Wartapilihan.com, Jakarta – Wakil Ketua Umum MUI KH. Drs. H. Zainut Tauhid M.Si menilai, tudingan radikalisme dan terorisme berakar dari wahabisme (pemikiran wahabi) yang dinisbatkan kepada Arab Saudi merupakan cara pandang tidak tepat.
“Saya kira tidak ada kaitan antara itu (Wahabi dan terorisme). Karena terorisme berasal dari paham keagamaan yang salah. Saya kira pemamahan yang seperti itu perlu diluruskan,” ujar Zainut Tauhid kepada Warta Pilihan, Kamis (2/3) usai acara pidato Raja Salman di Gedung DPR.
Ia mengakui, bahwa memang ada paham radikalisme yang berasal dari nilai-nilai kelompok Sunni maupun Syiah. Namun menunjuk wahabisme sebagai akar terorisme tentu tidak tepat.
“Saya pikir terorisme berasal dari pemahaman yang salah,” ujarnya.
Menurut Zainut Tauhid, Indonesia dan Saudi bisa bersama-sama mendorong pemahaman Islam Washatiyah dalam kerangka Ahlussunah wal Jamaah. “Saya kira Ahlussunah menjadi mazhab terbesar di dunia,” terangnya.
Selain itu, kata dia, Saudi memiliki kedekatan secara historis dan emosional di benak rakyat Indonesia. Indonesia dalah negara muslim terbesar di dunia, sedangkan Arab Saudi memiliki pengaruh besar di Indonesia. Kedua negara memiliki posisi strategis yang kuat dalam isu Palestina.
“Kedua negara bisa menekan dunia internaisonal terlaot mederkaan negara Palestina.”
Mantan anggota DPR dari Fraksi PPP ini menilai, Indonesia dan Saudi bisa menjadi penyangga keamanan dua kawasan. Pada bidang keagamaan, banyak sekali masalah-masalah yang dihadapai umat Islam Indonesia. Salah satunya adalah kuota haji. “Daftar tunggu haji sudah mencapai waktu yang sangat lama.”
Reporter: Pizaro