Israel Paradoks

by
foto:istimewa

Knesset, Parlemen Israel, telah mengesahkan Undang-Undang yang menegaskan bahwa Israel adalah negara untuk ras Yahudi.

Wartapilihan.com, Jakarta — Anggota DPR RI Komisi 1 Sukamta menegaskan, Israel merupakan bangsa paradoks. Mengaku negara demokratis, tapi jelas-jelas menampakkan diskriminasinya secara sistematis dan legal lewat berbagai Undang-Undang.

“Ini sangat bertentangan dengan Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial yang dikeluarkan 4 Januari 1949,” kata Sukamta di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7).

Bahkan, lanjut dia, tindakan Israel bertentangan dengan hal yang sangat fundamental dari Deklarasi HAM PBB khususnya Artikel ke-2 yang melarang segala bentuk pembedaan berdasar ras dalam sebuah negara.

“Sungguh sebuah paradoks, negara yang rasis seperti Israel memiliki status keanggotaan PBB. Saya menyerukan agar status keanggotaan Israel tersebut diturunkan, bila perlu dihapus dan dikeluarkan dari PBB. Sebab paradoksal Israel ini jadi contoh buruk bagi penegakan demokrasi dan keadilan di seluruh dunia,” tegasnya.

Ketua DPP PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) ini menjelaskan bahwa Undang-undang Israel terbaru ini bisa jadi semacam Undang-Undang payung sekaligus sebagai pelengkap bagi beberapa Undang-Undang rasis diskriminatif yang sudah diterapkan sebelumnya.

“Israel pasti sudah punya roadmap negara, dan salah satunya dengan dibuatkan Undang-undang yang rasis dan diskriminatif seperti ini,” kata Sukamta.

Ia menuturkan, sikap Israel dari hari ke hari semakin menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Bangsa dan negara Indonesia harus tetap konsisten melawan sikap Israel yang menjajah, semena-mena dan rasis seperti ini.

“Tak ada untungnya menghadiri pertemuan dengan petinggi Israel dengan alasan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, karena toh sikap Israel menambah kepongahan mereka. Israel tak bisa diajak bicara, karena antara kata dan perbuatan paradoks,” tegas wakil rakyat dari Yogyakarta ini.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *