Wartapilihan.com – Ketua Umum Muslimat DDII, Ustadzah Andi Nurul Djannah, hari-hari ini makin sibuk. Selain kemarin wira-wiri melaksanakan Seminar Ketahanan Keluarga, ia juga rutin beraktivitas dalam dakwah dan memberikan pendidikan politik Islam kepada para muslimah.
Alumni dari IAIN Jakarta dan Kulliyah Tarbiyyah lil Banat Riyadh ini punya pengalaman banyak di organisasi, diantaranya : Wanita Al Irsyad, Wanita Islam dan Muslimat Bulan Bintang.
Wartawan Warta Pilihan melakukan wawancara di sela-sela seminar di Gedung Dewan Da`wah Islamiyah Indonesisa kemarin (13/4). Berikut kutipan wawancaranya :
Bu bagaimana tanggapannya pada acara Seminar Nasional kemarin (13/4)?
Kemarin, Kamis tanggal 13 April 2017 bertepatan 16 Rajab 1438 H, kami dari Muslimat Dewan Dakwah mengadakan satu kegiatan yang mengiringi tasyakur Dewan Da’wah yang ke-50 atau setengah abad Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Sebab memang muslimah Dewan Dakwah ini adalah satu bagian yang ada di Dewan Dakwah yang diberikan amanah khusus membahas peran wanita dan dakwah.
Oleh karena itu, dalam rangka tasyakur Dewan Dakwah ini kami ingin mengajak wanita-wanita muslimah lainnya untuk mengadakan satu seminar yang bertema `Membangun Ketahanan Keluarga Menuju Masyarakat Islami` dan kita mengajak juga pada muslimah yang ada di daerah. Termasuk juga pengurus Majelis Taklim yang dibawahi oleh pengurus muslimah dewan dakwah agar terciptanya masyarakat yang Islami dan komprehensif dalam Amal Jama’i.
Apa yang melandasi mengambil tema di atas?
Tema kita yaitu Membangun Ketahanan Keluarga Menuju Masyarakat Islami dengan tiga narasumber yaitu: Tantangan dan Problematika Rumah Tangga di Era Global dan Digital bersama Dra. Hj. Durrah Baraja, SH, M.Hum, Manajemen Keluarga dalam Perspektif Islam bersama Dr. Tati Hartimah dan Peran Keluarga dalam Membangun Generasi Penerus Bangsa bersama Dra. N. Hendarsyah, dan keynote speakernya adalah Kyai Haji Syuhada Bahri.
Tentunya Ini adalah cara kita untuk menunjukkan identitas Muslimat Dewan Dakwah yang ada di tengah-tengah ormas Muslim yang ada. Perlu saya sampaikan bahwa Muslimah Dewan Dakwah itu sudah ada dan eksis dari tahun 1985 waktu Buya Natsir masih ada, tapi dulu namanya masih Muslimah Al Furqon. Nama itu terus bertahan sampai kepada Allah yarham Buya Anwar Haryono menjadikan Muslimah Dewan Dakwah.
Secara organisatoris, bagaimana struktural Muslimah di Dewan Dakwah?
Saat itu tahun 1980-an Muslimah masih menjadi bidang sampai kepada Allah yarham Ustadz Ahmad Muzayyin, setelah berjalan 5 tahun kita menjadi Badan Khusus Dewan Dakwah dan kemarin pada periode 2015-2020 kita mengusulkan untuk menjadi badan otonom.
Terganjal kita tidak bisa menjadi badan otonom karena Dewan Da’wah ini kan kita yayasan, sampai akhirnya kita menjadi suatu badan yang diberikan kewenangan khusus dalam bidang wanita yang konsen di dakwah.
Dinamikanya seperti apa yang muncul?
Iya memang tadinya kita ingin seperti itu, ada pimpinan wilayah, pimpinan daerah, kemudian pimpinan cabang. Namun, pada 2015 kita menjadi badan tersendiri di bawah pembina langsung. Tetapi karena sekarang kita sudah Badan sendiri nanti akan kita urus administrasinya untuk kita mendapatkan SK dari pengurus Dewan Dakwah langsung yaitu dari Ketua Umum bukan lagi dari Pembina.
