mengendurkan semangat rekan-rekannya dalam memberantas korupsi dan kejadian-kejadian lain yang merupakan tanggung jawab lembaga anti rasuah tersebut.
“Begitu juga dengan harapan orang-orang yang menyerang saya untuk meredam dalam pemberantasan korupsi, saya tekankan bahwa perilaku orang tersebut sia-sia, tidak ada gunanya, dan tidak akan bisa sebagaimana yang mereka harapkan. Ini juga sebagai pertimbangan untuk kita semua terutama Pemuda bangsa Indonesia dengan adanya begini kita semakin kuat untuk kepentingan bangsa, negara dan kepentingan orang banyak,” tegas Novel.
Dia pun menandaskan, mudah bagi polisi untuk menuntaskan kasusnya.
“Bukan cuma pelaku lapangan, (menangkap) aktor intelektualnya pun bisa. Tidak sulit. Polisi ini terlatih dan punya pengalaman banyak. Banyak kasus teroris di Indonesia, Anda tahu, ini tidak mudah, tetapi Polri mampu,’’ paparnya.
Kendati demikian, Novel pesimis pelakunya akan ditangkap. ‘’Informasi-informasi yang saya terima, bahwa ada oknum di internal Polri yang terlibat, membuat salah satunya enggak berani mengungkap kasus ini,’’ ungkapnya.
Menurut Koalisi Masyarakat Sipil, penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan, bukan sekedar teror terhadap individu Novel. Lebih daripada itu, agresi tersebut adalah teror terhadap agenda pemberantasan korupsi, dus merupakan ancaman bagi masa depan Indonesia yang bebas dari korupsi.
Maka, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Kontras, ICW, LBH Jakarta, dan Koalisi Masyarakat Sipil lainnya, akan menggelar fakta-fakta temuan mereka tentang kasus ini kepada publik.
Gelar fakta diselenggarakan Rabu (26/7) pukul 11.00 WIB di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya 62 Jakarta Pusat. [Ahmad Zuhdi]