Wartapilihan.com – “Keberkahan Allah akan dicurahkan kepadamu dengan apa yang telah kamu persembahkan, dan semoga keberkahan Allah juga tercurahkan pada apa saja yang saat ini masih dalam genggamanmu” (Doa Rasulullah SAW untuk Abdurrahman bin Auf)
Dia salah satu dari delapan orang yang pertama-tama memeluk Islam..
Salah satu dari sepuluh orang yang mendapatkan jaminan surga..
Ia salah satu dari enam sahabat Rasulullah SAW yang ikut serta bermusyawarah untuk memilih khilafah setelah Al-Faruq
Ia juga salah satu dari beberapa orang yang memberikan fatwa di Madinah di saat Rasulullah masih hidup di tengah-tengah kaum muslimin
Namanya di masa jahiliyah dikenal dengan panggilan Abdu Amr, maka ketika ia memeluk agama Islam, Rasulullah memanggilkan dengan panggilan Abdurrahman..
Itulah sesungguhnya Abdurrahman bin Auf..
Abdurrahman bin Auf masuk Islam sebelum Rasulullah SAW memasuki rumah Al-Arqam bin Abi Arqam[1], tepatnya dua hari setelah masuk Islamnya Abu Bakar.
Ia di jalan Allah mengalami penyiksaan dan penganiayaan sebagaimana yang dialami oleh kaum muslimin generasi awal. Namun, ia sabar menghadapinya sebagaimana kaum muslimin sebagaimana kaum muslimin generasi awal juga sabar menghadapinya, ia tetap teguh pendirian sebagaimana kaum muslimin, ia membenarkan risalah Rasulullah SAW sebagaimana kaum Muslimin membenarkannya dan meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah karena memenuhi perintah Allah dan Rasul-Nya.
Ketika Rasulullah SAW telah diizinkan hijrah ke Madinah oleh Allah, maka Abdurrahman bin Auf termasuk dalam kelompok kecil yang hijrah meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah karena memenuhi perintah Allah dan Rasul-Nya.
Dan di saat Rasulullah SAW mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad bin al-Rabi’ al-Anshari.
Maka Sa’ad berkata kepada saudara seiman Abdurrahman bin Auf : “Wahai saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang paling banyak hartanya, aku juga memiliki dua buah kebun dan dua orang istri, coba lihatlah kebun mana yang paling kamu sukai hingga aku persembahkan untukmu dan mana di antara dua istriku yang menarik perhatianmu supaya aku ceraikan dia dan kamu nikahi.”
Maka Abdurrahman bin Auf menjawab pertanyaan saudaranya dari kaum Anshar: “Keberkahan Allah tercurah padamu baik kepada keluargamu dan juga hartamu..
Akan tetapi tunjukkanlah pasar kepadaku..”
Maka saudaranya itu menunjukkan pasar kepadanya, dan Abdurrahman bin Auf mulai melakukan transaksi jual beli, ia membeli barang (kulakan) lalu menjualnya sehingga ia memperoleh keuntungan lalu menyimpannya.
000
Di peristiwa perang Badar, Abdurrahman bin Auf berjihad dengan sebenar-benarnya jihad, hingga mampu membunuh musuh Allah, Umair bin Utsman bin Ka’ab al-Taimi.
Sedang pada peristiwa Perang Uhud, ia tetap teguh memberikan perlawanan dan pembelaan terhadap Islam di saat mengalami goncangan yang dahsyat, dan ia tetap berdiri tegak di saat orang-orang yang mengalami krisis kepercayaan diri lari dari medan perang. Sehingga ketika ia kembali dari peperangan uhud di tubuhnya terdapat dua puluh lebih luka tusukan, sebagian lukanya sangat dalam yang dapat dimasuki oleh jari tangan orang. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jihadnya berupa harta maka jihadnya dengan jiwa raganya tidak sebanding. Sebagai buktinya, ketika Rasulullah SAW hendak mempersiapkan tentaranya, beliau berdiri di tengah-tengah sahabatnya seraya bersabda: “Bersedekahlah, karena sesungguhnya aku akan mengirim utusan.”
Maka Abdurrahman bin Auf bersegera kembali ke rumahnya dan cepat kembali menemui Rasulullah, seraya berkata: “Wahai Rasulullah, aku mempunyai uang senilai empat ribu, dua ribunya aku gadaikan kepada Tuhanku sedang dua ribunya kutinggalkan untuk keluargaku.”
Maka Rasulullah bersabda : “Semoga Allah memberikan keberkahan dengan apa yang telah kamu berikan… dan semoga Allah juga tetap memberikan keberkahan dengan yang kamu sisakan untuk keluarga…”
Abdurrahman bin Auf adalah termasuk sahabat yang diberi kabar gembira untuk masuk surga. Karena itu, beliau semakin meningkat sambutan untuk infaq dan membelanjakan hartanya di jalan Allah. Sehingga infaqnya itu dilakukan dengan tangan kanan atau tanga kirinya baik dilakukan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, sebagai buktinya ia menginfaqan hartanya sebanyak empat puluh ribu dirham berupa perak kemudian diikuti dengan empat puluh ribu dinar berupa emas.
Ia juga memberangkatkan mujahidin di jalan Allah sebanyak lima ratus ekor kuda, berikutnya memberangkatkan mujahidin lainnya sebanyak seribu lima ratus pengendara. Ketika sakaratul maut menghampiri Abdurrahman bin Auf, ia memerdekakan budak dengan jumlah besar, dan mewasiatkan kepada setiap pejuang Perang Badar yang masih hidup untuk diberi santunan dan tunjangan sebanyak empat ratus dinar emas, dan para pejuang perang Badar yang masih hidup saat itu jumlahnya seratus orang, kesemuanya mengambil tunjangan itu secara keseluruhan.
Pada akhir hayatnya jenazah beliau diringi oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Beliau berkata : ”Sungguh kamu telah mendapatkan kebersihannya dan engkau telah mendahului ketinggiannya, semoga kasih sayang Allah tercurah kepadamu.” |
[1] Rumah yang ada di Madinah yang menjadi pusat dakwah Rasulullah untuk menyeru umat ke dalam Islam, rumah itu milik al-Arqam bin Abdi Manaf al-Makhzumi, rumah itu dikenal dengan Dar al-Islam. |
Penulis : Dr Abdurrahman Raf`at Basya (Sirah min Hayaatish Shahabat/Sirah Rasulullah, Pustaka as Sunnah, 2010) | Editor : Nur Eka Oktavia S.