Hal itu nanti kita masih menunggu SK-nya, tetapi untuk kegiatannya alhamdulillah kita diberikan kebebasan. Maksudnya melaksanakan kegiatan-kegiatan tetapi yang jelas kebijakan-kebijakan kita mengacu kepada khittah. Serta kegiatan-kegiatannya tidak menyalahi kepada kebijakan-kebijakan Dewan Dakwah.
Kegiatan fokus Muslimah terkait apa saja?
Iya tentunya kita memberikan kegiatan-kegiatan penyuluhan kepada umat dengan kegiatan-kegiatan yang bentuknya kajian. Jadi bukan hanya sekedar ngaji tetapi sifatnya mengkaji dan itu nanti akan dibawahi oleh pengurus-pengurus yang bekerjasama dengan instansi-instansi pemerintah.
Kedua kita ada pilot project yang sudah dilaksanakan dari awal dan itu dalam bentuk penyuluhan penyuluhan kepada tempat-tempat yang jarang tersentuh seperti rumah sakit, Rutan atau Lapas kemudian kantong-kantong mustadh’afin.
Bagaimana implementasinya?
Kita membentuk relawan-relawan untuk masuk ke rumah sakit misalnya dan itu memang sudah kita laksanakan lama sejak tahun 1980-an. Jadi tiga program ini atau pilot project yang sudah kita laksanakan dulu sampai sekarang di samping kita mengadakan kegiatan-kegiatan untuk internal Muslimah Dewan Dakwah yaitu kajian satu bulan sekali yang kita laksanakan di aula Masjid Al Furqon.
Siapa saja pesertanya bu?
Biasanya kita mengikutsertakan dalam kegiatan kegiatan kajian kegiatan kegiatan seminar dan ini akan kita teruskan. Kita harus melakukan sebagai subjek dan bisa merekrut orang-orang yang dari luar sebagai bagian dari Muslimah Dewan Dakwah.
Insya Allah dalam tahun ini kita mencoba untuk berada di dalam Badan Organisasi Wanita Muslimah, ini tempatnya di Istiqlal dan dia membawahi seluruh ormas-ormas Islam. Sekarang sudah ada 32 organisasi, insya Allah nanti muslimah Dewan Dakwah yang ke 33.
Bagaimana gambaran tentang Badan Organisasi Islam Wanita?
Organisasi ini khusus Muslimah Indonesia, seperti Aisyiyah, Persistri, Al-Wasliyah dan alhamdulillah kemarin yang menjadi presidium adalah dari Al-Washliyah. Tetapi ada persyaratan persyaratan yang harus kita penuhi salah satunya adalah memiliki representasi di daerah setengah dari semua provinsi, berarti kan 17 perwakilan yang ada di daerah. Namun, Alhamdulillah kita sudah ada 10 dan persyaratan-persyaratan lain sudah kita penuhi.
Sebab yang kita SK kan ini kan baru 10 karena selama ini hirarkinya sebelum tahun 2015 Muslimat DKI misalnya itu berada di bawah Dewan Da’wah DKI Muslimat Banten berada di bawah dewan Da’wah Banten dan sebagainya namun sekarang semuanya berada di bawah SK pengurus Dewan Dakwah atau Ketua Umum.
Alasan memilih tema Membangun Ketahanan Keluarga?
Iya yang jelas landasannya pertama Al Quran dan As Sunnah, di dalam Al Quran itu banyak sekali yang menjelaskan tentang keluarga sekitar 140 ayat.
Kemudian yang kedua ayat tentang waris itu dijelaskan dalam al Quran, shalat saja tidak secara lengkap di dalam al-Quran dan ini akan kita Jelaskan kepada masyarakat dan kita sosialisasikan bahwa tuntutan hidup mereka ada di dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Seperti apa keadaan masyarakat saat ini yang akan menerima sosialisasi tersebut?
