Wartapilihan.com, Jakarta – Islam sangat menekankan keadilan dalam bermasyarakat dan bernegara. Keadilan ini dituntut terutama kepada umara atau penguasa. Ketika penguasa zalim dan tidak adil, itulah tanda kehancuran.
Demikian disampaikan KH Prof Didin Hafidhuddin dalam kuliah ba’da Dhuhur di Masjid Al Furqon Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/2) siang.
Kuliah diikuti seratusan orang, termasuk Ketua Umum Dewan Dakwah Moh Siddik MA dan jajaran pengurusnya.
Kyai Didin yang juga Pembina Dewan Dakwah mengatakan, lezaliman dan ketidakadilan penguasa saat ini luar biasa. Misalnya perlakuan terhadap ulama.
“Ulama adalah orang yang sangat dekat dengan Allah dan umat. Ulama adalah pewaris Nabi. Tidak boleh dihinakan,” tandas Didin.
Mantan Ketua Umum Baznas itu mencontohkan ketidakadilan seperti penguasaan property dan sumberdaya oleh asing. Juga impor buruh dari luar negeri, sementara jumlah pengangguran di Tanah Air masih besar.
Mantan rektor Universitas Ibnu Khaldun Bogor itu menambahkan, kehancuran bangsa bukan disebabkan kemiskinan.
“Kemiskinan tidak bisa dihapuskan sama sekali, tapi yang penting rakyat miskin diperlakukan secara adil sehingga mereka ridho dan mendoakan penguasa dan orang kaya,” tuturnya.
Namun demikian, Kyai Didin mendorong agar kaum muslimin menjadi orang kaya yang bertaqwa.
“Kekayaan akan jadi senjata orang beriman dan bertaqwa untuk kejayaan umat.”