Kondisi-kondisi ini sangat menghawatirkan terutama banyak keluarga yang mengalami perceraian, kalau kita lihat statistik yang paling banyak meminta perceraian adalah istri atau `Khulu` yaitu seorang istri meminta cerai kepada suaminya, salah satu sebabnya adalah kondisi materill.
Ketika kami melakukan penelitian apa yang menyebabkan mereka meminta perceraian bukan karena kondisi yang sangat menghawatirkan tetapi tadi itu karena materi. Oleh karena itu kita bertujuan dengan adanya kegiatan ini menciptakan keluarga yang Islami yaitu `baiti jannati`.
Selain itu apa lagi target menuju ke sana bu?
Di samping itu juga kita tidak hanya melihat anak secara biologis tapi juga melihat anak secara ideologis. Ini termasuk tugas kita bersama seperti dalam Quran surat An Nisa ayat 9 di sana dikatakan orang harus merasa khawatir jika meninggalkan generasi selanjutnya yaitu generasi yang lemah.
Jadi kita ingin memberikan kontribusi seperti itu termasuk kepada ormas-ormas yang lain, di samping itu juga konsisten untuk mengerjakan apa yang sudah dilaksanakan oleh Muslimah Dewan Dakwah selama ini.
Apa target acara Seminar Nasional ini?
Tentu yang kita harapkan adalah eksisnya Muslimah Dewan Dakwah tidak hanya di pusat tetapi juga di daerah. Karena dengan demikian justru tugas-tugas yang banyak diemban oleh Dewan Dakwah adalah bidang wanita, kalau misalkan wanita yang menanganinya kan lebih full yah di sana.
Termasuk isme-isme yang kita hadapi yang disebut dengan `Sepilis` (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme) termasuk juga premanisme, jadi walau bagaimanapun juga tetap tugas pokok seorang wanita adalah di rumah. Kita bukan ingin menyaingi bapak-bapak justru kita ingin membantu tugas-tugasnya.
Kekerasan terhadap wanita, pedofilia, penculikan dan lain sebagainya, bagaimana tanggapan ibu?
Iya itu termasuk konsen kita selain pilot project tadi, kita juga mengusulkan penuntasan masalah ini kepada Badan Organisasi Wanita Muslimah karena kita juga secara legalitas belum berada di sana, tetapi kita upayakan untuk mendorong hal itu.
Kemudian kita juga melanjutkan, kalau pilot project ini kan hanya sebagian yaitu mustadhafin, lapas, rutan, dan rumah sakit tetapi kita juga mengadakan bentuk-bentuk dalam kajian seperti seminar. Bahkan beberapa waktu lalu kita mengadakan kerjasama dengan BNN.
Termasuk juga pedofilia, kita mengadakan dengan guru guru yaitu guru-guru SD Madrasah tentang pelatihan dan penyuluhan.
Bagaimana pendidikan politik kepada masyarakat khususnya menghadapi Pilkada Putaran Kedua?
Jelas kita ada dua pasangan calon nanti akan bertanding di pilkada dan yang satunya kan non Muslim, kemudian dia tersangkut sebagai terdakwa dalam kasus penistaan agama, jelas kita tunduk kepada Al Quran dan As Sunnah. Jadi yang kita sosialisasikan adalah pemimpin Muslim.
Mudah-mudahan pasangan Anies Sandi ini bisa memenangkan Pilkada DKI Jakarta dan menjadi gubernur DKI karena yang kita usung ini bukan hanya sekedar pemimpin biasa tapi yang punya kapasitas dan kapabilitas yang diperhitungkan. Dia justru kita yakini bisa memiliki sesuatu yang bisa mengakomodasi kepentingan masyarakat Jakarta.
Harapannya bagaimana bu untuk pemimpin Jakarta ke depan?
Harapannya tentu kita menginginkan pasangan nomor tiga menjadi gubernur. Karena kalau kita berbicara amanah itu kan pribadi dia sebagai gubernur, tetapi juga kewajiban dia sebagai Muslim. Kalau dia menyadari hal itu maka dia melaksanakan kewajiban dia sebagai Muslim terutama akan lebih memihak kepada umat Islam. |
Reporter: Ahmad Zuhdi